Tuesday, January 29, 2013

Who Am I ???

Aku Ananda Eliza de Saire. Anak kedua dari pasangan Max de Saire dan Farida Aryani. Aku punya seorang kakak cewek, Vina Indriani de Saire. Kami cuma dua bersaudara, dan usia kami tak terpaut jauh, hanya beda 15 bulan saja :D . Hmmm, aku lahir pada tanggal 5 Mei 1990, kira" pukul 08.15 WIB aku dilahirkan di RS Tembakau Deli Medan (sekarang RS nya udah tutup -,-). Zodiak ku Taurus dan golongan darah ku O+ .


Banyak yang bertanya-tanya. de Saire (baca: de ser) itu apa sih? mulai dari guru, teman, sampai teller bank *nohope . Ibuku keturunan Jawa Melayu, sedangkan Ayahku campuran antara Belanda, Polandia, dan Belgia. Wow, pasti gak percaya wakakakakaka. Akan kujelaskan tentang profil orang tua dari Ayahku.


J.J de Saire, dia Opa ku. Dia lahir di Kota Padang Sumatera Barat. Dia campuran antara Belanda dan Belgia. Sedangkan Oma ku, Wapke Francisca Beijert (baca: beyert) lahir di Cimahi Jawa Barat, dan dia keturunan Polandia. Yup, mereka memang lahir di Indonesia, begitu juga dengan Ayahku, dia lahir dan besar di Kota Medan. Saudara kandung Ayahku, Irene de Saire, Yvonne de Saire, Rudi de Saire, Jan de Saire, Alex de Saire, Jeanette de Saire, Flora de Saire, Liliana de Saire, dan Desiree de Saire.


Keluarga Opa Jan Jozef de Saire


Keterangan Foto:
  • Perempuan kiri atas: Magdalene Eleonora de Saire, Ibunya Opa ku.
  • Laki-Laki kiri bawah: Opa Vertregt, Ayahnya Opa ku.
  • Laki-laki kanan atas: Joseph Francois de Saire, Opanya Opaku (kakek buyut ku).
  • Perempuan kecil ditengah: Oma Finn, kakak kandung Opa ku.
  • Anak Laki-laki kanan bawah: Step brothernya Oma Magdalene.


The Ancestor - The Great Grandfather Of Opa Jan Jozef de Saire
(kalo tulisannya gak kebaca, open di new tab aja gambar nya *peace)



Keluarga Oma Wapke Francisca Beijert


Keterangan Foto:
  • Laki-laki kiri: Albert Andreas Beijert, Ayahnya Oma ku.
  • Perempuan Kanan: Marie Carroline Orzeszek, Ibunya Oma ku.
  • Anak laki-laki kiri: J. Karl Beijert, kakak kandung Oma ku.
  • Anak perempuan kanan: Wapke Francisca Beijert, dia Oma ku.


Begitulah sejarah singkat tentang asal usul keluargaku. Orang-orang kerap kali tak percaya kalo aku bilang aku keturunan Belanda. Ya iya sih, emang dari wajahku sama sekali tak terlihat sedikitpun paras bulenya. Muka ku ini asli Indonesia :D . Makanya, kalau ada orang yang bertanya kepada ku, kakak ku, Ayahku ataupun Ibuku mengenai marga de Saire itu berasal dari mana, maka kami akan kompak menjawab, itu marga dari Ambon :)))) . Padahal, sama sekali bukan, hahahaha. Bukan apa-apa sih, dari pada kami bilang kalo kami ini keturunan Belanda tapi casingnya Indonesia gini, yah mending kami bilang aja kami ini orang Ambon, entar malah dibilang ngaku" orang Belanda lagi :p .



dari kiri ke kanan
Alex de Saire, Jeanette de Saire, Max de Saire


Hmm... kadang bingung juga. Kalo dipikir" sih campurannya asli eropa banget. Tapi hasilnya kok malah kayak gini. Menurutku, Ayahku juga mukanya Indonesia banget. Tapi ada juga temenku yang bilang, "Papa mu mirip kok, mirip bule". Iya itu dulu kali, waktu papa masih putih kulitnya. Sekarang mah udah item kebanyakan main panas >,< .



My Dad, Max de Saire, Japan
(jaman masih muda)


Opa, Opa dulu kudu wajib militer waktu Indonesia di jajah sama Jepang. Kalo denger cerita tentang itu, serem banget. Opa dan Oma pernah di penjara sama tentara Jepang. Anjing peliharaan Oma di bikin sop sama tentara Jepang, dan Oma dipaksa untuk makan sop anjing itu >,< . Kejam banget.



KNIL soldier (Netherland) circa 1930 - Jan Jozef de Saire
(Opa masih muda, cakep, mirip banget sama papa ku)


The Godfather Opa Jan Jozef de Saire



Opa (right) and his friend, Holland



Albert Andreas Beijert Grave, Holland



Marie Carroline Orzeszek Grave, Medan


Jan Jozef de Saire (Opa) Grave, Medan


Wapke Francisca Beijert (Oma) Grave, Medan


Mama, Liza, Vina, Papa (1993)


Ya begitulah, sedikit banyak tentang silsilah keluargaku. Ribet, terkadang aku juga bingung kalo ngedengerin cerita tentang sejarah keluarga Ayahku, tapi sangat menarik tentunya :D . Nah kalo udah ngejelasin ini sama temen" ku, baru deh mereka percaya kalo aku keturunan Belanda. Terus za, kamu bisa bahasa Belanda donk? oh tentu.... tentu tidak bisa, hahahaha. Ya berhubung papa nikahnya sama orang Jawa Melayu, jadi ya sehari"nya  papa pake bahasa Indonesia, dan lagian dari kecil papa emang berbahasa Indonesia, tapi dia paham sama bahasa Belanda. Pengen sih belajar bahasa Belanda, tapi susah banget, mending memperdalam bahasa Inggris ku yang masih abal" -___- .


Oia, ini sejarah singkat pendidikan ku:
  • TK Aisyiyah Bustanul Athfal, Binjai (1994-1996)
  • SD Ahmad Yani, Binjai (1996)
  • SD Negeri 054608, Sawit Hulu (1997-2002)
  • SMP Ahmad Yani, Binjai (2002-2005)
  • SMA Ahmad Yani, Binjai (2005-2008)
  • Universitas Prima Indonesia (2008-2013)

Hmm, dulu aku sempat TK dua tahun. Tahun pertama, aku itu pemales, gak pande baca, dan kerjanya cuma main doank, ya maklum anak". Masuk tahun kedua di TK, papa mati"an ngajarin aku baca. Aku masih ingat, dulu saking papa emosinya ngajarin aku membaca, black board yang dipake untuk ngajarin aku baca sampe pecah dibuat papa >,< wakakakakaka. Tapi setelah kejadian itu, keesokan harinya aku langsung pinter baca, aneh juga, entah karena takut atau gimana, tiba" bisa baca gitu jadinya. Mama udah gak sanggup ngajarin aku, dablek, males dan degil, gitu komentar mama kepadaku, hahaha :D .


Tamat dari TK, aku masuk SD di sekolah yang mayoritas siswanya adalah orang Tionghoa. Asik banget. Bisa sambil belajar bahasa Hokkien berteman sama mereka. Naik kelas dua, aku pindah sekolah. Sedih banget rasanya. Ayahku pindah tugas, ke sebuah perkebunan kelapa sawit, tempatnya sedikit di pedalaman. Nama tempat itu Sawit Hulu. Tempatnya lumayan jauh dari kota, dan jauh juga dari fasilitas mewah yang ada di kota. Tidak ada Mall, Kafe, Taman Bermain dll. Sejak kelas 2 SD sampai dengan kelas 6 SD, aku belajar di sekolah negeri tersebut. Sekolah yang menurutku gak banget, mulai dari gedung, fasilitas dan semua-muanya serba memprihatinkan. Disini, mayoritas siswanya adalah orang Batak :D . Sangat berbeda ketika aku sekolah di Ahmad Yani.


Setamatnya dari sekolah dasar, aku melanjutkan pendidikanku di sekolahku yang lama. Masa" SMP dan SMA aku habiskan di Perguruan Swasta Ahmad Yani. Ya, aku senang bersekolah disini. Sekolah ini adalah sekolah yang populer di Kota Binjai. Dan sekarang aku kuliah di Universitas Prima Indonesia. Program studi yang aku pilih adalah Psikologi. Ya... iseng aja sih milih jurusan itu. Karena awalnya ketika aku ikut seleksi di PTN, aku memilih jurusan Ilmu Komunikasi dan Hukum. Tapi entah kenapa, ujung"nya pilihanku jadi Psikologi. Sekarang aku masih berusaha untuk mengejar kelulusan di bulan April nanti. Aku sudah telat setengah tahun. Seharusnya Septermber 2012 kemaren aku sudah lulus kuliah, tapi karena skripsiku yang sedikit bermasalah, aku jadi telat lulus.


So... inilah aku, Ananda Eliza de Saire :)

