Tuesday, February 26, 2013

My Wedding Song, Soon .



I do swear that I'll always be there.
I'd give anything and everything and I will always care.
Through weakness and strength, happiness
and sorrow, for better or worse,
I will love you with every beat of my heart.

From this moment life has begun
From this moment you are the one
Right beside you is where I belong
From this moment on

From this moment I have been blessed
I live only for your happiness
And for your love I'd give my last breath
From this moment on

I give my hand to you with all my heart
Can't wait to live my life with you, can't wait to start
You and I will never be apart
My dreams came true because of you

From this moment as long as I live
I will love you, I promise you this
There is nothing I wouldn't give
From this moment on

You're the reason I believe in love
And you're the answer to my prayers from up above
All we need is just the two of us
My dreams came true because of you

From this moment as long as I live
I will love you, I promise you this
There is nothing I wouldn't give
From this moment
I will love you as long as I live
From this moment on



 Shania Twain - From This Moment On



Menanti Toga



Hmmmm . Terkadang aku ingin marah . Aku kesal, aku benci dengan diriku sendiri . Kenapa sampai detik ini aku belum bisa membahagiakan kedua orang tua ku . Terutama Ayahku. Dia ingin sekali melihat aku segera wisuda .

Sudah 5 bulan lamanya aku telat untuk menyelesaikan skripsi ku . Bukan karena aku tak perduli dengan skripsi ku . Aku sudah berusaha semaksimal mungkin . Aku sudah berdoa dan melakukan yang terbaik yang bisa aku lakukan . Tapi nyatanya, semua itu belum bisa membawaku untuk memakai toga . Betapa simplenya keinginan Ayahku. Tapi maafkan aku Ayah . Aku berjanji, aku akan segera mewujudkan keinginanmu itu . Keinginanmu yang sederhana . Aku juga sudah bosan dengan semua ini . Aku ingin segera membahagiakan kalian berdua, Ibu dan Ayah, dengan cara-caraku setelah aku tamat kuliah nanti . Sudah banyak rencana-rencana yang aku susun, yang nantinya akan aku wujudkan, hanya untuk kalian berdua . Hanya untuk mu Ibu dan Ayah .

Muncak Pertama di Gunung Sibayak (2.212 MDPL)

26 Mei 2012. waktu itu, entah bagaimana ceritanya, aku ikut trip ke Gunung Sibayak bareng anak-anak backpacker medan . gak jelas sih gimana awal mulanya. yang jelas, seingatku waktu itu kami janjian di pom bensin simpang pos Medan . kami janjian jam 1 ketemuan disana. tapi ternyata semuanya jam karet. aku orang pertama yang hadir disana, berhubung rumahku jauh dari simpang pos jadi aku buru" berangkat kesana dari Binjai biar gak telat. Hmmm, lama menunggu, akhirnya nongol juga satu persatu orangnya. terus terang aku belom kenal sama mereka-mereka ini. yang kukenal cuma bang Vincent dan bang Oki doank. berhubung member backpacker medan sekarang bejibun, jadi hanya beberapa yang aku kenal sekarang *hammer . 

kurang lebih jam 3 ato jam 4 gitu, kami berangkat dari simpang pos menuju simpang Lau Debuk-debuk. naik bus sutra ato sinabung jaya maren itu yah, lupa lagi. ongkosnya 10 ribu rupiah. naiklah kami semua keatas bus. iya keatas bus, bukan kedalam bus hahahahaha. gak enak duduk didalam, padat sempit panas, ditambah lagi aku suka muntah dan puyeng kalo nyium bau solar di dalam bus -___-" . jadi kami semua duduk diatas, lebih asik, walau terik matahari menyegat, tapi jauh lebih seru duduk diatas bus daripada didalam bus. perjalanan dimulai :D


dari kiri ke kanan
bang asra, bang oki, bang vincent, *lupa*

sekitar jam 5an gitu, sampailah kami disimpang Lau Debuk-debuk. turunlah kami dari bus. dan sempat"nya narsis didepan kuburan wakakakakakaka.




oia, dalam perjalanan ini, cuma aku sendiri ceweknya hahahaha. asik banyak abang abang yang jagain *genit . kelar poto" di depan kuburan, perlahan-lahan kami jalan menuju ke arah Lau Debuk-debuk. dari sana entar bakal ketemu jalan menuju ke Gunung Sibayak. kami mendaki lewat jalur wisata. karena beberpa diantara kami banyak yang belum pernah naik kesana. jadi setelah berembuk beberapa saat, kami semua setuju kalo kami mendaki lewat jalur wisata (sebagian jalur pendakian sudah diaspal). 




