Saturday, January 26, 2013

Jogja, I'll Be Missing You

5 November 2012. Malam itu kira" pukul 23.00 WIB aku dan kakak ku tiba di Stasiun Tugu Jogjakarta. Kereta kami terlambat, seharusnya kami tiba di Jogja jam 10 malam. Entah apa yang terjadi. Well, kami udah di tunggu oleh 3 orang temanku, Ridho, Taufiq dan Eka. Sesampainya di Stasiun Tugu, aku langsung mengabari Ridho. "bang, za udah nyampe nih di tugu", "oh ya udah, kami udah ditugu kok, tunggu disitu yah". Menunggu di depan Stasiun, tak lama muncul la ketiga pemuda ini hahaha. Pertama kali kenal dengan bang Taufiq itu Agustus 2011. Waktu itu aku sedang jalan-jalan ke Jogja, dan aku di undang untuk ikut buka puasa bersama dengan anak BPC Jogja. Kalau tak salah, waktu itu kami buka puasa bersama di Pondok Cabe. Dan disitulah aku bertemu dengannya. Si Tampan bermata sendu. Sedangkan Ridho dan Eka aku kenal dari Kaskus.


Bukber di Pondok Cabe, Jogjakarta
7 Agustus 2011


Oke cukup flash backnya. Dari Stasiun, kami menuju ke angkringan di samping Stasiun Tugu, sembari mencoba Kopi Joss yang tahun lalu aku tak sempat rasakan. Kopi pake arang. Mmmm aneh memang haha. Suasana Jogja malam itu, sungguh berbeda, berbeda dengan suasana di kota-kota lain. Entah kenapa. Yang jelas, berada di Jogja membuatku merasa nyaman. Melihat kesekitar angkringan, banyak muda mudi yang duduk di trotoar sambil main kartu, pengamen jalanan yang mulai bernyanyi menghempaskan kesunyian malam, ya inilah Jogja, istimewa.


Duduk di angkringan sambil ngobrol kecil bersama ketiga pemuda ini, selalu membuahkan canda dan tawa. "Rencana mau kemana aja za?" tanya salah seorang pemuda itu, yang sebenernya aku lupa siapa yang nanya sih :p . "enggak tau nih, belom ada rencana". "yoda besok lusa kita ke Gunung Api Purba aja, ntar kami jemput". "oh boleh boleh" . Begitulah percakapan singkat kami.


Tak lama duduk di angkringan, aku mengajak mereka semua untuk menemui salah seorang teman lama ku. Alon, teman yang sudah ku kenal sejak kelas 3 SMA. Sekarang dia sudah bekerja, kalau tidak salah di Kedai 24. Kami semua berangkat kesana. Aku dibonceng bang Taufiq, sedang kakak ku di bonceng teman nya yang saat itu juga datang ke Stasiun Tugu. Kira" 15 menit, sampailah kami di Kedai 24 itu, tempat kerjanya si Alon. Ah rindu sekali aku dengannya. Sayang, saat itu Alon sedang sibuk bekerja, dia hanya punya waktu sebentar untuk nyamperin aku, dan aku kenalkan dia dengan kakak dan teman"ku. Waktu yang kurang tepat sepertinya untuk menemuinya. Tak terasa sudah pukul 1 dini hari, aku memutuskan untuk beristirahat di kostnya bang Syukron. Katanya, bang Syukron sedang mendapatkan beasiswa di Jakarta, jadi kamar kostnya kosong untuk sementara waktu, dan siapa saja boleh menumpang dikamarnya. Diantarlah aku dan kakak ku menuju kostan nya bang Syukron di daerah Pasar Klitikan, Pakuncen. Sebelumnya aku belum pernah datang ke daerah ini. Aku pikir daerah ini jauh dari pusat kota. Ternyata tidak. Sesampainya di kost bang Syukron, aku dan kakak ku langsung beristirahat. Merebahkan badan sejenak, lalu mandi, dan kemudian lanjut tidur.