Monday, January 28, 2013

Antara Bandung, Jakarta, Tangerang dan Depok

Nggak terasa, udah 6 hari aku meninggalkan Kota Medan tercinta. Sekarang 9 November 2012. Tepat pukul 06.00 pagi aku dan kakak ku sampai juga di Stasiun Kiara Condong Bandung. Pagi itu, udara sangat dingin. Bandung sedang di guyur hujan. Berteduh sebentar di Stasiun sambil menunggu kabar dari temanku. Fandi, dia anak Medan yang sedang menuntut ilmu di Bandung. Saat sibuk menghubungi si Fandi, banyak mas-mas yang nawarin ojek. "Hujan kayak gini naik ojek, kaga rempong apa mas" dalam hati aku berkata. Kelamaan nunggu hujan berhenti, aku dan kakak ku mulai berjalan keluar dari Stasiun. Eh, kami malah bingung, kalo mau keluar dari area Stasiun mesti jalan ke arah mana, hahaha. Maklum, ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Bandung. Dari pada sesat, mending nanya deh sama mbak" penjual gorengan di depan Stasiun, "Mbak, kalo mau naik angkot jalannya dari mana yah?", lalu si mbak menjawab "Oh dari depan sana mbak" . Langsung aja jalan ke depan, nunggu angkot jurusan kemana yah waktu itu, lupa *tepokjidat . Yang jelas ankotnya itu warna coklat. Jalan sekitar 15 menit terus turun di pertigaan, lagi" aku lupa itu pertigaan apa, turun dari angkot dan bayar ongkos, cuma 2.000 perak per orang. Murah banget. Kalo di medan jarak dekat minimal 3.000 perak bayarnya. Masih hujan juga Bandung, di pertigaan ini, aku melihat ada bapak" jual bubur ayam, ih pas banget nih, cuaca dingin, perut keroncongan, capek juga setelah 8 jam perjalanan dari Jogja ke Bandung, tak ada salahnya untuk isi perut sejenak. Kelar makan, dari pertigaan ini, kami mengarah ke sebelah kanan, mencari angkot jurusan Dayeuhkolot . Tak lama menunggu, muncul juga angkot warna biru itu, sesuai dengan arahan si Fandi, entar turun di depan alf*mart, di pemberhentian terakhir. Tak lama kemudian, sampailah kami di minimarket itu. Ku sms lagi si Fandi, kuminta dia untuk menjemput aku dan kakak ku. Cuacanya kali ini sudah mulai agak cerah, hujan tak lagi turun, matahari mulai memancarkan sinarnya yang hangat. 10 menit kemudian, akhirnya nongol juga si Fandi. Karena dia datang sendirian, sementara aku dan kakak ku lagi ngebawa kulkas yang gede di pundak (baca= keril), jadi gak memungkinkan buat cenglu (bonceng telu/bonceng tiga). Jadi aku duluan yang diantarkan Fandi ke kostannya, kemudian menyusul kakak ku. Sesampainya di kost si Fandi, langsung aja aku masuk tanpa dipersilahkan, hahahaha. Dan astaga, kamarnya bau banget sama asap rokok >,< , dasar laki-laki. Kakak ku tanpa merasa segan, dia langsung tiduran di kasurnya si Fandi, dan tak lama kulihat dia sudah tertidur. Sedangkan aku masih ngobrol" sama si Fandi, tentang rencanaku selama di Bandung. Sekitar jam 9 pagi si Fandi pergi keluar membelikan ku teh manis hangat, maklum di kost nya gak ada apa", hahahaha. Sambil minum teh, aku coba online dari komputernya si Fandi, anjriiiiit, koneksinya dewa neh, kenceng banget dipake browsing, hahaha. Mendadak norak karena udah terbiasa dengan koneksi yang lelet *nohope . Terus aku coba ngabarin om Japra (Regional Leader Bandung, Kaskus). Janjian mau kopdar entar malem sama anak" Regional Bandung. Sik asik. Masih cerita ngalor ngidul sama si Fandi, kira" sekarang sudah hampir jam 11 siang. Rencana di kepala udah banyak, mau ke Trans Studio Bandung, sama mau ke Kawah Putih di Ciwidey. Tapi itu semua tiba" hanya menjadi kenangan dan impian yang tertunda. Tiba" sepupuku dari Medan menelepon ku "Sa, kapan kau pulang?", "Lisa pulang tgl 25 november bang, kalo kakak tanggal 11 besok pulang ke Medan, kenapa bang?", "Besok kau pulang yah, papa mu kecelakaan, dia nanyain kalian terus" . Sontak aku terdiam, aku tak bisa berkata-kata, rasanya dadaku mau meledak mendegar perkataan sepupuku, dan air mata pun mulai menetes. "Papa kenapa, gimana keadaan papa?" tanya ku sambil terisak. "Udah papa gak kenapa2, yang penting kalian cepat pulang ke Medan, oke" . Tak sanggup aku melanjutkan percakapan di telpon itu, kuserahkan telpon itu kepada kakak ku, biarkan dia yang berbicara, aku mau menenangkan hatiku dulu, aku mau menghentikan tangisanku dulu. Si Fandi hanya bisa terdiam melihatku, mendegar berita Ayahku kecelakaan. Aku sempat mengabarkan ke teman"ku via twitter, kalau aku harus segera pulang ke Medan. Kulihat ada mention dari Lukas (Aktivis Regional Bogor), aku baru ingat, kalo aku sudah janjian dengannya untuk pergi ke Kawah  Putih. Dia bertanya, kenapa buru" balik dari Bandung, padahal aku baru saja sampai di Bandung jam 6 pagi tadi. Kujelaskanlah apa yang barusan terjadi. Kemudian, Lukas menyusulku ke kostan nya Fandi. Dan aku tunggu dia, sembari aku berkemas" kembali bersiap" berangkat ke Jakarta. Tak lama muncul Lukas. Tak banyak perbincangan yang terjadi, dia lebih banyak ngobrol dengan Fandi. Kelar berkemas", aku minta tolong ke Lukas untuk mengantarkan kakak ku ke depan, maklum, kostan nya Fandi agak jauh dari jalan raya dayeuhkolot. Aku tak tau kakak ku hendak kemana, ah sudahlah, dia sudah besar dan bisa menjaga dirinya sendiri. Dan aku diantarkan Fandi ke Stasiun Kiara Condong. Banyak" berdoa agak aku tak kehabisan tiket. Sampai di Stasiun, aku langsung ngantri untuk beli tiket ke jakarta, dan Alhamdulilah, aku gak kehabisan tiket. Kereta ku berangkat jam 2 siang, menuju ke Stasiun Pasar Senen. Hatiku masih diliputi rasa sedih. Aku ingin menangis dan berteriak. Tapi kuurungkan semua niatku itu. Ku kabarkan kepada om Japra, kalo aku siang ini mau ke Jakarta, aku harus segera pulang ke Medan, dan dia memakluminya setelah mendegar kabar berita tentang Ayahku. Fandi masih menemaniku di Stasiun, hhhmmm, dia terlihat bingung. Aku tau sebenarnya dia ingin menghiburku, namun dia tak tau harus bagaimana. Cukup ngobrol" kecil dengannya untuk mengusir kesedihan. Tak terasa sudah mau jam 2, dan aku memutuskan untuk masuk ke dalam Stasiun karena sebentar lagi kereta ku akan datang, dan aku pun berpamitan dengan Fandi. "Terima kasih ya Fan, maaf aku udah ngerepotin kamu", "Ah santai aja kali za, kabar"in yah kalo udah nyampe ke Jakarta". Begitulah percakapan terakhir kami, dan aku pun masuk kedalam Stasiun. Tak lama kereta ku pun datang, dan aku langsung naik ke dalam kereta. "Selamat tinggal Bandung", ucapku dalam hati.


Hhhmmm... sepanjang perjalanan dari Bandung ke Jakarta, hati rasanya miris. Sesekali mataku berkaca-kaca kalau ingat Ayahku disana. Dan kemudian aku memikirkan hal lain. Entar di Jakarta aku mau nginep dimana yah, ini dadakan, dan aku belum menghubungi siapapun yang ada di Jakarta. Ada sih saudara di daerah Bintaro, cuma teringat akan sesuatu hal, aku mengurungkan niatku untuk menginap dirumah saudaraku itu. Kemudian, ada satu nama yang terlintas dipikiranku. "Travel Boy", begitulah aku menjuluki dirinya. Kucoba sms dia, "Kamu malam ini lembur gak?", "kenapa emangnya?", "Za lagi otw ke Jakarta nih, ini lagi di kereta, mau ke senen. Za harus cepet2 balik ke medan". "Loh, kamu gak jadi ikut Blind Travel po? ", "Enggak, Papanya za kecelakaan, makanya za harus cepet2 balik ke Medan". "Aku gak lembur kok :D" . Begitulah percakapan singkat kami di sms. Hatiku jadi sedikit lega, karena aku udah bingung mau kemana dan bertemu siapa. Aku dan dia janjian di Stasiun Pasar Senen, dia akan menjemputku disana. Tak terasa, 3 jam berlalu, akhirnya aku sampai juga di Satsiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. Sekarang masih jam 5 sore. Ketika baru beberapa langkah aku menginjakkan kaki di Stasiun, ada telpon dari Travel Boy, "Kamu dimana?", "Za baru aja nyampe Senen", "Yoda kamu tunggu disitu yah, pulang kerja aku langsung kesana", "oke". Sore itu, Stasiun Pasar Senen terlihat ramai seperti biasa. Aku berjalan menyusuri koridor, mencari pintu keluar. Sesampainya diluar, aku putuskan untuk duduk disalah warung kaki lima di dekat Stasiun. Sebenarnya aku tidak lapar, cuma segan kalo aku hanya numpang duduk disini. Kupesan 1 piring ketoprak. Makan satu piring ketoprak saja lamanya bukan main, aku tersadar, hampir 1 jam barulah ketoprak itu habis, entah apa yang kupikirkan, sampai" aku bisa makan selama itu. Hari mulai gelap, kira" sudah pukul 6 sekarang. Aku gelisah menunggu Travel Boy yang tak kunjung datang. "Lama sekali dia, hmmm pasti jakarta macet jam segini". Bosan menunggu, aku teringat, ada temanku yang kerja di Pondok Indah. Kucoba untuk menghubunginya. "Bang, abang dimana? kerja? za lagi di Senen nih", "iya kerja nih, dan belom bisa keluar, kalo enggak kamu tunggu aja disana, entar abang samperin", "Oh gitu, yoda deh, za tunggu di Senen yah". Dia bang Bewok, itu bukan nama aslinya. Cuma aku lebih akrab memanggilnya seperti itu, Aktivis Regional Depok. Kini, cahaya matahari tak terlihat lagi, sekarang digantikan oleh cahaya rembulan dan bintang. Berkali-kali sudah pengamen nyamperin aku, sampai uang receh ku pun habis, tapi Travel Boy belum datang juga, sudah hampir 2 jam aku duduk menunggu disini. Kriiiiinnnnggggg, hp ku bunyi, ternyata telpon dari Travel Boy, "Kamu dimana za?", "Za di warung sebelah Stasiun, di deket loket beli tiket itu kan banyak warung, nah za duduk disitu". "Dimana sih? &%(*%#(?>", mataku pun memandang kesekitar Stasiun, mencoba mencari penampakan Travel Boy. Dari kejauhan kulihat, seorang lelaki sedang menggenggam telpon selular, berjaket biru, perawakannya putih dan kurus, "Itu dia, deg deg deg deg deg deg". Iya, aku deg degan, karena ini adalah waktu yang kunanti-nantikan, bisa bertemu dengannya. Aku dan dia saling melemparkan senyuman, ketika  dia menghampiriku, dia langsung menyentuh kepalaku lembut. "aaaaakkkk, seneng seneng seneng". Seketika hati berbunga-bunga. Bercakap-cakap sebentar dengannya, kemudian dia juga memesan 1 piring ketoprak, kulihat dia menyantap makanan itu sampai habis, dan setelahnya, dia mengajakku untuk pindah dari sini. Kemudian kami berjalan ke Dunk*n Donut's yang juga ada di Stasiun Pasar Senen. Kujelaskan juga kalau aku sedang menunggu temanku, bang Bewok. Jadi sambil menunggu bang Bewok, kami ngobrol". Tak ingat apa yang kami obrolkan, yang jelas, aku sudah tenang bisa bertemu dengannya disini. Kira" jam 9 malam, datang juga bang Bewok, dan langsung kukenalkan dengan Travel Boy. Ngobrol" bertiga, entah apa yang menjadi topik kala itu aku juga tidak ingat. Malam semakin larut, sekarang sudah jam 10 malam, kami memutuskan untuk balik kerumah masing". Jakarta malam itu, ternyata macet, padahal udah jam 10 malam juga. Sepanjang perjalanan menuju Tangerang, kami lebih banyak diam, ya sesekali Travel Boy mengajakku berbicara, ya sekedar basa basi. Sekitar jam 11an, nyampe juga di kostannya Travel Boy. Huaaaaah, capek rasanya badanku, lelah, ngantuk, dan ingin tidur. Aku langsung mandi, ganti pakaian, dan buka laptop sejenak, mencoba untuk online mencari hiburan. Selama di kost, kami tak banyak bicara, semuanya terasa kaku, seperti orang yang baru kenal. Jam 12an, aku pun pergi tidur, sementara dia kulihat masih asik nonton tv. Zzzzzzzzzzz.