waktu nyampe disimpang Lau Debuk-debuk, ada angkot. angkot ini bisa mengantarkan kami sampe ke Lau Debuk-debuk. aku pikir mereka semua mau naik angkot, eh ternyata semuanya lebih memilih jalan kaki. biar hemat. yowes jalan kaki deh menuju kesana. jalan beberapa meter, dihadang oleh beberapa petugas yang meminta retribusi kalo mau mendaki ke Gunung Sibayak. kalo gak salah bayarnya cuma 2 ribu rupiah. kalo gak salah yah >,< . lanjut lagi perjalanan, kira" udah berjalan sejauh 1.5KM, udah nemu pekampungan warga, dah nyampe juga di Lau Debuk-debuknya. dan tiba-tiba, sepupunya bang Vincent ketemu ama temennya disana dan diajakin singgah kerumahnya. beruntung banget rasanya. karena waktu itu pun masih sekitaran jam 6, jadi kami setuju untuk singgah dirumah temen sepupunya bang Vincent. kami akan naik ke Sibayak jam 1 malam. perjalanan sampai ke puncak Sibayak itu relatif cepat. sekitar 2-3 jam. jadi kalo cepet" naik kesana entar kelamaan nunggu sunrisenya. kami nggak ada rencana untuk ngecamp diatas soalnya. Alhamdulilah, gak salah tadi jalan kaki waktu perjalanan kemari. tuan rumah nyiapin makan malam untuk kita semua. emang ada aja rejeki kalo lagi melakukan perjalanan :D . dan akhirnya, dengan rasa senang, bahagia dan terharu (lebai) kami semua menyantap makanan yang dihidangkan ama tuan rumah :D




sungguh berkah rasanya. ditengah-tengah rasa lelah sehabis berjalan sekian kilo meter, eh dapet rejeki beginian :) . kelar makan sekitar jam 8an, masih ada waktu 4 jam lagi sebelum berangkat ke Sibayak. udara malam itu bener-bener dingin. ada beberapa temen yang malah keluar naik motor cari jajajan, sekalian cari rokok. kaga terasa, sambil ngemil ngobrol" udah jam 12 aja. kita semua bergegas pamit sama yang punya rumah, terus kita berangkat deh. karena masih jam 12 malam, beberapa temen pengen mandi di pemandian air panas di Lau Debuk-debuk. yang masuk cuma 2 orang, bang Vincent dan Alwis. kami yang gak ikutan mandi, nunggu diluar sambil makan pop mie, ada juga yang tiduran di depan warung kopi yang udah tutup. sekitar jam 1 malam (27 Mei 2012), mereka berdua udah nongol lagi. dan gak pake ba bi bu kita langsung aja menuju ke Gunung Sibayak.




di depan pintu PLTU


Gunung Sibayak adalah sebuah gunung yang mengahadap ke kota Berastagi di Sumatera Utara. orang Batak  Karo menyebut Gunung Sibayak dengan sebutan "Gunung Raja". Gunung Sibayak merupakan Gunung Berapi dan meletus terakhir kali pada tahun 1881. gunung ini berada disekitar 50 kilometer barat daya kota Medan. ketinggian gunung ini 2,212 mdpl.

lumayan capek juga mendakinya, walaupun lewat jalan aspal. jalanannya nanjak terus. sampe" pak lek (bang dedi) beberapa kali betisnya kram, ngebuat kita harus berhenti berjalan tiap 5 menit sekali. tapi tanpa terasa 3 jam berlalu. nyampe juga di Sibayak. belom sampe puncaknya sih. tapi untuk kepuncaknya gak jauh kok, cuma sekitar 30 meter lagi naik keatas. masih sekitar jam 4 subuh. masih bisa istirahat sambil minum kopi nunggu sunrise. sambil cerita" juga sama abang" yang kebetulan lagi mendaki juga ke Sibayak. kaga terasa ntar lagi matahari mau terbit, kami semua bergegas naik ke puncak. sekitar 5 menit nyampe lah di puncak Gunung Sibayak. dan Alhamdulilah, kita di dapet sunrise nya :D


biutipul 0.o





puas banget akhirnya dapat menikmati sunrise yang begitu cantik. perngalaman pertama mendaki ke Sibayak yang perfect :D . udah agak terangan, kita coba untuk jalan" di balik" bukit di puncak Sibayak. sekalian mengabadikan moment" indah diatas sana .


