Dermaga Pantai Iboih
28 Desember 2011, aku dan teman" ku bang Oki, bang Danan, Mamat, Jalo, dan kak Ria tiba di Banda Aceh. Kami baru saja tiba dari Takengon. Setelah perjalanan panjang selama 8 jam kalau tidak salah. Kami akan menghabiskan malam pergantian tahun di Kota Sabang, Pulau Weh. Pagi itu, kami langsung menuju ke Pelabuhan Ulee Lheue untuk bersiap siap menyebrang ke Pulau Weh. Kami memilih untuk menyebrang dengan kapal lambat. Harga tiketnya pun tak mahal, hanya Rp.18.000,- per orang, dengan lama perjalanan 2 jam. Tiba waktunya bagi kami untuk berangkat. Kami lebih memilih untuk duduk di teras kapal dibandingkan duduk didalam. Dikarenakan waktu itu adalah peak season, jadi banyak sekali orang-orang yang hendak pergi ke Sabang. Isi kapal pun penuh sesak didalam. Jadi kami duduk diluar sambil menikmati pemandangan yang ada di tengah laut, serta melihat gugusan pulau-pulau yang ada disana.
Diatas kapal menuju Pelabuhan Balohan
2 jam berlalu, kami sampai juga di Pelabuhan Balohan. Kami langsung mencari travel yang dapat membawa kami ke tempat penginapan yang sudah kami pesan sebelumnya. Dari Pelabuhan Balohan ke Pantai Iboih, kami harus membayar sebesar Rp.50.000 per orang. Cukup mahal. Tapi ya sudah, yang penting kami bisa cepat sampai disana. Ketika sudah hampir mendekati Pantai Iboih, dari atas bukit terlihat laut yang sangat indah, air yang hijau kebiru-biruan, membuat diri ini ingin segera cepat" nyebur kedalamnya. Kira" 1 jam perjalanan, akhirnya kami sampai juga di hotel tempat kami menginap. Hotel ini tidak memiliki nama, letaknya hanya kelang 1 rumah dari masjid yang ada di Iboih, atau sebelum dermaga Iboih. Untuk 1 malamnya, kami harus membayar sebesar Rp.150.000/kamar. Faslitias yang kami dapat pun tak banyak, 1 bed ukuran 6 kaki, 1 fan, dan kamar mandi di luar. Tak terasa, senja sudah hampir tiba. Aku, Mamat, bang Danan dan Jalo ingin berjalan" sebentar, kami ingin melihat sunset di Kilometer Nol Indonesia :D . Senang sekali rasanya bisa berada di ujung barat Indonesia. Tak jauh dari Pantai Iboih, kira" 30 menit berjalan dengan menggunakan sepeda motor, kami sampai juga di KM Nol Indonesia. Dan WOW... Pemandangan dari atas sini sangat menakjubkan. Disini aku bisa melihat laut yang sangat luas, dengan deburan ombaknya yang cantik, sangat memanjakan mata. Disini banyak monyet yang berkeliaran, jumlah pastinya aku tidak tahu, yang jelas banyak sekali. Selain monyet juga ada babi hutan, yang konon katanya babi itu adalah peliharaan penjaga kawasan KM Nol Indonesia. Selesai menikmati sunset di KM Nol Indonesia, kami kembali lagi ke hotel untuk beristirahat.
Sunset di Kilometer Nol Indonesia
29 Desember 2011, hari kedua di Pulau Weh. Hari ini kami semua akan pergi snorkling di Pantai Iboih dan Pulau Rubiah. Pagi itu kira" jam 10 pagi, kami semua snorkling di sekitaran Pantai Iboih. Sangat menyenangkan. Taman bawah laut di Pantai Iboih ini sangat indah. Banyak beraneka macam ikan yang cantik dan berwarna warni berkejar"an, terumbu karang dengan aneka bentuk, dan mawar laut yang masih tumbuh di atas terumbu karang. Dan pertama kali bagiku, aku bisa melihat dan menyentuh bintang laut :D . So exited.
Snorkling di Pantai Iboih
Sekitar jam 12 siang, kami semua hendak snorkling di Pulau Rubiah, tak jauh dari Pantai Iboih. Untuk dapat sampai ke Pulau Rubiah, kami menyewa 1 speed boat dengan harga Rp.150.000.- Selain itu, aku juga menyewa perlengkapan snorkling. Dengan Rp.45.000,- aku sudah dapat life jacket, snorkle, dan fin. Tak memerlukan waktu yang lama, sekitar 15 menit menyebrang, kami sudah sampai di dermaga Pulau Rubiah. Dan tanpa harus membuang waktu, kami langsung snorkling di Pulau Rubiah.