Sekarang tanggal 6 November 2012. Bangun pagi dengan perut keroncongan. "Duh, mau makan apa kita nih kak, gak ada apa2. orang jualan juga gak ada". Eh Alhamdulilah banget, gak lama ada ibu" tukang bubur lewat, beli bubur sum sum nya 1. Terus bingung mau makan nya pake apaan. hahahaha. Mau pinjem mangkok ama penghuni kamar sebelah segen >,< . Jadi di sedot" aja itu bubur dari plastiknya, ujung nya di bolongin. Abis sarapan buruan mandi dan siap" untuk pergi jalan. Tujuan utama ke Malioborro. Udah siap"an langsung jalan keluar dari gang kecil ini. Nyampe di simpang Pasar Klitikan, katanya deket sini ada shelter transjogja, tapi mana ya, kok gak keliatan. Dari pada bingung, mending jalan kaki aja deh, mengandalkan GPS. Jadi dari Pasar Klitikan ini aku dan kakak ku jalan kaki menuju Malioborro. Cuacanya kala itu lumayan panas. Berasa bener" jadi turis kemana-mana jalan kaki, hahahaha. Kira" jalan 20 menit, akhirnya sampe juga di Malioborro. Siang ini Malioborro gak terlalu ramai seperti biasanya. Aku dan kakak ku berjalan menyusuri lorong demi lorong di Malioborro, sembari kakak ku mencari oleh untuk teman"nya di Medan. Capek jalan", perut juga udah keroncongan, kami singgah ke Mall Malioborro. Makan siang disalah satu Restoran disana. Enggak terasa, ternyata udah mulai senja. Kami duduk di Nol Kilometer Yogyakarta. Menikmati suasana malam kota Jogja yang nyaman. Melihat pedagang yang menjajakan barang dangangannya, melihat pengamen yang sedang bernyanyi, dan melihat hiruk pikuknya Benteng malam ini. Kira" pukul 19.30, aku janjian dengan seorang temanku Ian (Aktivis Regional Kalbar) di Warung SS Babarsari. Kebetulan aku udah lama banget gak makan di SS. Udah ngiler ama pedas sambalnya yang bikin mata kriyep", hahaha. Setengah jam perjalanan, nyampe juga di SS, dan Ian udah nunggu disana.


Liza & Ian
Warung SS Babarsari, Jogjakarta


Langsung aja pesen makanannya, ih kecewa. Sambel disini sama sekali gak ada pedes"nya, beda sama yang pernah aku makan di SS Bintaro, itu asli pedesnya bikin mau nangis. Kalo ini, sama sekali gak berasa. Sampe mikir, apa karena ini di Jogja ya, jadi disesuaikan ama lidah orang sini, yang doyan manis", hhmmm. Kelar makan, langsung balik ke kostan untuk istirahat. Besok rencananya mau ke GAP (Gunung Api Purba).


7 November 2012. Hari ini aku diajak ketiga pria lucu ini ke GAP. Pagi ini, kakak ku sudah pamitan untuk pergi duluan dengan temannya ke Kaliurang. Jadi aku ditinggal sendirian di kost. Tiduran dikamar sembari nunggu anak" dateng ngejemput. Agak lama kayaknya, sampe aku rasanya ngantuk banget hahaha. Sayup" kudengar, sepertinya ada yang memanggil namaku, Lizaaaa. Tapi aku pikir aku cuma salah dengar, aku kembali melanjutkan aktivitasku didalam kamar. Kudengar dari dalam kamar, seperti ada orang yang bercakap"di ruang tamu, tapi aku berpikir, ah itu mungkin anak kost yang disebelah kamar bang Syukron. Tapi ternyata aku salah. Ternyata Ridho udah nyampe dari tadi, ternyata aku gak salah dengar tadi. Karena udah agak siang dan aku juga laper, Ridho ngajak aku makan di warung dekat kostan nya bang Syu. Makan siang disana sembari menunggu Eka dan Si Tampan datang. Makan diwarung sambil ngobrol" ama Ridho. Sekitaran jam 1an kalo gak salah, Eka dan bang Taufiq udah nyampe di kostan, aku ama Ridho juga bergegas balik ke kostan. Nyampe kostan, aku ngeliat bang Taufiq asik tiduran dikamar. "Bah, gawat kali ni, didalam kamar ada jemuran sempak sama beha, hahaha", umpatku dalam hati. "Wah za, ada pemandangan indah ni (sambil noleh ke arah jemuran sempak & beha)" sapa bang Taufiq, dan sontak aku tertawa malu hahaha. Sekitar jam 2, kami berangkat menuju ke GAP.