Gunung Sinabung dari Puncak Gunung Sibayak


narsis dikit gpp kan yah, bareng bang Vincent :p


puas liat-liat pemandangan di puncak, kita turun dah. jam 8an gitu kita turun kebawah. sambil liat-liat kawah belerang yang masih aktif. asli bau banget dah asepnya.


kawah belerang yang masih aktif menyemburkan asapnya



pemandangan disekitar Gunung Sibayak


nyampe dibawah kita istirahat sejenak, ada yang tidur, dan beberapa ada yang masak indomi untuk sarapan.  asli yah, angin di Gunung Sibayak itu kenceng banget, dingin. mana di Gunung Sibayak nggak ada pepohonan. jadi gak tau mau ngumpet dimana untuk menghindar dari hembusan angin yang kencang ini. kalo  ada yang mau masang tenda, harus bener" nanem pacaknya kedalam tanah kalo gak kepengen terbang dibawa angin tendanya, hahahaha. kira" jam 12 siang kita semua memutuskan untuk turun gunung. foto-foto dulu sebelom pulang :D


formasi lengkap :D
belakang, dari kiri ke kanan
(bang oki, bang asra, gw, bang vincent, alwis, bang hendrik)
depan, dari kiri ke kanan
(bang dedi, sepupunya bang vincent)


perjalanan pulang kami gak lewat Lau Debuk-debuk lagi. kami pilih jalur lain. jalur ini akan menghubungkan kami ke kota Berastagi. asik banget dari sibayak jalan kaki ke Berastagi. ngebayangin betapa jauh nya 0.o . dan secapek-capeknya jalan menanjak, lebih sakit lagi kalo jalanannya turunan, mana panjang pula turunannya. pegel ni paha T____T . kira" 2 jam berjalan nyampe juga di Berastagi. oia, ini ada oleh" pas turun gunung :p






dari Berastagi, kita gak langsung balik ke medan. kita mau singgah dulu kerumah Ibunya sepepunya bang Vincent. kita naik angkot kesana. udah capek jalan kaki wakakakakaka. sekitar 15 menitan nyampe juga ke rumah si Ibu. rebahan sambil ngelurusin kaki yang udah pegel", mata ngantuk karena belom ada tidur sama sekali. mau bobo tapi gak bisa, jadi ya tiduran aja deh. si Ibu baru pulang dari kebun stroberi langsung buatin kita makan siang. aseeeeeeeeeek. wakakakakaka. kaga keluar duit lagi. walaupun cuma makan nasi + indomi tapi alhamdulilah kenyang.

jam 4 sorean, kita semua pamitan sama si Ibu. mau balik ke Medan. seneng, perjalanan kali ini bener" fun. pertama kalinya naik ke Gunung Sibayak dan sempurna banget karena ngedapetin sunrise yang dicari" :D .


nunggu bus menuju ke Medan :D


berakhir sudah perjalanan kali ini. makasih untuk bang Oki, bang Hendrik, bang Asra, bang Dedi, Alwis, bang Vincent, dan sepupunya bang Vincent. perjalanan kali ini Raaaawwwwwwkkkkkk. hahahahahaha :)

Friday, February 22, 2013

Javier Hernández Balcázar




Javier Hernández Balcázar, commonly known as "Chicharito", is a Mexican footballer who plays as a forward for Manchester United, being the first Mexican to do so. He previously played for Mexican club Guadalajara. He made his dĂ©but for the Mexico national football team in September 2009 in a match against Colombia and represented them at the 2010 FIFA World Cup scoring two goals.

He is the son of Javier Hernández GutiĂ©rrez and the grandson of Tomás Balcázar. Hernández was born in Guadalajara, Jalisco, on 1 June 1988. He first played in a recreation league when he was seven years old.  His father, Javier Hernández GutiĂ©rrez, himself a previous Mexican international striker, said he never thought his son would actually make it as a professional. Hernández joined C.D. Guadalajara at the age of nine and signed his first professional contract when he was 15.  He was set to play in the 2005 FIFA U-17 World Championship, but an injury sidelined him from the team that ultimately won the championship.