Bawah laut Pulau Rubiah
Puas snorkling di sekitar dermaga Pulau Rubiah, kami segera beranjak ke dalam Pulau Rubiah. Di pulau ini, masih ditumbuhi pepohonan yang cukup lebat. Akar" pohon yang besar, serta dahan" pohon yang besar bergelantungan sampai ke tanah. Pulau yang eksotis. Kami berjalan tak tau arah, hanya mengikuti jalan setapak yang ada. Dan tanpa sengaja kami sampai disatu tempat. Ditempat ini ada sebuah pantai, ya pantai ini tidak bisa dipakai untuk snorkling, karena ombak disini cukup besar. Kalau nekad untuk snorkling, kami takut akan terbawa ombak >,< .
Pantai di Pulau Rubiah
Disini kami hanya bisa bermain air di tepi pantai, sambil menikmati panorama yang ada. Kami menghabiskan banyak waktu disini, tak bosan"nya kami bermain-main disini. Kami bisa berjalan diatas bukit-bukit batu yang ada di pinggiran pantai, duduk bersantai meliat laut lepas dari atasnya, sungguh membut pikiran dan hati menjadi tenang. Sungguh indah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Tanpa terasa, hari sudah mulai sore dan mendung. Kami bergegas kembali ke dermaga Pulau Rubiah untuk menunggu speed boat yang kami sewa menjemput. Sembari menunggu, kami mencuri-curi waktu untuk kembali snorkling. Tidak ada rasa bosan untuk memandangi taman bawah laut di Pulau Rubiah ini. Tak lama kemudian, datanglah speed boat kami, dan kami bergegas untuk kembali ke hotel di Pantai Iboih.
Bukit bebatuan Pulau Rubiah
nyantai dulu :p
Tanpa terasa, hari sudah mulai sore dan mendung. Kami bergegas kembali ke dermaga Pulau Rubiah untuk menunggu speed boat yang kami sewa menjemput. Sembari menunggu, kami mencuri-curi waktu untuk kembali snorkling. Tidak ada rasa bosan untuk memandangi taman bawah laut di Pulau Rubiah ini. Tak lama kemudian, datanglah speed boat kami, dan kami bergegas untuk kembali ke hotel di Pantai Iboih.
Hari sudah malam, kami tak ada rencana kemana-mana. Hanya menghabiskan waktu di hotel sambil melihat ke pantai dari balkon kamar hotel. Lapar juga. Menu selama menginap di hotel kami buat sendiri. Dari Medan, kami sudah membawa Nesting, Kompor, dan perlengkapan perang lainnya. Malam ini seperti biasa, kami masak telur dan indomi. Menu sehari-hari selama menginap di Pantai Iboih. Harga makanan disini cukup mahal. Karena penghematan, jadi kami masak sendiri aja :D . Malam ini kami akan check out dari hotel. Kami akan menginap di penginapan lain di daerah Kota Sabang. Ya sekitar jam 8 atau jam 9 malam, kami check out, dan berangkat menuju Kota Sabang. Kami sudah mendapatkan informasi bahwa ada penginapan yang masih kosong kamarnya. Aku lupa nama penginapannya. Yang jelas, letaknya persis di depan Gedung Kesenian Kota Sabang. Penginapan disini cukup murah. Per malamnya kami cukup membayar sebesar Rp.60.000,-. Fasilitas yang didapat, 2 bed, 1 fan (walau angin nya kaga terasa), dan kamar mandi diluar -,- . Dan malam ini kami habiskan untuk beristirahat dikamar.
30 Desember 2011. Hari ini kami berencana untuk jalan" ke Pantai Gapang dan Pantai Anoi Itam. Di Anoi Itam, terdapat Benteng Jepang. Benteng yang dahulu dibuat oleh orang" Jepang yang menduduki Pulau Weh. Salah satu peninggalan sejarah. Di Pantai Gapang, kami hanya melihat beberapa orang yang memancing disini. Pantainya indah, seperti pantai di Iboih, tak jauh berbeda. Namun, untuk masuk ke Pantai Gapang, di pungut biaya retribusi. Aku lupa berapa besar uang yang harus kami keluarkan. Kalau tak salah Rp.5000,- . Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Anoi Itam. Sesaat tiba di Pantai Anoi Itam, perasaanku biasa-biasa saja. aku tak terkesan dengan pemandangan di pinggir Pantai Anoi Itam. Namun, hal itu berubah ketika aku naik ke atas Benteng Jepang. Pemandangan dari atas sini sangat LUAR BIASAAAAAA. Benar-benar indah. Entah bagaimana aku harus mengungkapkannya. Yang jelas, bagiku Anoi Itam jika dilihat dari atas Benteng Jepang itu sangatlah indah.
Anoi Itam dilihat dari Benteng Jepang
Puas menikmati indahnya Anoi Itam, kami beranjak ke Pantai Sumur Tiga. Pantai disini sepi. Tak seramai pantai" di Iboih dan di Gapang. Ombak di Pantai Sumur Tiga lumayan besar, mungkin karena itu pengunjung lebih memilih untuk berkunjung ke Iboih dan Gapang, karena bisa sambil snorkling disana.