Kali ini aku dibonceng sama Ridho. Mmmm, sepanjang perjalanan, kami cuma diem"an. Mau ngajak ngobrol, tapi gak tau mau ngobrol apa, lagian aku kalo sama orang yang gak terlalu dekat, sedikit gak banyak omong, cendrung jadi lebih pendiam. Jadi selama perjalanan dari kost ke GAP, berapa kali ngomong ama Ridho itu bisa di hitung >,< . Udah nyampe di kawasan Gunung Kidul nih, udaranya juga udah mulai terasa sejuk. Sebelum ngelanjutin perjalanan ke GAP, kami singgah di minimarket untuk membeli logistik, kami tidak menginap di GAP, cuma mau masak" cantik aja di puncaknya. Setelah kelar belanja logistik, kami melanjutkan perjalanan, kira" setengah jam berjalan, akhirnya sampai juga di kawasan GAP. GAP atau Gunung Nglanggeran terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta. Gunung ini memiliki ketinggian 700 mdpl dengan suhu udara rata-rata 23-27 derajat celsius. Sebelum naik ke GAP, kami singgah dulu di rumah Bapak Tampan. Panggilan Bapak Tampan ini juga sudah sering aku dengar dari cerita teman" BPC. Kalau tidak salah, dipanggil Bapak Tampan karena mereka awalnya gak tau siapa nama asli si Bapak. Jadi, dipanggil lah Bapak Tampan. Ketika kami sampai di rumah Bapak Tampan, ternyata si Bapak belum pulang dari ladang, jadi kami duduk sejenak sambil menunggu Bapak Tampan pulang. Gak lama akhirnya si Bapak nongol juga, kenalan dulu sama si Bapak, terus ngobrol" bentar. Kira" udah jam 3an gitu, kami memutuskan untuk berangkat naik ke GAP. Cuaca kelihatannya mendung, semoga gak hujan. Sekitar puluhan juta tahun lalu, GAP ini pernah aktif. Saat ini, Gunung Nglanggeran hanya tinggal deretan gunung batu raksasa dengan pemandangan yang eksotik.


Emang sih cuma sekitar 700 mdpl, tapi karena jalanannya yang cukup menanjak, bikin aku ngos"an juga. "Kenapa za, kok mukanya cemberut?", tanya bang Taufiq. "Mmm gpp kok bang", jawabku singkat. Padahal, saat itu aku sedang merasakan penyakitku kalau sedang naik gunung bakal kumat, yaitu muntah-muntah, makanya muka aku cemberut yang sebenarnya lagi menahan angin yang ada didalam perutku, supaya gak keluar dan menyebabkan aku muntah, malu ah udah gede masi suka muntah kalo naik gunung, hahaha. Setapak demi setapak jalan kami lalui, baru kali ini aku naik gunung yang seperti ini. Ketika sedang mendaki, aku nemuin medan yang hhmmm, entah bagaimana cara menjelaskannya. Jadi, aku harus lewat diantara dua buah batu yang besar, jalan diantara kedua batu itu sangat sempit. Sempit dan menanjak. Belum pernah sebelumnya aku menemukan medan yang seperti ini. Tak sampai 1 jam, ternyata kami sudah sampai di puncak GAP. Waw, senang sekali rasanya. Gunung ini memiliki dua puncak, yaitu puncak barat dan puncak timur. Di tengah gunung, kita bisa melihat kaldera. Pemandangan dari puncak GAP sangat indah, terlihat hamparan awan, jajaran gunung baru, perkampungan warga, serta hijaunya sawah. Sesampainya diatas, ketiga pemuda ini mulai berusaha menyalakan api untuk membuat kopi. Hembusan anginnya cukup kencang dipuncak, membuat mereka kesulitan untuk menyalakan api, tapi mereka terus mencoba, dan akhirnya nyala juga apinya, haha, salut untuk kegigihan mereka ini. Air sudah panas, langsung diseduh kopinya. Minum Kopi sambil ngemil sosis so ni*e ditemani dengan udara yang sejuk dan pemandangan alam yang indah dari atas sini, sungguh nikmat rasanya. Iyaaa, inilah nikmatnya kalau sedang berada di puncak gunung, setelah lelah mendaki, semua rasa lelah itu akan terbayar lunas dengan indahnya pemandangan dari atas puncak.