Udah pagi ternyata, sekarang sudah tanggal 10 November 2012. Rencana hari ini adalah mengurus tiket kepulanganku dan ke Depok, untuk mengantarkan amanah yang dititipkan om Rius kepadaku, dan harus aku sampaikan ke Om Ulit (Regional Leader Depok). Sekitar jam 8an aku sudah terbangun, dan Travel Boy masih tidur, aku masih bermalas"an di kasur sambil menunggu dia bangun. Tak lama dia pun terbangun, dan seperti biasa, kami lebih banyak diam, seperti orang yang sedang marahan, hahaha. Travel Boy mengajakku untuk sarapan, kami pergi dengan menggunakan motor, dan lagi" aku lupa dimana kami pergi sarapan. Yang jelas, disana banyak sekali pedangang yang menjajakan makanannya, dan aku pilih untuk sarapan bubur ayam. Kelar sarapan kami langsung balik ke kost. Sampai di kost duduk" sejenak kemudian Travel Boy mengajakku untuk mengurus tiket pulangku. Aku mandi sebentar dan sekitar jam 11an kami berangkat. Mencari kantor cabang maskapai Citil*nk di daerah Tangerang. Kami berdua sama" gak tau dimana kantor cabangnya, setelah browsing dan mengandalkan GPS, serta nanya ke orang", akhirnya ketemu juga kantornya. Ternyata kalau mau mengganti jadwal keberangkatan, aku harus langsung urus ke kantor pusatnya di Bandara Soeta. "Waduh, makin jauh aja -____-". Kemudian kami keluar dari kantor itu, dan berhenti di SPBU gak jauh dari kantor maskapai penerbangan tersebut. Dan kemudian Travel Boy menawarkanku, "Kalo enggak coba aja ganti jadwal pulangnya by phone", "Emang bisa?", "Engga tau juga sih, tapi coba aja". Yodah, Travel Boy coba menelpon costumer service maskapai penerbangan tersebut, dan ternyata bisa ganti jadwal by phone. Setelah mengikuti step by step yang dikatakan oleh si CS, kami segera menuju ke ATM untuk mentransfer biaya perubahan jadwal terbang, dan ternyata transaksi gagal. Biaya perubahan jadwal terbangnya gak bisa di transfer, gak ngerti salahnya dimana. Berkeliaran di jalan di tengah siang bolong yang terik, akhirnya Travel Boy mengajakku untuk makan siang dulu. Berhenti lah kami di suatu tempat, entah diama itu yang pasti masih di sekitar Tangerang. Ada dua pilihan disitu, warung tegal, atau warung padang. Travel Boy menanyakanku mau makan dimana, dan akhirnya kita makan di warung padang. Dan lagi", kami gak banyak bicara, berbicara seperlunya saja, hahahaha. Sambil ngebahas soal tiket pulangku. Karena bingung dan gak tau harus gimana, akhirnya kami pulang ke kostan aja. Sampai di kostan, aku coba lagi telpon CS maskapai penerbangan tersebut, mana tau yang kedua kali ini akan sukses. Setelah mengikuti arahan dari CS, dan kami kembali lagi pergi ke ATM, dan ternyata, lagi lagi biayanya gak bisa di transfer. Kesal, pengen marah aja rasanya, apanya sih yang salah. Kami nyerah. Kembali lagi ke kostan. Aku terduduk lesu, memikirkan tiket pulang yang belum kudapatkan. Akhirnya, pilihan terkahir, aku beli tiket yang baru saja. Dengan uangku yang pas"an. Sore itu, kira" jam 3 sore, kami berangkat mencari travel terdekat, tak lama dapat juga kantor travelnya, langsung saja aku meminta pegawai disana untuk mencarikanku tiket untuk ke Medan yang termurah. Dan yang paling murah ternyata 700.000.- . Aku masih terdiam, karena sadar uangku yang tersisa hanya 600k, sedangkan harga tiket 700k. Hmmm... kemudian aku memberanikan diri untuk meminjam uang Travel Boy, dan akhirnya aku beli tiket itu. Tenang juga akhirnya, tiket untuk pulang ke Medan besok sudah ditangan. Sekarang tugasku tinggal satu, mengantarkan oleh" untuk Om Ulit di Depok.


Sore ini aku akan dijemput si El di Tang City Mall, kami janjian disitu. Sekitar jam 5 sore aku udah nyampe di TKP, tapi dia kelihatannya belom nongol, sekitar jam 5an gitu, dia nyampe juga dan kami langsung berangkat ke Depok. Hari ini malam minggu, jalanan rame dan macet banget. Banyak janur kuning dijalan, sepertinya lagi musim kawinan ahahaha. 45 menit berjalan, belom juga nyampe ke Depok. Pantatku rasanya udah sakit kelamaan duduk di motornya si El. Ditengah jalan, kami singgah di minimarket, aku mau ngambil duit di ATM sekalian beli minuman. Kelar beli minuman, aku dan El menghabiskan terlebih dahulu minuman kami baru kembali melanjutkan perjalanan, dan aku masukkan sisa uangku kedalam tas kecil yang aku bawa. Lama berjalan, akhirnya sekitar pukul 9 malam sampai juga aku di Depok. Bener" capek, jam 5 berangkat, jam 9 baru nyampe. Langsung disambut Om Ulit dan bang Bewok. Waktu itu kami janjian di KKM (Kedai Kopi Medan), ternyata disana udah rame banget, ada Ndin, Bangan, Fiqi, Rayou dll. Semuanya anak" dari Regional Depok yang memang sudah aku kenal sebelumnya dari Kaskus. Duduk sebentar sama mereka, terus aku teringat mau bagiin stiker RPM (Regional Profesional Medan) ke mereka semua. "Loh, tas aku mana yah, perasaan gak ada aku lepas deh, tapi sekarang kok udah gak ada ya?". Aku baru nyadar kalo ternyata tas aku hilang, gak ngerti hilangnya gimana, tau tau udah gak ada aja. Panik seketika, dan untungnya anak" Depok pada baik hati bantuin nyari tas aku, yg pada akhirnya gak ketemu juga. Sudah jatuh tertimpa tangga, itu yang kurasakan. Papa sakit, eh sekarang malah tas aku yang hilang, padahal besok pagi aku harus balik ke Medan, dan aku harus check in pake KTP. Tapi ini dompet aku juga hilang, KTP, SIM, ATM, dan semua isi"nya yang ada didalam tas itu raib. Pasrah, cuma itu yang bisa kulakukan. Untuk memudahkan aku untuk check in besok, bang Bewok mengantarkan aku ke Polsek setempat di jalan Margonda, Depok. Aku dibuatkan surat kehilangan barang. Dan sekarang, aku udah gak punya apa" lagi. Uang sepeserpun aku sekarang enggak punya. Yang awalnya kepengen makan malam di KKM, aku batalin. Bukan karena gak punya uang, tapi selera untuk makan juga sudah hilang. Sekitar jam 11 malam, aku pamitan ke anak" Depok. Kuucapkan terima kasih untuk anak" Depok yang udah kasih Mug Regional Depok sama aku, dan juga Rayou yang udah ngasi hadiah boneka bantal ke aku. Oia, bang Bewok juga udah berbaik hati membelikan aku sendal jepit, sesuai dengan permintaanku, soalnya waktu itu sepatuku udah tak layak pakai lagi, hahaha. Maksud hati uangnya akan kuganti ketika aku sampai di Depok, tapi siapa sangka tas aku hilang.


Boneka Bantal Pemberian Rayou (kanan)

Mug dari anak" Regional Depok


Langsung balik ke Tangerang sama si El. Kembali menyusuri perjalanan yang panjang, tapi Alhamdulilah udah gak macet lagi. Jadi bisa lebih cepet sampai di Tangerang. Ditengah perjalanan, kami sempet singgah ke Angkringan Taman Barito, tapi sayang gak ada anak" yang lagi ngumpul disana. Jadi kami melanjutkan perjalanan ke Tangerang. Sekitar jam 1 malam, nyampe juga di Tang City Mall. Aku coba untuk menelpon si Travel Boy. "Mudah"an dia belum tidur", doaku dalam hati. 2 kali ku telpon, gak ada jawaban dari dia. Huuuaaaaa, kayaknya dia udah tidur nih. Tapi syukur, gak lama dia nelpon aku balik, dan dia segera menjemputku.