Hernández is the son of Javier Hernández GutiĂ©rrez, who played for Tecos and was a member of the Mexico squad at the 1986 FIFA World Cup. Javier Hernández GutiĂ©rrez quit his job as manager of Guadalajara's reserve side in order to watch Hernández play in the World Cup in South Africa.  Hernández is also the grandson of Tomás Balcázar who played for C.D. Guadalajara and played in the 1954 FIFA World Cup for the Mexican national side.  It is reported that Hernández would be joined by his entire family in England, including Balcázar. During his time at Guadalajara, he took business administration classes at the Universidad del Valle de Atemajac and lived with his parents. Hernández is commonly known as Chicharito, meaning little pea, in reference to being the son of former footballer Javier Hernández GutiĂ©rrez, who was nicknamed Chicharo (pea) because of his green eyes.

Fix You




When you try your best, but you don't succeed
When you get what you want, but not what you need
When you feel so tired, but you can't sleep
Stuck in reverse

And the tears come streaming down your face
When you lose something you can't replace
When you love someone, but it goes to waste
Could it be worse?

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

And high up above or down below
When you're too in love to let it go
But if you never try you'll never know
Just what you're worth

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

Tears stream down on your face
When you lose something you cannot replace
Tears stream down on your face
And I...

Tears stream down on your face
I promise you I will learn from my mistakes
Tears stream down on your face
And I...

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you



Coldplay - Fix You




Tersirat Angan Tentang Kita



kala itu kau datang dengan membawa sejuta kejutan

aku pun tersenyum melihat tingkahmu

di dinding dinding kamar itu, kau sematkan pigura gambar kau dan aku

dan kau pun bertanya, gambar mana yang paling aku suka

aku pun tersenyum sambil menatap wajahmu

kemudian kau membawaku pergi dengan senyuman mu itu

lalu sesampainya disana, diatas bukit itu, kau dan aku duduk berdua memandangi laut yang ada dibawah sana. ditemani sinar matahari yang mulai tenggelam

dan dengan senyuman mu itu kau berkata "peluk aku"

ditemani desir ombak dan hembusan angin kala senja itu, kupeluk dirimu erat

kau dan aku menikmati senja itu berdua

hanya berdua, hanya ada cinta dan kasih








About My Dream
About "Travel Boy"
February, 21, 2013

Monday, February 4, 2013

A Little Piece of Heaven - Weh Island

Dermaga Pantai Iboih

28 Desember 2011, aku dan teman" ku bang Oki, bang Danan, Mamat, Jalo, dan kak Ria tiba di Banda Aceh. Kami baru saja tiba dari Takengon. Setelah perjalanan panjang selama 8 jam kalau tidak salah. Kami akan menghabiskan malam pergantian tahun di Kota Sabang, Pulau Weh. Pagi itu, kami langsung menuju ke Pelabuhan Ulee Lheue untuk bersiap siap menyebrang ke Pulau Weh. Kami memilih untuk menyebrang dengan kapal lambat. Harga tiketnya pun tak mahal, hanya Rp.18.000,- per orang, dengan lama perjalanan 2 jam. Tiba waktunya bagi kami untuk berangkat. Kami lebih memilih untuk duduk di teras kapal dibandingkan duduk didalam. Dikarenakan waktu itu adalah peak season, jadi banyak sekali orang-orang yang hendak pergi ke Sabang. Isi kapal pun penuh sesak didalam. Jadi kami duduk diluar sambil menikmati pemandangan yang ada di tengah laut, serta melihat gugusan pulau-pulau yang ada disana.


Diatas kapal menuju Pelabuhan Balohan

2 jam berlalu, kami sampai juga di Pelabuhan Balohan. Kami langsung mencari travel yang dapat membawa kami ke tempat penginapan yang sudah kami pesan sebelumnya. Dari Pelabuhan Balohan ke Pantai Iboih, kami harus membayar sebesar Rp.50.000 per orang. Cukup mahal. Tapi ya sudah, yang penting kami bisa cepat sampai disana. Ketika sudah hampir mendekati Pantai Iboih, dari atas bukit terlihat laut yang sangat indah, air yang hijau kebiru-biruan, membuat diri ini ingin segera cepat" nyebur kedalamnya. Kira" 1 jam perjalanan, akhirnya kami sampai juga di hotel tempat kami menginap. Hotel ini tidak memiliki nama, letaknya hanya kelang 1 rumah dari masjid yang ada di Iboih, atau sebelum dermaga Iboih. Untuk 1 malamnya, kami harus membayar sebesar Rp.150.000/kamar. Faslitias yang kami dapat pun tak banyak, 1 bed ukuran 6 kaki, 1 fan, dan kamar mandi di luar. Tak terasa, senja sudah hampir tiba. Aku, Mamat, bang Danan dan Jalo ingin berjalan" sebentar, kami ingin melihat sunset di Kilometer Nol Indonesia :D . Senang sekali rasanya bisa berada di ujung barat Indonesia. Tak jauh dari Pantai Iboih, kira" 30 menit berjalan dengan menggunakan sepeda motor, kami sampai juga di KM Nol Indonesia. Dan WOW... Pemandangan dari atas sini sangat menakjubkan. Disini aku bisa melihat laut yang sangat luas, dengan deburan ombaknya yang cantik, sangat memanjakan mata. Disini banyak monyet yang berkeliaran, jumlah pastinya aku tidak tahu, yang jelas banyak sekali. Selain monyet juga ada babi hutan, yang konon katanya babi itu adalah peliharaan penjaga kawasan KM Nol Indonesia. Selesai menikmati sunset di KM Nol Indonesia, kami kembali lagi ke hotel untuk beristirahat.




Sunset di Kilometer Nol Indonesia

29 Desember 2011, hari kedua di Pulau Weh. Hari ini kami semua akan pergi snorkling di Pantai Iboih dan Pulau Rubiah. Pagi itu kira" jam 10 pagi, kami semua snorkling di sekitaran Pantai Iboih. Sangat menyenangkan. Taman bawah laut di Pantai Iboih ini sangat indah. Banyak beraneka macam ikan yang cantik dan berwarna warni berkejar"an, terumbu karang dengan aneka bentuk, dan mawar laut yang masih tumbuh di atas terumbu karang. Dan pertama kali bagiku, aku bisa melihat dan menyentuh bintang laut :D . So exited.



Snorkling di Pantai Iboih

Sekitar jam 12 siang, kami semua hendak snorkling di Pulau Rubiah, tak jauh dari Pantai Iboih. Untuk dapat sampai ke Pulau Rubiah, kami menyewa 1 speed boat dengan harga Rp.150.000.- Selain itu, aku juga menyewa perlengkapan snorkling. Dengan Rp.45.000,- aku sudah dapat life jacket, snorkle, dan fin. Tak memerlukan waktu yang lama, sekitar 15 menit menyebrang, kami sudah sampai di dermaga Pulau Rubiah. Dan tanpa harus membuang waktu, kami langsung snorkling di Pulau Rubiah.


Bawah laut Pulau Rubiah

Puas snorkling di sekitar dermaga Pulau Rubiah, kami segera beranjak ke dalam Pulau Rubiah. Di pulau ini, masih ditumbuhi pepohonan yang cukup lebat. Akar" pohon yang besar, serta dahan" pohon yang besar bergelantungan sampai ke tanah. Pulau yang eksotis. Kami berjalan tak tau arah, hanya mengikuti jalan setapak yang ada. Dan tanpa sengaja kami sampai disatu tempat. Ditempat ini ada sebuah pantai, ya pantai ini tidak bisa dipakai untuk snorkling, karena ombak disini cukup besar. Kalau nekad untuk snorkling, kami takut akan terbawa ombak >,< .


Pantai di Pulau Rubiah

Disini kami hanya bisa bermain air di tepi pantai, sambil menikmati panorama yang ada. Kami menghabiskan banyak waktu disini, tak bosan"nya kami bermain-main disini. Kami bisa berjalan diatas bukit-bukit batu yang ada di pinggiran pantai, duduk bersantai meliat laut lepas dari atasnya, sungguh membut pikiran dan hati menjadi tenang. Sungguh indah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.


Bukit bebatuan Pulau Rubiah

nyantai dulu :p

Tanpa terasa, hari sudah mulai sore dan mendung. Kami bergegas kembali ke dermaga Pulau Rubiah untuk menunggu speed boat yang kami sewa menjemput. Sembari menunggu, kami mencuri-curi waktu untuk kembali snorkling. Tidak ada rasa bosan untuk memandangi taman bawah laut di Pulau Rubiah ini. Tak lama kemudian, datanglah speed boat kami, dan kami bergegas untuk kembali ke hotel di Pantai Iboih.


Hari sudah malam, kami tak ada rencana kemana-mana. Hanya menghabiskan waktu di hotel sambil melihat ke pantai dari balkon kamar hotel. Lapar juga. Menu selama menginap di hotel kami buat sendiri. Dari Medan, kami sudah membawa Nesting, Kompor, dan perlengkapan perang lainnya. Malam ini seperti biasa, kami masak telur dan indomi. Menu sehari-hari selama menginap di Pantai Iboih. Harga makanan disini cukup mahal. Karena penghematan, jadi kami masak sendiri aja :D . Malam ini kami akan check out dari hotel. Kami akan menginap di penginapan lain di daerah Kota Sabang. Ya sekitar jam 8 atau jam 9 malam, kami check out, dan berangkat menuju Kota Sabang. Kami sudah mendapatkan informasi bahwa ada penginapan yang masih kosong kamarnya. Aku lupa nama penginapannya. Yang jelas, letaknya persis di depan Gedung Kesenian Kota Sabang. Penginapan disini cukup murah. Per malamnya kami cukup membayar sebesar Rp.60.000,-. Fasilitas yang didapat, 2 bed, 1 fan (walau angin nya kaga terasa), dan kamar mandi diluar -,- . Dan malam ini kami habiskan untuk beristirahat dikamar.


30 Desember 2011. Hari ini kami berencana untuk jalan" ke Pantai Gapang dan Pantai Anoi Itam. Di Anoi Itam, terdapat Benteng Jepang. Benteng yang dahulu dibuat oleh orang" Jepang yang menduduki Pulau Weh. Salah satu peninggalan sejarah. Di Pantai Gapang, kami hanya melihat beberapa orang yang memancing disini. Pantainya indah, seperti pantai di Iboih, tak jauh berbeda. Namun, untuk masuk ke Pantai Gapang, di pungut biaya retribusi. Aku lupa berapa besar uang yang harus kami keluarkan. Kalau tak salah Rp.5000,- . Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Anoi Itam. Sesaat tiba di Pantai Anoi Itam, perasaanku biasa-biasa saja. aku tak terkesan dengan pemandangan di pinggir Pantai Anoi Itam. Namun, hal itu berubah ketika aku naik ke atas Benteng Jepang. Pemandangan dari atas sini sangat LUAR BIASAAAAAA. Benar-benar indah. Entah bagaimana aku harus mengungkapkannya. Yang jelas, bagiku Anoi Itam jika dilihat dari atas Benteng Jepang itu sangatlah indah.




Anoi Itam dilihat dari Benteng Jepang

Puas menikmati indahnya Anoi Itam, kami beranjak ke Pantai Sumur Tiga. Pantai disini sepi. Tak seramai pantai" di Iboih dan di Gapang. Ombak di Pantai Sumur Tiga lumayan besar, mungkin karena itu pengunjung lebih memilih untuk berkunjung ke Iboih dan Gapang, karena bisa sambil snorkling disana.


Pantai Sumur Tiga

Tak berlama-lama, kami lanjut ke Pantai Kasih, tak jauh dari Sabang Fair. Disini juga sepi, tak banyak pengunjung yang kemari, bahkan pada saat kami kesana, tak ada orang yang sedang berkunjung disana. Ya, disini juga ombaknya cukup besar. Namun, dari atas Pantai Kasih, banyak orang" yang duduk di gazebo dekat pantai untuk melihat sunset atau hanya sekedar menikmati Pantai Kasih dari atas sana. Tak terasa sudah menjelang sore, kami kembali ke penginapan dan beristirahat. Malam hari pun tiba, kali ini kami berencana untuk makan di Pujasera (Pusat Jajanan Selara Rakyat) Kota Sabang. Kami tak mau ketinggalan untuk mencicipi  menu yang khas di Kota Sabang ini, yaitu sate gurita :D . Geli awal mendengar sate gurita, tapi aku juga penasaran akan cita rasa dari sate gurita itu sendiri. Kami memesan sate gurita dengan 2 varian rasa, dengan bumbu kacang dan bumbu padang. Setelah mencoba sate gurita, ternyata rasanya biasa saja, kurang lebih seperti cumi-cumi tekstur dan rasanya, namum cukup nikmat :D . Kelar bersantap malam di Pujasera, kami pun kembali ke penginapan.


Sate Gurita Bumbu Kacang :D

31 Desember 2011, hari terakhir kami di Kota Sabang. Hari ini kami akan pergi membeli oleh-oleh khas Pulau Weh, dan menikmati sunset di Kilometer Nol Indonesia. Selain itu, Malam nanti kami juga akan merayakan malam tahun baru dengan menonton pesta kembang api yang diadakan di Sabang Fair. Siang itu kami berjalan-jalan di Kota Sabang untuk mencari oleh-oleh. Tak jauh dari penginapan, kami berhenti di Ceudah Souvenir. Disini kami semua berburu oleh-oleh khas Pulau Weh. Kelar membeli oleh", kami lanjutkan untuk berkeliling kota dengan menggunakan sepeda motor yang kami sewa. Senja pun hampir tiba, kami segera bergegas pergi Kilometer Nol Indonesia. Menikmati Senja diatas sini, memandangi laut lepas yang amat luas, dan indahnya matahari yang sudah hampir tenggelam. Sungguh damai rasanya. Selesai menikmati senja, kami segera kembali ke penginapan. Sembari berkemas-kemas karena esok hari kami akan meninggalkan Pulau Weh. Malam yang ditunggu pun tiba, Sekitar jam 23.30 aku, bang oki, dan kak Ria pergi ke Sabang Fair untuk melihat pesta kembang api. Ya, ini pengalaman pertama bagiku menyaksikan pesta kembang api secara lansung, dan jauh dari keluarga. Ini juga pengalaman pertamaku melewati malam pergantian tahun di Kota orang :D . Antara sedih dan bahagia, semuanya bercampur jadi satu. Sungguh indah malam ini. Sekitar jam 00.30, kami kembali ke penginapan, dan tidur.


Senja di Kota Sabang

1 Januari 2012, sekitar jam 11 siang kami check out dari penginapan. Kami langsung pergi menuju Pelabuhan Balohan untuk kembali nyebrang ke Banda Aceh. Tak terasa 4 hari sudah kami di Pulau Weh, banyak cerita dan banyak kenangan yang sebenarnya tak terjelaskan disini, tapi semua itu sudah terukir indah di hatiku. Pengalaman yang tak akan pernah aku lupakan. 4 hari di Pulau Weh, sungguh berkesan.  Selamat Tinggal Pulau Weh :)

Sunday, February 3, 2013

Cave Tubing at Goa Pindul



Goa Pindul, terletak di Dusun Gelaran, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Sekitar 1,5 jam dari Kota Yogyakarta. Pertama kali aku diajak oleh kak Ari untuk ikutan cave tubing disana. Waktu itu aku lagi ikut buka puasa bareng dengan anak-anak Backpacker Jogja. Dan ternyata beberapa orang dari mereka ada yang berencana kesana. Mereka Bang Ali, desi, Kak Ari, Fifan, dan Ike (kalo gak salah *peace *lupa). 8 Agustus 2011, pagi itu aku sudah bersiap" untuk berangkat ke Kopma UGM. Aku janjian sama kak Ari disana, aku akan dijemput olehnya. Sekitar jam 7 pagi aku berangkat dari shelter Instiper menuju ke shelter Kopma UGM. Kira" jam 8 pagi aku sudah tiba di shelter Kopma UGM. Menunggu sesaat, akhirnya kak Ari nongol dan kami langsung bergegas menuju Benteng Vredeburg. Kami janjian dengan bang Ali, Fifan dll untuk ketemuan disana. Hmmm... ternyata ngaret. Jam 9an mereka baru nongol. Gak pake basa basi lagi, kami langsung berangkat ke Desa Bejiharjo. Perjalanan kami tak selalu mulus. Sepertinya ini first trip mereka ke Goa Pindul. Karena disepanjang jalan, kami sering berhenti bertanya ke penduduk sekitar untuk menanyakan dimana lokasi Goa Pindul tersebut. Ya kami hanya memegang sedikit info untuk menuju kesana. Baru separuh perjalanan, kami dihadang oleh beberapa polisi, kami di razia. Dan syukur kami semua bisa lolos dari razia tersebut karena surat" kendaraan kami lengkap semuanya. Padahal, saat itu bang Ali menunjukkan SIM yang bukan kepunyaannya, hahahaha. Setelah lama berjalan, akhirnya kami sampai juga Desa Bejiharjo.


Rehat sejenak setelah perjalanan panjang :p

Sesampainya disana, kami beristirahat sejenak untuk meluruskan kaki yang udah rada pegel dan memanjakan pantat yang panas + tepos karena perjalanan yang cukup lama. Lama karena kami banyak berhenti dijalan untuk menanyakan dimana lokasi Goa Pindul :D . Tak lama kemudian, kami langsung registrasi. Biaya yang dikenakan untuk cave tubing di Goa Pindul adalah sebesar Rp.30.000,- . Dengan 30k, kami mendapatkan fasilitas tempat penyimpanan barang" bawaan (pakaian, handphone dll), life jacket, sepatu karet, ban, guide, asuransi, dan makan siang (bakso + teh manis) . Tak perlu berlama-lama, setelah mendapatkan tiket, kami pun langsung menuju ke Goa Pindul.




Di depan mulut Goa Pindul

Goa Pindul memiliki panjang sekitar 350 meter, lebar hingga 5 meter, jarak permukaan air dari atap goa yaitu 4 meter. Kedalaman air di dalam Goa Pindul sekitar 5-12 meter. Waktu yang dibutuhkan untuk menyusuri Goa Pindul kurang lebih selama 45 menit.

Sebelum melakukan cave tubing, guide memberikan sedikit penjelasan tentang hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat cave tubing di Goa Pindul. 
  • Saat cave tubing, tidak diperbolehkan mengucapkan kata-kata kotor
  • Tidak boleh meninggalkan apapun didalam Goa (misal sampah), selain meninggalkan jejak
  • Tidak boleh mengambil apapun dari dalam Goa, selain mengambil gambar

Here we go :D
(rada gelap *hammer)

Guide kami kembali menjelaskan, Goa Pindul terbagi atas tiga zona. Zona terang, zona remang, dan zona gelap. Saat memasuki zona terang, goa masih mendapati sinar matahari. Saat memasuki zona remang, matahari yang masuk ke dalam goa mulai berkurang, dan ketika memasuki zona gelap, disana sama sekali tidak ada cahaya atau sinar matahari yang masuk. 

Saat memasuki zona terang, kami masih dapat melihat ke sekeliling goa dengan leluasa. Dinding" goa masih banyak ditumbuhi oleh lumut. Memasuki zona remang, pandangan mata semakin terbatas karena sinar matahari yang masuk mulai berkurang. Untuk memudahkan kami melihat" ke sekitar zona remang, guide kami memberikan penerangan melalui senter yang ia bawa. Kami terperanga dengan indahnya langit" di Goa Pindul. Seperti ada lukisan diatasnya. Langit" goa yang indah ini terbentuk dari hasil urine kelelawar yang hidup didalam Goa Pindul. Tapi sayang, langit" yang indah itu tak sempat kami abadikan :( .


Langit-langit Goa Pindul


Didalam Goa Pindul, terdapat stalagmit yang sangat besar. Menurut penuturan guide, stalagmit tersebut adalah stalagmit terbesar nomor empat di dunia. Setiap satu mili meter stalagmit terbentuk dari tetesan air selama kurang lebih sepuluh tahun. Memasuki zona gelap, disana terdapat stalagmit yang apabila dipukul akan menghasilkan bunyi seperti suara gong. Sungguh sangat menakjubkan :D .


Stalagmit terbesar nomor empat di dunia


Stalagmit yang berbentuk seperti tirai, terbentuk dari hasil tetesan air goa

Di zona gelap, terdapat Stalagmit Putting yang masih aktif. Stalagmit tersebut terus mengeluarkan tetesan air, yang konon katanya tetesan airnya tersebut dapat membuat kita menjadi awet muda :D . Selain itu juga terdapat Stalagmit Jantan, begitulah masyarakat disana menyebutnya. Cukup memegang Stalagmit Jantan, maka vitalitas kaum adam akan semakin bertambah, hahahahaha. Begitulah penuturan guide kami.

Ketika hampir selesai menyusuri zona gelap, terdapat lobang di atas goa. Dari lobang itu, sinar matahari masuk menyinari Goa Pindul. Di zona ini, kami dapat berenang dan lompat dari atas tebing kecil yang ada didalam goa.





Di zona ini, kedalaman air bisa mencapai 12 meter, sehingga aman buat kami untuk terjun kebawah dari atas tebing :D . Disini kami juga bisa berenang, sambil menikmati indahnya pancaran sinar matahari yang masuk dari lobang diatas goa.

Tak terasa, sekitar 45 menit berlalu sudah. Akhirnya selesai juga kami menyusuri Goa Pindul. Diluar Goa, kami juga masih bisa berenang dan lompat dari tebing yang ada di pinggiran Sungai. Tebing setinggi kurang lebih 2 meter, cukup membuat adrenalin ku terpacu untuk melompat dari atas sana :D .



Dari kiri ke kanan
bang Ali, kak Ari, Ike, Desi, Fifan, Liza

Kelar cave tubing, kami kembali ke tempat registrasi. Disana sudah disiapkan makan siang untuk kami. Padahal waktu itu lagi bulan puasa loh. Kira" jam 3 sore, kami buka puasa bareng *hammer .

Buka puasa bareng jam 3 sore *hammer

Kepala suku, bang Ali Siregar :p

Kelar makan, kami segera bersih" mengganti pakaian kami yang basah dengan pakaian yang kering. Dan kami melanjutkan perjalanan kembali :D