Tak berlama-lama, kami lanjut ke Pantai Kasih, tak jauh dari Sabang Fair. Disini juga sepi, tak banyak pengunjung yang kemari, bahkan pada saat kami kesana, tak ada orang yang sedang berkunjung disana. Ya, disini juga ombaknya cukup besar. Namun, dari atas Pantai Kasih, banyak orang" yang duduk di gazebo dekat pantai untuk melihat sunset atau hanya sekedar menikmati Pantai Kasih dari atas sana. Tak terasa sudah menjelang sore, kami kembali ke penginapan dan beristirahat. Malam hari pun tiba, kali ini kami berencana untuk makan di Pujasera (Pusat Jajanan Selara Rakyat) Kota Sabang. Kami tak mau ketinggalan untuk mencicipi menu yang khas di Kota Sabang ini, yaitu sate gurita :D . Geli awal mendengar sate gurita, tapi aku juga penasaran akan cita rasa dari sate gurita itu sendiri. Kami memesan sate gurita dengan 2 varian rasa, dengan bumbu kacang dan bumbu padang. Setelah mencoba sate gurita, ternyata rasanya biasa saja, kurang lebih seperti cumi-cumi tekstur dan rasanya, namum cukup nikmat :D . Kelar bersantap malam di Pujasera, kami pun kembali ke penginapan.
Pantai Sumur Tiga
Tak berlama-lama, kami lanjut ke Pantai Kasih, tak jauh dari Sabang Fair. Disini juga sepi, tak banyak pengunjung yang kemari, bahkan pada saat kami kesana, tak ada orang yang sedang berkunjung disana. Ya, disini juga ombaknya cukup besar. Namun, dari atas Pantai Kasih, banyak orang" yang duduk di gazebo dekat pantai untuk melihat sunset atau hanya sekedar menikmati Pantai Kasih dari atas sana. Tak terasa sudah menjelang sore, kami kembali ke penginapan dan beristirahat. Malam hari pun tiba, kali ini kami berencana untuk makan di Pujasera (Pusat Jajanan Selara Rakyat) Kota Sabang. Kami tak mau ketinggalan untuk mencicipi menu yang khas di Kota Sabang ini, yaitu sate gurita :D . Geli awal mendengar sate gurita, tapi aku juga penasaran akan cita rasa dari sate gurita itu sendiri. Kami memesan sate gurita dengan 2 varian rasa, dengan bumbu kacang dan bumbu padang. Setelah mencoba sate gurita, ternyata rasanya biasa saja, kurang lebih seperti cumi-cumi tekstur dan rasanya, namum cukup nikmat :D . Kelar bersantap malam di Pujasera, kami pun kembali ke penginapan.
Sate Gurita Bumbu Kacang :D
31 Desember 2011, hari terakhir kami di Kota Sabang. Hari ini kami akan pergi membeli oleh-oleh khas Pulau Weh, dan menikmati sunset di Kilometer Nol Indonesia. Selain itu, Malam nanti kami juga akan merayakan malam tahun baru dengan menonton pesta kembang api yang diadakan di Sabang Fair. Siang itu kami berjalan-jalan di Kota Sabang untuk mencari oleh-oleh. Tak jauh dari penginapan, kami berhenti di Ceudah Souvenir. Disini kami semua berburu oleh-oleh khas Pulau Weh. Kelar membeli oleh", kami lanjutkan untuk berkeliling kota dengan menggunakan sepeda motor yang kami sewa. Senja pun hampir tiba, kami segera bergegas pergi Kilometer Nol Indonesia. Menikmati Senja diatas sini, memandangi laut lepas yang amat luas, dan indahnya matahari yang sudah hampir tenggelam. Sungguh damai rasanya. Selesai menikmati senja, kami segera kembali ke penginapan. Sembari berkemas-kemas karena esok hari kami akan meninggalkan Pulau Weh. Malam yang ditunggu pun tiba, Sekitar jam 23.30 aku, bang oki, dan kak Ria pergi ke Sabang Fair untuk melihat pesta kembang api. Ya, ini pengalaman pertama bagiku menyaksikan pesta kembang api secara lansung, dan jauh dari keluarga. Ini juga pengalaman pertamaku melewati malam pergantian tahun di Kota orang :D . Antara sedih dan bahagia, semuanya bercampur jadi satu. Sungguh indah malam ini. Sekitar jam 00.30, kami kembali ke penginapan, dan tidur.
Senja di Kota Sabang
1 Januari 2012, sekitar jam 11 siang kami check out dari penginapan. Kami langsung pergi menuju Pelabuhan Balohan untuk kembali nyebrang ke Banda Aceh. Tak terasa 4 hari sudah kami di Pulau Weh, banyak cerita dan banyak kenangan yang sebenarnya tak terjelaskan disini, tapi semua itu sudah terukir indah di hatiku. Pengalaman yang tak akan pernah aku lupakan. 4 hari di Pulau Weh, sungguh berkesan. Selamat Tinggal Pulau Weh :)
Aaahh jadi pengen liburan :))))
ReplyDeletelangsung angkat Ransel nya neng :D
Delete