Sekitar jam 5an, kelar menikmati indahnya pemandangan diatas sini, kami mau beranjak dari puncak, mencari tempat yang lebih aman untuk masak". Sebelum turun, Ridho ngajak untuk naik ke puncak yang satunya lagi, ternyata angin diatas sini jauh lebih kencang dan dingin, karena sudah hampir petang juga, cuaca nya jadi lebih dingin. Sempat ditawari untuk berfoto" sama Ridho, dan akhirnya beberapa kali Ridho mengambil fotoku. Tapi sayang, sampai detik ini, foto"nya gak di upload", hahaha, aku penasaran dengan hasilnya, dan juga itu sebenernya menjadi satu"nya kenang"an yang aku punya selama mendaki di GAP.  Udah puas di puncak yang satu lagi, kami turun menyusul bang Taufiq dan Eka yang udah turun duluan. Akhrinya nyampe juga di lapak yang cocok untuk masak". Mereka semua terlihat sibuk mencari kayu untuk bikin api unggun, aku juga ikut membantu mencari kayu. Lalu, mereka menyulap mantel hujan menjadi tenda jadi"an. hahaha. Karena takut sore itu akan turun hujan. Tenda jadi"an sudah jadi, kayu sudah terkumpul semua, mulai lah pasang api unggun dan memasak. Tukang masaknya kali ini Eka dan Ridho, sementara bang Taufiq sedang asyik tiduran. Lucu melihat dua laki" ini masak, apalagi ketika sedang asyik goreng sosis so ni*e, tiba" sosis nya meledak, karena kaget mereka refleks menjauh dari penggorengan, hahahaha. lucu. Kami semua tertawa melihat kejadian yang baru saja terjadi. Ini sosis kenapa bisa meledak gini, serem, wakakakakaka. Udah semakin malem, sekarang sekitar jam 7 malam, kita siap" untuk turun. Dan jam 8 kurang, kita udah sampe di bawah, di rumah nya Bapak Tampan. Bapak Tampan langsung membawakan kami bubuk teh, air panas dan gula. Terlihat muka ketiga pemuda ini kelihatan lelah. Aku buatkan teh untuk mereka. Eka dan Ridho, sibuk dengan BB nya masing". Sedangkan bang Taufiq dia sedang tertidur di kursi. Aku hanya duduk diam sembari menyodorkan teh ke mereka. Tak banyak pembicaraan yang terjadi. Yang kudengar hanya mereka berencana untuk karaoke selepas dari GAP ini. Dalam hati, "wih, asik nih, turun gunung langsung karaoke, hahaha". Sekitar jam 9an kami pamitan ke Bapak Tampan, kami mau balik ke Jogja. Mmmmm... udaranya dingin banget, ditambah lagi Ridho bawa motornya kenceng banget, serem. Perjalanan pulang terasa lebih cepat, jam 10an kami sudah sampai di Ankringan KR (Kedaulatan Rakyat). Angkringan yang fenomenal menurutku, dari ujung ke ujung penuh semua dengan muda mudi, dan kata Ian temanku, di angkringan ini isinya anak Kaskus semua. Waw, hebat sekali. Nyampe di Ankringan KR aku ketemu lagi sama Ian, dan tanpa sadar aku terpisah dari Eka, Ridho dan bang Taufiq. Sepertinya mereka pergi menemui anak" BPC Jogja yang saat itu juga ada di angkringan KR. Aku asik ketemu dan kenalan dengan anak" Kaskus Regional Yogyakarta, yang sebagian besar aku sudah kenal di dunia maya, namun belum pernah bertemu sebelumnya. Aku kenalan dengan musvida, mr jack (SP Enthusiast), gie, chaossan, septiyadi (Aktivis Reg, Yogyakarta), dll. Senang ketemu sama mereka semua, anaknya asyik" dan gak sombong, walau baru pertama kali ketemu, tapi suasananya begitu hangat, gak kaku. Aku mencoba mencicipi menu yang ada di angkringan ini, nasi sambal mercon dan susu tape. Ya yang namanya nasi kucing cuma sebungkus, emang gak bikin kenyang, hahaha. Susu tape nya ini yang unik, rasanya juga enak, belom ada di Medan kayaknya.


Kelar guyub di Angkringan KR, aku dan 3 pemuda ini langsung menuju ke happy pup*y. Salah satu tempat karaoke yang ada di Jogja. Ketika sudah sampai di sana, mereka bertiga sibuk nyimpan pisau yang mereka bawa kedalam jok motor. Eh, pisau ini dibawa karena tadi kita ke GAP, bukan untuk hal yang aneh" :p . Eka sedang sibuk check in, sementara aku, bang Taufiq, dan Ridho duduk di sofa dekat meja check in. Tak lama, kami langsung masuk ke room yang sudah kami pesan. Langsung aja Ridho milih" lagu dan langsung nyanyi. Hahahaha, lucu juga liat tingkah dia ini, aku lupa pertama kali dia nyanyi apa, yang jelas, dia nyanyi sambil jingkrak" waktu itu. Dilanjut bang Taufiq, mmm ternyata suaranya bang Taufiq lumayan juga, hahaha. Eka kelihatannya malu". Malu" atau apa yah, tapi dia lebih banyak diam waktu itu, hanya sesekali membantu Ridho bernyanyi, selebihnya dia hanya melihat kami asyik bernyanyi. Dan aku ingat, lagu pertama yang kunyanyikan waktu itu I Won't Give Up nya Jason Mraz. Hahahahaha, asli suaraku ancur banget nyanyiin lagu itu, fales abis, mana teks nya telat jalannya, bikin malu aja hahahaha.