Sekarang tanggal 11 November 2012, sekitar pukul 01.30 dini hari. Akhirnya nongol juga Travel Boy. Kelihatan banget dari mukanya kayak abis bangun tidur, aku jadi rada nggak enak udah banyak ngerepotin dia. Hmm... sebelum balik ke kost, Travel Boy ngajak aku untuk makan, sebelumnya dia sempat bertanya sama aku, apa aku udah makan, dan kujawab saja belum. Ya karena emang belum makan >,< . Jadi dia ngebawa aku ke K*C. Ternyata sedang ada nobar disana, match antara Manchester United dengan... aku lupa *hammer. Waktu lagi ngantri mau pesan makanan, aku dan dia sama" memperhatikan pertandingan tersebut. Wow ada Chicharito pemain favoritku sedang mengiring bola ke gawang dan.... GOOOLLLLLLLLLL. Travel Boy tau kalo aku suka banget sama Chicharito, dia noyor kepala aku waktu Chicharito masukin bola ke gawang, hahahaha. Aku senang moment itu terjadi :) . Sambil makan tetep mata fokus ke layar kaca, dan Chicharito memberikan kemenangan terhadap MU. Dia menyumbang 3 gol saat itu. Senang banget rasanya ahahahaha. Kelar makan, kami langsung balik ke kost. Dan sekitar jam setengah 3, kami sampai di kost. Hmmm, udah mau subuh, dan jam 5 subuh nanti aku harus ke bandara. Pesawatku take off jam 7 pagi. Dan aku pun tertidur. Jam setengah 5 subuh, alarm hp ku berbunyi, tapi rasanya mata ini berat banget untuk dibuka. Sampai akhirnya Travel Boy nyenggol" kaki aku supaya aku bangun. Hmmm, dalam hatiku "Bentar lagi aku berangkat ke Medan, bentar lagi aku pisah sama kamu". Kemas" bentar, gak pake mandi langsung berangkat ke bandara. Jalanan masih sepi banget. Tepat jam 5 subuh, kami nyampe di Bandara Soekarno Hatta. Begitu berat kaki untuk melangkah, tapi Ayahku membutukanku disana, dan aku juga sudah rindu dengan Ayahku. Dan disisi lain, rasanya aku belum puas untuk berada disampingnya, aku ingin tinggal lebih lama disini, di Tangerang. Aku masih ingin ngobrol lebih banyak dengannya, atau sekedar ngedate berdua nonton Skyfall seperti janjinya, hahaha. Iya aku maklum, Semuanya terjadi diluar rencana dan kehendakku. Jadi aku tak perlu marah atau kecewa. Sudah sampai di depan terminal C. Aku bingung, aku gak punya uang untuk bayar airport tax. Aku cengar cengir ngeliat Travel Boy. Aku mau meminjam uangnya, tapi aku malu, aku segan. Tapi kalo aku tidak memberanikan diri, gimana aku mau pulang, ATM aku tak punya, apapun aku tak punya kecuali tas pakaian yang aku bawa. "Mmmm za boleh pinjam 50rb gak? untuk boarding", tanyaku malu >,< . "Oia boleh (sambil nyodorin uang 100rb)", "Entar za ganti pas za udah nyampe di Medan yah", "Iyah santai aja". Dan, inilah saat yang paling menyedihkan buatku. Perpisahan :( . Aku hanya bisa menjabat tangannya, dan berkata "Terima kasih banyak yah, za pulang dulu ya", "Iya sama-sama za, kabari kalo udah sampe Medan". Dan aku melepaskan tangannya, dan mulai berjalan masuk kedalam ruang check in. Selamat tinggal Tangerang, selamat tinggal Travel Boy :( .

Saturday, January 26, 2013

Jogja, I'll Be Missing You

5 November 2012. Malam itu kira" pukul 23.00 WIB aku dan kakak ku tiba di Stasiun Tugu Jogjakarta. Kereta kami terlambat, seharusnya kami tiba di Jogja jam 10 malam. Entah apa yang terjadi. Well, kami udah di tunggu oleh 3 orang temanku, Ridho, Taufiq dan Eka. Sesampainya di Stasiun Tugu, aku langsung mengabari Ridho. "bang, za udah nyampe nih di tugu", "oh ya udah, kami udah ditugu kok, tunggu disitu yah". Menunggu di depan Stasiun, tak lama muncul la ketiga pemuda ini hahaha. Pertama kali kenal dengan bang Taufiq itu Agustus 2011. Waktu itu aku sedang jalan-jalan ke Jogja, dan aku di undang untuk ikut buka puasa bersama dengan anak BPC Jogja. Kalau tak salah, waktu itu kami buka puasa bersama di Pondok Cabe. Dan disitulah aku bertemu dengannya. Si Tampan bermata sendu. Sedangkan Ridho dan Eka aku kenal dari Kaskus.


Bukber di Pondok Cabe, Jogjakarta
7 Agustus 2011


Oke cukup flash backnya. Dari Stasiun, kami menuju ke angkringan di samping Stasiun Tugu, sembari mencoba Kopi Joss yang tahun lalu aku tak sempat rasakan. Kopi pake arang. Mmmm aneh memang haha. Suasana Jogja malam itu, sungguh berbeda, berbeda dengan suasana di kota-kota lain. Entah kenapa. Yang jelas, berada di Jogja membuatku merasa nyaman. Melihat kesekitar angkringan, banyak muda mudi yang duduk di trotoar sambil main kartu, pengamen jalanan yang mulai bernyanyi menghempaskan kesunyian malam, ya inilah Jogja, istimewa.


Duduk di angkringan sambil ngobrol kecil bersama ketiga pemuda ini, selalu membuahkan canda dan tawa. "Rencana mau kemana aja za?" tanya salah seorang pemuda itu, yang sebenernya aku lupa siapa yang nanya sih :p . "enggak tau nih, belom ada rencana". "yoda besok lusa kita ke Gunung Api Purba aja, ntar kami jemput". "oh boleh boleh" . Begitulah percakapan singkat kami.


Tak lama duduk di angkringan, aku mengajak mereka semua untuk menemui salah seorang teman lama ku. Alon, teman yang sudah ku kenal sejak kelas 3 SMA. Sekarang dia sudah bekerja, kalau tidak salah di Kedai 24. Kami semua berangkat kesana. Aku dibonceng bang Taufiq, sedang kakak ku di bonceng teman nya yang saat itu juga datang ke Stasiun Tugu. Kira" 15 menit, sampailah kami di Kedai 24 itu, tempat kerjanya si Alon. Ah rindu sekali aku dengannya. Sayang, saat itu Alon sedang sibuk bekerja, dia hanya punya waktu sebentar untuk nyamperin aku, dan aku kenalkan dia dengan kakak dan teman"ku. Waktu yang kurang tepat sepertinya untuk menemuinya. Tak terasa sudah pukul 1 dini hari, aku memutuskan untuk beristirahat di kostnya bang Syukron. Katanya, bang Syukron sedang mendapatkan beasiswa di Jakarta, jadi kamar kostnya kosong untuk sementara waktu, dan siapa saja boleh menumpang dikamarnya. Diantarlah aku dan kakak ku menuju kostan nya bang Syukron di daerah Pasar Klitikan, Pakuncen. Sebelumnya aku belum pernah datang ke daerah ini. Aku pikir daerah ini jauh dari pusat kota. Ternyata tidak. Sesampainya di kost bang Syukron, aku dan kakak ku langsung beristirahat. Merebahkan badan sejenak, lalu mandi, dan kemudian lanjut tidur.


Sekarang tanggal 6 November 2012. Bangun pagi dengan perut keroncongan. "Duh, mau makan apa kita nih kak, gak ada apa2. orang jualan juga gak ada". Eh Alhamdulilah banget, gak lama ada ibu" tukang bubur lewat, beli bubur sum sum nya 1. Terus bingung mau makan nya pake apaan. hahahaha. Mau pinjem mangkok ama penghuni kamar sebelah segen >,< . Jadi di sedot" aja itu bubur dari plastiknya, ujung nya di bolongin. Abis sarapan buruan mandi dan siap" untuk pergi jalan. Tujuan utama ke Malioborro. Udah siap"an langsung jalan keluar dari gang kecil ini. Nyampe di simpang Pasar Klitikan, katanya deket sini ada shelter transjogja, tapi mana ya, kok gak keliatan. Dari pada bingung, mending jalan kaki aja deh, mengandalkan GPS. Jadi dari Pasar Klitikan ini aku dan kakak ku jalan kaki menuju Malioborro. Cuacanya kala itu lumayan panas. Berasa bener" jadi turis kemana-mana jalan kaki, hahahaha. Kira" jalan 20 menit, akhirnya sampe juga di Malioborro. Siang ini Malioborro gak terlalu ramai seperti biasanya. Aku dan kakak ku berjalan menyusuri lorong demi lorong di Malioborro, sembari kakak ku mencari oleh untuk teman"nya di Medan. Capek jalan", perut juga udah keroncongan, kami singgah ke Mall Malioborro. Makan siang disalah satu Restoran disana. Enggak terasa, ternyata udah mulai senja. Kami duduk di Nol Kilometer Yogyakarta. Menikmati suasana malam kota Jogja yang nyaman. Melihat pedagang yang menjajakan barang dangangannya, melihat pengamen yang sedang bernyanyi, dan melihat hiruk pikuknya Benteng malam ini. Kira" pukul 19.30, aku janjian dengan seorang temanku Ian (Aktivis Regional Kalbar) di Warung SS Babarsari. Kebetulan aku udah lama banget gak makan di SS. Udah ngiler ama pedas sambalnya yang bikin mata kriyep", hahaha. Setengah jam perjalanan, nyampe juga di SS, dan Ian udah nunggu disana.


Liza & Ian
Warung SS Babarsari, Jogjakarta


Langsung aja pesen makanannya, ih kecewa. Sambel disini sama sekali gak ada pedes"nya, beda sama yang pernah aku makan di SS Bintaro, itu asli pedesnya bikin mau nangis. Kalo ini, sama sekali gak berasa. Sampe mikir, apa karena ini di Jogja ya, jadi disesuaikan ama lidah orang sini, yang doyan manis", hhmmm. Kelar makan, langsung balik ke kostan untuk istirahat. Besok rencananya mau ke GAP (Gunung Api Purba).


7 November 2012. Hari ini aku diajak ketiga pria lucu ini ke GAP. Pagi ini, kakak ku sudah pamitan untuk pergi duluan dengan temannya ke Kaliurang. Jadi aku ditinggal sendirian di kost. Tiduran dikamar sembari nunggu anak" dateng ngejemput. Agak lama kayaknya, sampe aku rasanya ngantuk banget hahaha. Sayup" kudengar, sepertinya ada yang memanggil namaku, Lizaaaa. Tapi aku pikir aku cuma salah dengar, aku kembali melanjutkan aktivitasku didalam kamar. Kudengar dari dalam kamar, seperti ada orang yang bercakap"di ruang tamu, tapi aku berpikir, ah itu mungkin anak kost yang disebelah kamar bang Syukron. Tapi ternyata aku salah. Ternyata Ridho udah nyampe dari tadi, ternyata aku gak salah dengar tadi. Karena udah agak siang dan aku juga laper, Ridho ngajak aku makan di warung dekat kostan nya bang Syu. Makan siang disana sembari menunggu Eka dan Si Tampan datang. Makan diwarung sambil ngobrol" ama Ridho. Sekitaran jam 1an kalo gak salah, Eka dan bang Taufiq udah nyampe di kostan, aku ama Ridho juga bergegas balik ke kostan. Nyampe kostan, aku ngeliat bang Taufiq asik tiduran dikamar. "Bah, gawat kali ni, didalam kamar ada jemuran sempak sama beha, hahaha", umpatku dalam hati. "Wah za, ada pemandangan indah ni (sambil noleh ke arah jemuran sempak & beha)" sapa bang Taufiq, dan sontak aku tertawa malu hahaha. Sekitar jam 2, kami berangkat menuju ke GAP.


Kali ini aku dibonceng sama Ridho. Mmmm, sepanjang perjalanan, kami cuma diem"an. Mau ngajak ngobrol, tapi gak tau mau ngobrol apa, lagian aku kalo sama orang yang gak terlalu dekat, sedikit gak banyak omong, cendrung jadi lebih pendiam. Jadi selama perjalanan dari kost ke GAP, berapa kali ngomong ama Ridho itu bisa di hitung >,< . Udah nyampe di kawasan Gunung Kidul nih, udaranya juga udah mulai terasa sejuk. Sebelum ngelanjutin perjalanan ke GAP, kami singgah di minimarket untuk membeli logistik, kami tidak menginap di GAP, cuma mau masak" cantik aja di puncaknya. Setelah kelar belanja logistik, kami melanjutkan perjalanan, kira" setengah jam berjalan, akhirnya sampai juga di kawasan GAP. GAP atau Gunung Nglanggeran terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta. Gunung ini memiliki ketinggian 700 mdpl dengan suhu udara rata-rata 23-27 derajat celsius. Sebelum naik ke GAP, kami singgah dulu di rumah Bapak Tampan. Panggilan Bapak Tampan ini juga sudah sering aku dengar dari cerita teman" BPC. Kalau tidak salah, dipanggil Bapak Tampan karena mereka awalnya gak tau siapa nama asli si Bapak. Jadi, dipanggil lah Bapak Tampan. Ketika kami sampai di rumah Bapak Tampan, ternyata si Bapak belum pulang dari ladang, jadi kami duduk sejenak sambil menunggu Bapak Tampan pulang. Gak lama akhirnya si Bapak nongol juga, kenalan dulu sama si Bapak, terus ngobrol" bentar. Kira" udah jam 3an gitu, kami memutuskan untuk berangkat naik ke GAP. Cuaca kelihatannya mendung, semoga gak hujan. Sekitar puluhan juta tahun lalu, GAP ini pernah aktif. Saat ini, Gunung Nglanggeran hanya tinggal deretan gunung batu raksasa dengan pemandangan yang eksotik.


Emang sih cuma sekitar 700 mdpl, tapi karena jalanannya yang cukup menanjak, bikin aku ngos"an juga. "Kenapa za, kok mukanya cemberut?", tanya bang Taufiq. "Mmm gpp kok bang", jawabku singkat. Padahal, saat itu aku sedang merasakan penyakitku kalau sedang naik gunung bakal kumat, yaitu muntah-muntah, makanya muka aku cemberut yang sebenarnya lagi menahan angin yang ada didalam perutku, supaya gak keluar dan menyebabkan aku muntah, malu ah udah gede masi suka muntah kalo naik gunung, hahaha. Setapak demi setapak jalan kami lalui, baru kali ini aku naik gunung yang seperti ini. Ketika sedang mendaki, aku nemuin medan yang hhmmm, entah bagaimana cara menjelaskannya. Jadi, aku harus lewat diantara dua buah batu yang besar, jalan diantara kedua batu itu sangat sempit. Sempit dan menanjak. Belum pernah sebelumnya aku menemukan medan yang seperti ini. Tak sampai 1 jam, ternyata kami sudah sampai di puncak GAP. Waw, senang sekali rasanya. Gunung ini memiliki dua puncak, yaitu puncak barat dan puncak timur. Di tengah gunung, kita bisa melihat kaldera. Pemandangan dari puncak GAP sangat indah, terlihat hamparan awan, jajaran gunung baru, perkampungan warga, serta hijaunya sawah. Sesampainya diatas, ketiga pemuda ini mulai berusaha menyalakan api untuk membuat kopi. Hembusan anginnya cukup kencang dipuncak, membuat mereka kesulitan untuk menyalakan api, tapi mereka terus mencoba, dan akhirnya nyala juga apinya, haha, salut untuk kegigihan mereka ini. Air sudah panas, langsung diseduh kopinya. Minum Kopi sambil ngemil sosis so ni*e ditemani dengan udara yang sejuk dan pemandangan alam yang indah dari atas sini, sungguh nikmat rasanya. Iyaaa, inilah nikmatnya kalau sedang berada di puncak gunung, setelah lelah mendaki, semua rasa lelah itu akan terbayar lunas dengan indahnya pemandangan dari atas puncak.


Sekitar jam 5an, kelar menikmati indahnya pemandangan diatas sini, kami mau beranjak dari puncak, mencari tempat yang lebih aman untuk masak". Sebelum turun, Ridho ngajak untuk naik ke puncak yang satunya lagi, ternyata angin diatas sini jauh lebih kencang dan dingin, karena sudah hampir petang juga, cuaca nya jadi lebih dingin. Sempat ditawari untuk berfoto" sama Ridho, dan akhirnya beberapa kali Ridho mengambil fotoku. Tapi sayang, sampai detik ini, foto"nya gak di upload", hahaha, aku penasaran dengan hasilnya, dan juga itu sebenernya menjadi satu"nya kenang"an yang aku punya selama mendaki di GAP.  Udah puas di puncak yang satu lagi, kami turun menyusul bang Taufiq dan Eka yang udah turun duluan. Akhrinya nyampe juga di lapak yang cocok untuk masak". Mereka semua terlihat sibuk mencari kayu untuk bikin api unggun, aku juga ikut membantu mencari kayu. Lalu, mereka menyulap mantel hujan menjadi tenda jadi"an. hahaha. Karena takut sore itu akan turun hujan. Tenda jadi"an sudah jadi, kayu sudah terkumpul semua, mulai lah pasang api unggun dan memasak. Tukang masaknya kali ini Eka dan Ridho, sementara bang Taufiq sedang asyik tiduran. Lucu melihat dua laki" ini masak, apalagi ketika sedang asyik goreng sosis so ni*e, tiba" sosis nya meledak, karena kaget mereka refleks menjauh dari penggorengan, hahahaha. lucu. Kami semua tertawa melihat kejadian yang baru saja terjadi. Ini sosis kenapa bisa meledak gini, serem, wakakakakaka. Udah semakin malem, sekarang sekitar jam 7 malam, kita siap" untuk turun. Dan jam 8 kurang, kita udah sampe di bawah, di rumah nya Bapak Tampan. Bapak Tampan langsung membawakan kami bubuk teh, air panas dan gula. Terlihat muka ketiga pemuda ini kelihatan lelah. Aku buatkan teh untuk mereka. Eka dan Ridho, sibuk dengan BB nya masing". Sedangkan bang Taufiq dia sedang tertidur di kursi. Aku hanya duduk diam sembari menyodorkan teh ke mereka. Tak banyak pembicaraan yang terjadi. Yang kudengar hanya mereka berencana untuk karaoke selepas dari GAP ini. Dalam hati, "wih, asik nih, turun gunung langsung karaoke, hahaha". Sekitar jam 9an kami pamitan ke Bapak Tampan, kami mau balik ke Jogja. Mmmmm... udaranya dingin banget, ditambah lagi Ridho bawa motornya kenceng banget, serem. Perjalanan pulang terasa lebih cepat, jam 10an kami sudah sampai di Ankringan KR (Kedaulatan Rakyat). Angkringan yang fenomenal menurutku, dari ujung ke ujung penuh semua dengan muda mudi, dan kata Ian temanku, di angkringan ini isinya anak Kaskus semua. Waw, hebat sekali. Nyampe di Ankringan KR aku ketemu lagi sama Ian, dan tanpa sadar aku terpisah dari Eka, Ridho dan bang Taufiq. Sepertinya mereka pergi menemui anak" BPC Jogja yang saat itu juga ada di angkringan KR. Aku asik ketemu dan kenalan dengan anak" Kaskus Regional Yogyakarta, yang sebagian besar aku sudah kenal di dunia maya, namun belum pernah bertemu sebelumnya. Aku kenalan dengan musvida, mr jack (SP Enthusiast), gie, chaossan, septiyadi (Aktivis Reg, Yogyakarta), dll. Senang ketemu sama mereka semua, anaknya asyik" dan gak sombong, walau baru pertama kali ketemu, tapi suasananya begitu hangat, gak kaku. Aku mencoba mencicipi menu yang ada di angkringan ini, nasi sambal mercon dan susu tape. Ya yang namanya nasi kucing cuma sebungkus, emang gak bikin kenyang, hahaha. Susu tape nya ini yang unik, rasanya juga enak, belom ada di Medan kayaknya.


Kelar guyub di Angkringan KR, aku dan 3 pemuda ini langsung menuju ke happy pup*y. Salah satu tempat karaoke yang ada di Jogja. Ketika sudah sampai di sana, mereka bertiga sibuk nyimpan pisau yang mereka bawa kedalam jok motor. Eh, pisau ini dibawa karena tadi kita ke GAP, bukan untuk hal yang aneh" :p . Eka sedang sibuk check in, sementara aku, bang Taufiq, dan Ridho duduk di sofa dekat meja check in. Tak lama, kami langsung masuk ke room yang sudah kami pesan. Langsung aja Ridho milih" lagu dan langsung nyanyi. Hahahaha, lucu juga liat tingkah dia ini, aku lupa pertama kali dia nyanyi apa, yang jelas, dia nyanyi sambil jingkrak" waktu itu. Dilanjut bang Taufiq, mmm ternyata suaranya bang Taufiq lumayan juga, hahaha. Eka kelihatannya malu". Malu" atau apa yah, tapi dia lebih banyak diam waktu itu, hanya sesekali membantu Ridho bernyanyi, selebihnya dia hanya melihat kami asyik bernyanyi. Dan aku ingat, lagu pertama yang kunyanyikan waktu itu I Won't Give Up nya Jason Mraz. Hahahahaha, asli suaraku ancur banget nyanyiin lagu itu, fales abis, mana teks nya telat jalannya, bikin malu aja hahahaha.


8 November 2012. Sekitar jam 1.00 malam, kami kelar karaokean. Aku pikir kami akan balik ke kostan masing", eh ternyata tidak. Semenjak turun dari GAP kami belom ada makan berat. Ya jujur sih aku juga ngerasa laper waktu itu. Selooow di boncengan, ternyata kami berhenti di K*C, di jalan Sudirman kalo nggak salah. Mmmm, baru teringat, kalo makan disini pasti mahal, tapi mereka bilang, "awal bulan kan? masih banyak duit donk? hahahaha". Bingung mau pesen apaan, paket gocengan nya udah abis semua -____-" . Jadi aku cuma pesen cemilan doank, nggak makan nasi, eh dibayaran bang Taufiq, asyiiiiiik, bisa hemat jadinya, hahahahaha. Makan bareng sambil ngobrol", aku iseng nanya ke Eka dan Ridho tentang gimana skripsi mereka sekarang, kayaknya bukan topik yang asyik untuk dibahas, hahaha. Kelar makan, sekitaran jam 2, udah gak ada tujuan kemana-mana lagi, aku dianterin Ridho pulang ke kostan bang Syukron. Gak gitu inget jam berapa sampai ke kostan, kalau gak salah jam 2.30 kayaknya. Begitu nyampe kost bang Syukron, Ridho langsung pamitan mau balik kerumah juga. 


Hari ini, hari terakhirku di Jogja. Masih kangen sama Jogja, masih kangen juga sama Alon sahabatku yang sekarang sudah mulai sibuk bekerja. Tapi aku harus melanjutkan perjalananku. Tujuan selanjutnya adalah ke Kota Bandung. Siang ini aku dan kakak ku berencana ke Malioborro lagi. Sambil menemaniku mencari titipan si Melda, temanku di Medan. Kelar mencari oleh" untuk keluarga dan titipan si Melda, aku langsung balik ke kostan. Mulai packing" karena jam 10 malam nanti aku akan berangkat ke Bandung dari Stasiun Tugu menuju ke Stasiun Kiara Condong. Malam ini aku tak berjumpa lagi dengan Eka, Ridho dan bang Taufiq, agak sedih sih rasanya. Ya sepertinya mereka punya kesibukan masing", sebenarnya aku ingin menyamapaikan rasa terima kasihku  kepada mereka secara langsung. Tapi aku cuma bisa bilang terima kasih lewat sms. Aku sms Ridho "Bang, makasih ya untuk jalan2nya selama di Jogja", tak lama sms ku di balas, "Sama2 za, makasih juga oleh2nya ya". Begitulah kurang lebih percakapan singkat kami di sms. Aku coba sms bang Taufiq tapi gak bisa, sepertinya dia sudah mengganti nomer hp nya. Hmmmm, ya udah aku sms lagi Ridho, "Bang, salam juga ya sama bang Eka dan bang Taufiq, makasih atas semuanya", "Oke za", balas Ridho. Kira" pukul 9 malam, aku dan kakak ku sudah tiba di Stasiun Tugu, aku diantar oleh Ian, dan kakak ku diantar oleh seorang temannya. Tak banyak yang kulakukan, hanya duduk dan sedikit bersenda gurau dengan Ian, yang memang juga memiliki selera humor yang tinggi, hahaha. Sayup" terdengar suara kereta yang akan kami naiki sudah tiba, dan kini tiba saatnya aku meninggalkan Kota Jogja, Kota seribu kenangan, Kota yang selalu membuatku rindu untuk kembali lagi kesana. Aaahhhh, tak habis kata untuk mengungkapkan betapa istimewanya Kota ini.


Jogja, i'll be missing you...



(Next chapter, Antara Bandung, Jakarta, Tangerang dan Depok)

Friday, January 25, 2013

First Trip To Bali (Overland)

Ya.. hari ini tanggal 1 November 2012. Aku dan kakak ku bersiap” berangkat ke Bandara Polonia Medan. Kami mau ke Bali . Tujuan awal sih bukan mau ke Bali, sebenarnya niat awalku adalah aku ingin mendaki puncak para dewa Mahameru. Tapi sayang, aku kurang beruntung. Waktu itu jalur pendakian ke Mahameru di tutup karena ada mahasiswa yang hilang disana. kecewa memang. Tapi hal tersebut sama sekali tak mematahkan semangatku untuk terus berjalan, melanjutkan mimpi-mimpi yang tertunda. oke, putar otak. Mau kemana aku sekarang. Dan aku putuskan untuk ke Bali aja. Sebelumnya aku belum pernah ke Bali. Dan lumayan penasaran dengan Bali, ada apa sih disana, sampe" orang" demen banget kesana. Oke... jam 7 pagi aku dan kakak ku berangkat ke Bandara Polonia Medan. Sesampainya di Bandara langsung check in dan nunggu boarding di waiting room. sedikit gelisah ketika tidak ada tanda” pesawat yang akan aku naiki mendarat. coba melirik jam tangan, udah hampir jam 9 ternyata, dan belum ada panggilan untuk boarding. Tak lama kemudian, terdengar dari bagian informasi, bahwa pesawat yang akan aku naiki mengalami keterlambatan. Sial. Kata itu yang terucap dari mulutku pertama kali. Kenapa?? Karena aku harus mengejar kereta dari Jakarta ke Malang jam 14.10 . mulai harap” cemas. Takut ketinggalan kereta . tapi akhirnya pesawat pun datang. Tepat jam 10 pagi kami terbang dari Medan menuju Ke Jakarta. ini kedua kalinya aku ke jakarta :p


2 jam berada di udara, tidak banyak yang kulakukan. Hanya berdoa semoga aku dan kakak ku tidak ketinggalan kereta. Karena itu kereta terakhir yang ke Malang (kalo gak salah sih). Kurang lebih pukul 12.00 sampai di Bandara Soekarno Hatta. Langsung cepat" turun dari pesawat dan langsung capcus ke bagian claim baggage. Sekitar jam 12an tas udah dapet dan lansung cepat" keluar dari terminal C. langsung clingak clinguk dan mikir mau naik apaan ke Stasiun Pasar Senen. Mulai berdatangan mas mas yang nawarin mobil ke bandung, Jakarta, dan sekitarnya. Mulai tawar menawar dengan si mas, naik avanza dari Soeta ke Senen 140k, gak bisa nego lagi. Dan kita memutuskan untuk naik taksi aja. Ngeliat jam udah pukul 12.30. gak banyak waktu lagi. Langsung masuk aja ke dalam taksi. “Pak pak.. bisa ngebut dikit gak bawa mobilnya, kita lagi ngejer kereta ke malang jam 2” ; desak ku kepada si sopir taksi. Untung si bapak pengertian, dan wuuuus wuuuuus nyelap nyelip bawa mobil nya, walaupun sesekali kena macet juga. Liat jam, whaaaaat udah jam 13.20. Dan perjalanan masih lumayan jauh dan rada macet. Mulai pasrah aja. Kayaknya gak bakal terkejar deh kereta ke Malang nya. Tiket udah dibeli lagi. Dan gak banyak berharap lagi. Tapi masih tetep berdoa didalam hati. Semoga sempeeeeeet. Alhamdulilah akhirnya nyampe juga di Stasiun Pasar Senen jam 13.50 . Dan tersadar kalo 15 menit lagi keretanya berangkat. Langsung bayar taksi 165k. mending tadi naik mobil avanza aja tadi 140k. ah tapi ya sudahlah. Lain kali saja, ini jadi pelajaran. Turun dari taksi langsung menuju ke loket penukaran tiket, maklum aku beli tiketnya via online kemaren. Jadi kudu ditukerin lagi di loket. Dan astagaaaaaaa. Antriannya panjang banget. sebagai warga Negara Indonesia yang baik aku coba untuk ngantri. Ngantri 5 menit dan antrian masih panjang juga. Oke masih ada waktu sedikit lagi . ngeliat jam lagi eh udah jam 14.05 . njiiiir 5 menit lagi kereta berangkat. Udah bunyi” pula klakson kereta nya, tuuuuut.. tuuuuut.. hadeeeh ini kalo ngantri terus kayaknya gak bakalan bisa ngejer itu kereta. Akhirnya berani”in diri ngomong ama bapak” yg lagi ngantri di depan, "pak tolong pak, kereta saya udah mau berangkat. Saya minta izin nuker tiket saya dulu boleh ya pak" (pasang muka melas) . dan yes si bapak ngasih, buru” aku tukerin itu tiket dan yes tiketnya udah dapet. Langsung melipir ke dalam stasiun dan langsung loncat ke dalam kereta. Akhirnya kaga ketinggalan kereta. Thank’s God, cengir" berdua ama kakak ku, hihihihi.


Perjalanan ke Bali aku pilih lewat jalan darat. Karena udah terlanjur beli tiket PP Medan Jakarta – Jakarta Medan. Jadi mikir “kayaknya” kalo naik kereta bisa lebih murah biayanya. Dari Stasiun Pasar Senen ke Stasiun Malang kota Baru kami naik KA Ekonomi Matarmaja dengan biaya 55k/tiket . dan perjalanan ini memakan waktu selama 17 jam. cukup lama, lama banget malah ahahaha. Yah seperti biasanya, yang namanya kereta ekonomi itu pasti banyak banget yang jual makanan dan minuman. Bisa dibilang bisa wisata kuliner juga selama di dalam kereta. Mulai icip" tahu sumedang. Beli 2 bungkus seharga 5k. lumayan untuk ganjel perut yang sebenernya udah laper. ditambah dengan minum milo panas seharga 3k. senja berganti dengan malam, masih panjang perjalanan ini. Waktunya makan malam, dan aku memilih untuk beli nasi goreng dari KA Matarmaja. Soalnya agak geli makan nasi yang dijual ama pedagang yang sliweran. nasi gorengnya pun datang, lumayan enaklah, dan gak terlalu mahal, cuma 12k. kelar makan, masih duduk termenung sambil menatap keluar jendela, dan tanpa sadar kami pun tertidur.



2 November 2012, Stasiun Malang Kota Baru. Begitu tulisan yang ku baca. Senang nya ternyata udah sampe di Malang . Sekitar pukul 07.45 kami tiba di Malang. Masih pagi dan masih bingung mau ngapain disini, soalnya cuma transit doank. Duduk manis didalam stasiun dan mencoba browsing, buka kaskus dulu. Coba mampir ke Regional Malang, kasi info kalo aku lagi ada di Malang, kali aja ada yang mau ngajak jalan gitu, hehehe. Dan ternyata sepi. Cuma segelintir orang yang lagi online saat itu. Teringat punya kenalan si Mitea aka Tomi (Aktivis Reg. Mojokerto) anak Mojokerto yang lagi kuliah di Malang. Eh ternyata dia lagi ujian, dan gak bisa nyamperin aku. ya sudah, tutup laptop dan coba jalan keluar. Masih gak tau mau kemana. Akhirnya aku dan kakak ku memutuskan untuk wisata kuliner aja. Nanya" bentar, eh katanya di deket stasiun ini ada Rawon yang katanya paling enak sekota Malang. "Ah yang bener (dalam hati ngumpat kayak gitu)". Ya udah gak pake babibu langsung melipir ke warung rawon itu. Ternyata emang deket banget dan gak mesti naik becak juga seharusnya. Yowes bayar becak 5k. langsung masuk dan pesan rawon nya. Nama warungnya Waroeng Rawon Tessy, di Jalan Embong Brantas, Malang.


Waroeng Rawon Tessy
Jalan Embong Brantas, Malang

Nasi Rawon


Aku pesan sepiring nasi rawon dan segelas es teh manis. Makan siang kali ini terasa nikmat. Setelah perjalanan panjang yang melelahkan, akhirnya bisa menyicipi makanan yang lezat seperti ini. tak harus membayar mahal, sepiring nasi rawon dan es teh manis hanya 14k saja.




Selesai makan siang, aku kembali lagi ke stasiun sembari menunggu kereta Tawang Alun jurusan Banyuwangi tiba. Pukul 14.40 aku akan berangkat ke Banyuwangi, melanjutkan perjalanan panjang menuju Pulau Dewata. Setalah lama menunggu, akhirnya akhirnya tiba juga keretanya, dan aku bergegas masuk kedalam kereta. Lama perjalanan dari Malang ke Banyuwangi 7 jam. "Hmm, rasa lelah ini pasti akan terbayarkan setelah aku sampai di Bali". Harga tiket perjalanan kali ini murah, cuma 18.500. 7 jam perjalanan sepertinya tidak terasa bagiku, tiba" aku sudah sampai di Stasiun Banyuwangi Baru. Saat ini Jam 11 malam. Mataku berkeliling menyaksikan pemandangan di Stasiun Banyuwangi Baru malam ini, sepi. Namun banyak juga orang yang numpang tidur di emperan stasiun ini. Kemudian tanpa membuang waktu aku langsung memanggil abang tukang becak, dan memintanya untuk mengantarkan kami ke Pelabuhan Ketapang. Pelabuhan yang sebenernya sangat dekat dengan staisun ini. Tapi karena sudah merasa sangat lelah, aku memutuskan untuk naik becak saja, ketimbang berjalan kaki. Tak sampai 5 menit, kami sudah sampe di Pelabuhan Ketapang. Belum lagi menginjakkan kaki turun dari atas becak, kami langsung disamperin sama mas mas yang ada disana. "Mau kemana mbak?" tanya si mas. "Mau ke Bali mas". "Oh ya udah tunggu disini aja yah, bus nya udah mau datang". "Dari mana kemana mas?" "Dari sini ntar ke Terminal Mengwi mbak, biayanya 50k". Sempat terpikir, kenapa tujuannya ke Terminal Mengwi. Teringat akan perkataan temanku di Jogja, kalau naik bus dari Pelabuhan Ketapang, entar turunnya di Terminal Ubung. Tapi yasudahlah.. Kami pun sepakat untuk naik bus ini menuju ke Terminal Mengwi, Bali. Sekitar 15 menitan menunggu, akhirnya bus nya datang juga dan langsung naik ke dalam bus. Tanpa kusangka, ternyata bus yang akan kami tumpangi ternyata sangat padat. Tapi untungnya masih ada 2 seat yang tersisa untuk aku dan kakak ku. Kini busnya bersiap” untuk nyebrang dari Pelabuhan Ketapang ke Pelabuhan Gilimanuk. Lumayan lama ngantrinya, banyak bus dan truk yang mau nyebrang. Tak lama kemudian akhirnya bus kami masuk kedalam kapal dan penumpangnya boleh masuk kedalam kabin. Duduk santai” didalam kapal sambil mendegarkan musik dangdut koplo yang diputar oleh petugas kapal, dan tanpa sadar aku tertidur sejenak. Tiba" aku dibangunkan oleh kakak ku, ternyata sudah sampai di Pelabuhan Gilimanuk. Senyum kecil pun terukir indah diwajahku, rasanya senang banget akhirnya nyampe di Bali.



3 November 2012. Ya sekarang sudah tanggal 3, kurang lebih sekarang pukul 01.00 WITA Tak terasa kami sudah 3 hari berjalan dan akhirnya sampai juga di tujuan. Tapi perjalanan tidak berhenti sampai disini. Setelah pemeriksaan KTP di Pelabuhan Gilimanuk, kami harus melanjutkan perjalanan ke Terminal Mengwi dan ternyata untuk sampai ke Terminal Mengwi kami harus menempuh perjalanan yang cukup jauh, dan perjalanan itu memakan waktu selama kurang lebih 4 jam. Cukup lelah, aku mencoba tidur didalam bus, tapi ternyata susah. Sesekali tanpa sadar aku tertidur dan tersentak bangun karena bus yang berguncang, masuk kedalam lobang barangkali. Finally... sekarang udah jam 05.00 WITA. Kami nyampe juga di Terminal Mengwi. Dari sini maksudnya mau cari kendaraan yang murah meriah  untuk ke Kuta atau ke Denpasar. Sekilas mataku memandang kesekeliling Terminal, tapi aku tak meliat adanya angkutan umum di Terminal ini. Entah aku yang kurang teiti. Karena sudah didera rasa lelah, akhirnya kami memutuskan untuk naik taksi saja dari Terminal Mengwi Ke Poppies 2, Kuta . Taksinya kami pun berangkat. Di sepanjang perjalanan aku gak bisa tidur. Mmm exited udah nyampe di Bali. Mata ku gak lepas memandangi apa saja yang kulihat dari jendela mobil. "aku sekarang udah di Bali, iya di Bali. kok bisa yah aku sampai kesini". Pukul 06.00 WITA nyampe di Poppies Lane 2, bayar ongkos taksi 138k. Kami mulai melangkah kedalam gang nyari hotel murah (rencana awal). Baru berjalan sebentar, eh ada ibu" bertanya, "lagi nyari hotel ya mbak, disini aja". Aku dan kakak ku saling berpandangan, ngasi kode, dan akhirnya kita deal nginep di hotel ini. Gak tau nama hotel nya apa. Sepertinya sih ini kost”an. Tapi ya sudah, fasilitasnya lumayan, tempat tidur spring bed 6 kaki, lemari, fan, dan kamar mandi dalam. 150k/night, gak dapet sarapan. Rebahan sebentar sambil ngelurusin kaki di kasur, melepaskan rasa lelah sejenak setelah lebih dari 48 jam berada di perjalanan. Sekitaran jam 8 pagi pada bersih", mandi, setelah 2 hari gak mandi, hahaha. Sekarang jam 9 pagi, perut mulai terasa lapar karena semalam gak makan. Berjalan diseputaran Kuta nyari tempat sarapan, dan kita milih K*C. Karena disekitaran Kuta banyak hotel dan kafe" yang “WAH”, dan kayaknya kita gak mungkin sarapan disana. Jadi pilihan terakhir ya K*C. Pesan paket berdua. 2 nasi, 2 dada, 2 soft drink. "80K mbak (kata kasir KFC)", "apaaaaaa????? (buset mahal banget)". Ternyata pas bayar dikasir disodorin CD Sammy Simorangkir. Ternyata paket berduanya itu ditambah sama CD lagu, pantes jadi mahal. "Pagi2 udah kena jebakan betmen". Kelar sarapan, tempat pertama yang kami tuju Pantai Kuta.






Pantai Kuta, Bali

Duduk" di pantai, memandang sekeliling, melihat turis yang pagi-pagi udah mandi-mandi aja di pantai ahaha. Tak ada niat untuk main air di pagi ini, karena sadar, waktuku di Bali juga tak banyak. Kemudian kami beranjak dari Pantai Kuta. Mencoba berjalan tanpa arah dan tujuan. Hanya mengikuti jalan kecil yang ada pada saat itu. Oh, ternyata ini jalan Legian. Nama yang tak asing lagi bagiku. Mmm, tak banyak yang menarik di sepanjang jalan ini, hanya deretan toko, cafe dan club saja. Dari jauh kelihatan, "oh itu tugu perigatan bom bali". Bergegaslah kami berjalan kesana.


Tugu Peringatan Bom Bali, Legian, Bali


Tak berlama-lama di Tugu peringatan ini. Kami memutuskan untuk kembai ke Hotel. Dan sekarang mulai berpikir, sekarang mau kemana dan naik apa. Jujur aja aku masih buta sama Bali dan gak sempat cari tau spot" yang wajib di datengi di Bali itu apa" saja. Jadi benar" minim informasi. Mulai coba mengontak temenku yang ada di Bali, dan kebanyakan dari mereka hari sabtu pada kerja. Ternyata ada Sista yang baik hati, Sist .UnyiL. (id kaskus nya, dan emang akrab dipanggil unyil juga). Dia broadcast ke temen" yang ada di Bali, kira” hari ini ada yang bisa jadi Guide nya aku dan kakak ku gak. Tak lama kemudian, masuk sms ke hp ku. “Halo Za, aku d33k3y. hari ni aku bisa jadi guide kamu” . Begitulah pesan singkat yang dikirim om d33k3y ke aku. Oia, Om d33k3y ini aku juga dah lumayan kenal sama orangnya, temen ngejunk” di Forum Wedding Kaskus. Atas saran Om d33k3y, akhirnya aku dan kakak ku nyewa mobil untuk keliling” Bali. Mayan murah sih, sehari 170k, dibandingkan di Medan rata" sewa mobil/hari 250k. Tak lama kemudian muncul lah Om d33k3y dan kita langsung berangkat. Tujuan pertama ke Uluwatu. Sebelum ke Uluwatu, kita ke daerah Nusa Dua dulu, mau ngejemput salah satu temenku di Bali, namanya Reza (ID Kaskus: reza14045). Nah udah ketemu nih sama si Reza. Langsung melipir ke Uluwatu. Gak inget juga berapa lama perjalanan kesana. Mungkin sejaman, nyampe juga di Uluwatu. Beli tiket masuknya 15k/orangMmm, gak banyak sih yang bisa dilakukan di Pura Uluwatu ini. Liat monyet", foto", dan jalan" di sekitar Puranya. Coba berjalan menaiki tangga, sampai ke puncaknya, eh, ternyata pemandangan dari atas sini bagus banget.



Pura Uluwatu, Bali

Kurang lebih sekitar 2 jam kami jalan" di Uluwatu. Emang gak banyak yang bisa dilakukan disana. Hanya pemandangan yang indah ini yang dapat kami nikmati bersama-sama. Dari Uluwatu kita berangkat menuju Tanah Lot. Rencananya mau menikmati Sunset disana. Sebelum kesana, menyempatkan diri dulu makan siang. Udah siang dan lumayan lapar. Kami singgah ke Rumah Makan Satria di daerah Supernova. Kata Om d33k3y, disini yang enak nasi campurnya. Ya sudah pesen aku nasi Campur Bali, sepiring 22k. "Hmm, mahal juga nasi campur di Bali yah".

Nasi Campur Bali
Rumah Makan Satria, Supernova
Bali

Kelar makan siang, kami melanjutkan perjalanan. Sebelumnya kami mau menjemput Sist .UnyiL. dulu, yang ngekost di jalan/gang Bikini. Setelah ngejemput Sist .UnyiL. kita langsung menuju ke Tanah Lot. Kurang lebih 1 jam, akhirnya kita sampai juga di Tanah Lot. Tak ingat berapa harga tiket masuk yang harus dibayar waktu itu, karena Om d33k3y ternyata berbaik hati mau mentraktir kami semua hehehe. Tanah lot kala itu sedang ramai. Disana sedang berlangsung sebuah acara, ya aku tak tau pasti acara apa yang sedang berlangsung.



dari kiri ke kanan
aku, kakak ku, .UnyiL. , Om d33k3y
Tanah Lot, Bali

Seperti halnya di Pura Uluwatu, tak banyak yang dapat dilakukan disini. kami berjalan sambil melihat" suasana sekitar. "eh, si Sastro mau nyusul kemari nih" kata Om d33k3y tiba". "wah asyik donk, makin rame", umpatku dalam hati. Tak lama Sastro seorang pemuda yang juga baru aku kenal beberapa bulan terakhir tiba juga. Kami duduk di sekitaran pantai di Tanah Lot sembari menunggu datangnya senja. Namun sore itu, cuaca mendung, dan sepertinya sunset yang kami tunggu tidak akan datang. Matahari tertutup awan yang gelap.



Tanah Lot, Bali


Senja pun tiba. kami beranjak pulang karena sudah cukup lama berada di Tanah Lot. Dari sini, kami berencana untuk singgah ke warung salah seorang teman di Bali, Om Jack Item. Sebuah nama yang sangat familiar bagiku.   Seorang Traveller Enthusiast di Forum Traveller Kaskus. Warungnya terletak di daerah Denpasar Selatan. Kira-kira pukul 19.30 kami tiba di Warung Rizki, begitulah nama warungnya. Baru sampai disana, kami langsung disuguhkan nasi pecal. Emang tepat waktunya, sudah malam dan memang sudah lumayan lapar. Selesai makan, kami lanjut berbincang" dengan Om Jack. Tak lama muncul lagi teman yang emang sudah aku kenal di Kaskus, Dante San. Begitu nama ID Kaskusnya. Asyik berbincang, tak terasa malam semakin larut, dan kami memutuskan untuk kembali ke rumah masing" untuk beristirahat. Dalam perjalanan pulang, kami melewati jalan Legian. Ini adalah malam minggu, dan aku sempat sedikit tercengang melihat suasana Legian malam itu. Begitu banyak hiburan disana, suara musik yang keras dari club" malam itu, ada dancer yang menari diatas panggung kecil di depan jalan Legian itu, dengan dandanan yang nyentrik, cukup menarik perhatianku. Suasana malam disini benar" hidup. Sesampainya di hotel, aku dan kakak ku mandi, dan kemudian istirahat.


dari kiri ke kanan
Om Jack, Aku, Kakak ku, .UnyiL., Reza, Dante San, Sastro
Warung Rizki, Denpasar, Bali

4 November 2012. ini hari kedua sekaligus hari terakhir di Bali. Banyak yang gak percaya kalo aku di Bali cuma sehari doank. Lebih tepatnya 2 hari 1 Malam. Jauh" dari Medan, perjalanan 3 hari, gitu nyampe Bali cuma stay 2 hari 1 malam? Begitulah kata mereka. Pagi ini, kami tidak punya rencana kemana”. Cuma mau main ke Beachwalk dan entar sore ke Pantai Kuta bareng temen" disini. Niat hati ingin jalan” sebentar disekitaran Kuta atau Legian, eh gak sengaja malah ketemu sama Om d33k3y. Kita sarapan bareng dulu di M*D. Ya ini sepertinya menjadi tempat sarapan yang paling murah di sekitaran Kuta. 2 ayam, 1 nasi, 1 soft drink di bandrol 31k. Kelar Sarapan langsung melipir ke Beachwalk, jalan” sebentar sambil nunguin yang lain. Sambil menunggu yang lain, kami duduk dan ngobrol" disalah satu warung kopi yang ada di Beachwalk. Tak lama, muncul juga Sist UnyiL. dan Dante San.


Starb*cks, Beachwalk, Kuta
Bali

Baru nyadar, ternyata Beachwalk itu Mall, ahahahaha. "ngapain juga jalan ke Mall, mending ketempat lain gitu". Cuma bisa cuci mata doank disini, gak ada yang bisa dilakuin, sedikit bosan.




Beachwalk, Kuta, Bali

Udah capek jalan” di Beachwalk, kkami jalan menuju ke K*C untuk makan siang. Makan siang sambil ngobrol juga sambil nungguin senja datang. Bosen duduk” di K*C, kami melipir ke Pantai Kuta.






Pantai Kuta, Bali

Di Pantai Kuta, kita semua duduk dan bercerita menanti senja. Ini malam terakhir aku di Bali. Sedih rasanya. Menikmati senja bersama, sampai matahari pun hilang di telan malam, dan Pantai Kuta pun semakin gelap. Jam 7 malam, kita semua pamitan. Mau balik kerumah masing”. Rasa sedih kembali membucah di dalam dada. Liburan di Bali ini terlalu singkat. Jam 9 malam entar, aku dan kakak ku bakal di jemput Sist .UnyiL. dan Dante, kami mau dianterin ke Terminal Ubung. Nyampe hotel, packing”, mandi, trus istirahat sebentar sambil nunggu jemputan. Kurang lebih jam 9an tibalah Sist .UnyiL. dan Dante. Aku dan kakak ku langsung naik ke motor. Sekitar 30 menitan perjalanan dari Kuta menuju ke Terminal Ubung. Nyampe disana kami langsung disamperin calo" yang menawarkan bus. Akhirnya kami memilih bus dengan tujuan Gilimanuk dengan harga 30k/orang.   Bus kecil non AC. Sekitar jam 10an bus nya berangkat. Lama perjalanan dari Terminal Ubung ke Pelabuhan Gilimanuk sekitar 3 jam. Nyampe juga di Pelabuhan Gilimanuk sekitar jam 01.00 WITA. Hmm, kembali rasa sedih itu datang kembali. Turun dari bus langsung beli tiket penyebrangan ke Pelabuhan Ketapang seharga 6k/orang, ini tiket ekonomi. Sejam berlalu, akhirnya kami sampai di Pelabuhan Ketapang, sekitar pukul 01.00 WIB.


5 November 2012. Sampai di Pelabuhan Ketapang, kami langsung berjalan kaki menuju Stasiun Banyuwangi Baru. 10 menit berjalan santai, akhirnya kami sampai di Stasiun. Malam ini, Stasiun tampak lebih sepi dibandingkan hari pertama aku sampai disini. Hanya terlihat beberapa orang yang sedang tidur menunggu loket penjualan tiket dibuka.




Stasiun Banyuwangi Baru, Jatim

Sekarang Tujuan kami adalah ke Yogyakarta. Saat itu, aku tidak tau kalo ternyata ada Kereta Sri tanjung yang berangkat langsung ke Jogja dari Banyuwangi. Karena ketidaktahuan ku itu, akhirnya aku berencana membeli tiket KA Tawang Alun jurusan Malang. KA Tawang Alun berangkat jam 5 pagi, dan sekarang masih jam 1 dini hari. Masih lama. Akhirnya aku dan kakak ku memutuskan untuk tidur sambil menunggu pagi.




Jam 04.30 loket penjualan tiket udah dibuka. Yang ngantri juga lumayan banyak. Naik kereta Ekonomi Tawang Alun Jurusan Malang seharga 18.500. Jam 5 pagi di Banyuwangi ternyata udah terang. Padahal waktu di Bali jam 5 pagi masih gelap. Jam 5 pagi kita berangkat ke Malang. Sekitar jam 12an nyampe lagi di Malang, setelah 7 jam perjalanan. Udah mulai bosen rasanya duduk lama" di dalam kereta. Duduk di dalam loket sambil ngadem dan buka laptop. Trus keinget untuk menghubungi si Tomi (Aktivis Reg. Mojokerto) . Dan kali ini dia udah pulang ujian, jadi bisa nyamperin aku di Stasiun. Sekitar jam 1an nongol juga dia. Hahaha lucu aja pertama kali jumpa sama dia. Duduk bentar ama dia ngobrol” di dalam loket. Terus aku dan kakak aku mau pergi makan, tapi dianya kaga ikut. Di loket aja sekalian jagain carrier kami yg segede kulkas itu. Gak pake lama langsung jalan kaki menuju Waroeng Rawon Tessy, tempat kemaren. Tapi kali ini aku nyoba menu lain, Nasi Opor Ayam. Jujur seumur" baru kali ini makan Opor. Di Medan menu ini kaga lazim sih. Jarang ada yang jual. Nasi opor ayam + es teh manis dindin dibandrol 10k, muraaaah. Kelar makan langsung balik ke stasiun dan nyamperin si Tomi. Si Tomi ngajakin jalan, kirain jalan bertiga, eh ternyata ngajakin jalannya naik motor, jadi aku sama Tomi aja yang pergi, kakak ku stay di Stasiun. Keliling kota Malang sebentar, mumpung belom datang keretanya. Aku ama Tomi langsung pergi naik motor keliling” kota. Malang kotanya adem banget. Gak panas kayak bali. Gak terasa, ternyata udah mau jam 2. Sekitar jam2an keretanya mau berangkat ke Jogja. Entah kenapa kok rada” macet jalanan yg kami lewati, mungkin karena jam anak sekolah pulang. Waktunya udah mepet banget, sampe kakak ku udah ngomel”, dan sampe” tas, KTP, dan tiket aku di titipin ama satpam yang jaga di pintu loket. Kakak ku duluan masuk ke kereta karena keretanya udah mau berangkat. Jadi deh di jalan kebut”an ama Tomi. Dan ini kedua kalinya hampir ketinggalan kereta. Padahal jalan” nya kaga jauh. Cuma karena macet aja jadi lama. Tapi akhirnya nyampe dengan selamat  dan kaga ketinggalan kereta ke Jogja.



(next chapter Jogja I'll Be Missing You...)