8 November 2012. Sekitar jam 1.00 malam, kami kelar karaokean. Aku pikir kami akan balik ke kostan masing", eh ternyata tidak. Semenjak turun dari GAP kami belom ada makan berat. Ya jujur sih aku juga ngerasa laper waktu itu. Selooow di boncengan, ternyata kami berhenti di K*C, di jalan Sudirman kalo nggak salah. Mmmm, baru teringat, kalo makan disini pasti mahal, tapi mereka bilang, "awal bulan kan? masih banyak duit donk? hahahaha". Bingung mau pesen apaan, paket gocengan nya udah abis semua -____-" . Jadi aku cuma pesen cemilan doank, nggak makan nasi, eh dibayaran bang Taufiq, asyiiiiiik, bisa hemat jadinya, hahahahaha. Makan bareng sambil ngobrol", aku iseng nanya ke Eka dan Ridho tentang gimana skripsi mereka sekarang, kayaknya bukan topik yang asyik untuk dibahas, hahaha. Kelar makan, sekitaran jam 2, udah gak ada tujuan kemana-mana lagi, aku dianterin Ridho pulang ke kostan bang Syukron. Gak gitu inget jam berapa sampai ke kostan, kalau gak salah jam 2.30 kayaknya. Begitu nyampe kost bang Syukron, Ridho langsung pamitan mau balik kerumah juga. 


Hari ini, hari terakhirku di Jogja. Masih kangen sama Jogja, masih kangen juga sama Alon sahabatku yang sekarang sudah mulai sibuk bekerja. Tapi aku harus melanjutkan perjalananku. Tujuan selanjutnya adalah ke Kota Bandung. Siang ini aku dan kakak ku berencana ke Malioborro lagi. Sambil menemaniku mencari titipan si Melda, temanku di Medan. Kelar mencari oleh" untuk keluarga dan titipan si Melda, aku langsung balik ke kostan. Mulai packing" karena jam 10 malam nanti aku akan berangkat ke Bandung dari Stasiun Tugu menuju ke Stasiun Kiara Condong. Malam ini aku tak berjumpa lagi dengan Eka, Ridho dan bang Taufiq, agak sedih sih rasanya. Ya sepertinya mereka punya kesibukan masing", sebenarnya aku ingin menyamapaikan rasa terima kasihku  kepada mereka secara langsung. Tapi aku cuma bisa bilang terima kasih lewat sms. Aku sms Ridho "Bang, makasih ya untuk jalan2nya selama di Jogja", tak lama sms ku di balas, "Sama2 za, makasih juga oleh2nya ya". Begitulah kurang lebih percakapan singkat kami di sms. Aku coba sms bang Taufiq tapi gak bisa, sepertinya dia sudah mengganti nomer hp nya. Hmmmm, ya udah aku sms lagi Ridho, "Bang, salam juga ya sama bang Eka dan bang Taufiq, makasih atas semuanya", "Oke za", balas Ridho. Kira" pukul 9 malam, aku dan kakak ku sudah tiba di Stasiun Tugu, aku diantar oleh Ian, dan kakak ku diantar oleh seorang temannya. Tak banyak yang kulakukan, hanya duduk dan sedikit bersenda gurau dengan Ian, yang memang juga memiliki selera humor yang tinggi, hahaha. Sayup" terdengar suara kereta yang akan kami naiki sudah tiba, dan kini tiba saatnya aku meninggalkan Kota Jogja, Kota seribu kenangan, Kota yang selalu membuatku rindu untuk kembali lagi kesana. Aaahhhh, tak habis kata untuk mengungkapkan betapa istimewanya Kota ini.


Jogja, i'll be missing you...



(Next chapter, Antara Bandung, Jakarta, Tangerang dan Depok)

2 comments: