Monday, January 28, 2013

Antara Bandung, Jakarta, Tangerang dan Depok

Nggak terasa, udah 6 hari aku meninggalkan Kota Medan tercinta. Sekarang 9 November 2012. Tepat pukul 06.00 pagi aku dan kakak ku sampai juga di Stasiun Kiara Condong Bandung. Pagi itu, udara sangat dingin. Bandung sedang di guyur hujan. Berteduh sebentar di Stasiun sambil menunggu kabar dari temanku. Fandi, dia anak Medan yang sedang menuntut ilmu di Bandung. Saat sibuk menghubungi si Fandi, banyak mas-mas yang nawarin ojek. "Hujan kayak gini naik ojek, kaga rempong apa mas" dalam hati aku berkata. Kelamaan nunggu hujan berhenti, aku dan kakak ku mulai berjalan keluar dari Stasiun. Eh, kami malah bingung, kalo mau keluar dari area Stasiun mesti jalan ke arah mana, hahaha. Maklum, ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Bandung. Dari pada sesat, mending nanya deh sama mbak" penjual gorengan di depan Stasiun, "Mbak, kalo mau naik angkot jalannya dari mana yah?", lalu si mbak menjawab "Oh dari depan sana mbak" . Langsung aja jalan ke depan, nunggu angkot jurusan kemana yah waktu itu, lupa *tepokjidat . Yang jelas ankotnya itu warna coklat. Jalan sekitar 15 menit terus turun di pertigaan, lagi" aku lupa itu pertigaan apa, turun dari angkot dan bayar ongkos, cuma 2.000 perak per orang. Murah banget. Kalo di medan jarak dekat minimal 3.000 perak bayarnya. Masih hujan juga Bandung, di pertigaan ini, aku melihat ada bapak" jual bubur ayam, ih pas banget nih, cuaca dingin, perut keroncongan, capek juga setelah 8 jam perjalanan dari Jogja ke Bandung, tak ada salahnya untuk isi perut sejenak. Kelar makan, dari pertigaan ini, kami mengarah ke sebelah kanan, mencari angkot jurusan Dayeuhkolot . Tak lama menunggu, muncul juga angkot warna biru itu, sesuai dengan arahan si Fandi, entar turun di depan alf*mart, di pemberhentian terakhir. Tak lama kemudian, sampailah kami di minimarket itu. Ku sms lagi si Fandi, kuminta dia untuk menjemput aku dan kakak ku. Cuacanya kali ini sudah mulai agak cerah, hujan tak lagi turun, matahari mulai memancarkan sinarnya yang hangat. 10 menit kemudian, akhirnya nongol juga si Fandi. Karena dia datang sendirian, sementara aku dan kakak ku lagi ngebawa kulkas yang gede di pundak (baca= keril), jadi gak memungkinkan buat cenglu (bonceng telu/bonceng tiga). Jadi aku duluan yang diantarkan Fandi ke kostannya, kemudian menyusul kakak ku. Sesampainya di kost si Fandi, langsung aja aku masuk tanpa dipersilahkan, hahahaha. Dan astaga, kamarnya bau banget sama asap rokok >,< , dasar laki-laki. Kakak ku tanpa merasa segan, dia langsung tiduran di kasurnya si Fandi, dan tak lama kulihat dia sudah tertidur. Sedangkan aku masih ngobrol" sama si Fandi, tentang rencanaku selama di Bandung. Sekitar jam 9 pagi si Fandi pergi keluar membelikan ku teh manis hangat, maklum di kost nya gak ada apa", hahahaha. Sambil minum teh, aku coba online dari komputernya si Fandi, anjriiiiit, koneksinya dewa neh, kenceng banget dipake browsing, hahaha. Mendadak norak karena udah terbiasa dengan koneksi yang lelet *nohope . Terus aku coba ngabarin om Japra (Regional Leader Bandung, Kaskus). Janjian mau kopdar entar malem sama anak" Regional Bandung. Sik asik. Masih cerita ngalor ngidul sama si Fandi, kira" sekarang sudah hampir jam 11 siang. Rencana di kepala udah banyak, mau ke Trans Studio Bandung, sama mau ke Kawah Putih di Ciwidey. Tapi itu semua tiba" hanya menjadi kenangan dan impian yang tertunda. Tiba" sepupuku dari Medan menelepon ku "Sa, kapan kau pulang?", "Lisa pulang tgl 25 november bang, kalo kakak tanggal 11 besok pulang ke Medan, kenapa bang?", "Besok kau pulang yah, papa mu kecelakaan, dia nanyain kalian terus" . Sontak aku terdiam, aku tak bisa berkata-kata, rasanya dadaku mau meledak mendegar perkataan sepupuku, dan air mata pun mulai menetes. "Papa kenapa, gimana keadaan papa?" tanya ku sambil terisak. "Udah papa gak kenapa2, yang penting kalian cepat pulang ke Medan, oke" . Tak sanggup aku melanjutkan percakapan di telpon itu, kuserahkan telpon itu kepada kakak ku, biarkan dia yang berbicara, aku mau menenangkan hatiku dulu, aku mau menghentikan tangisanku dulu. Si Fandi hanya bisa terdiam melihatku, mendegar berita Ayahku kecelakaan. Aku sempat mengabarkan ke teman"ku via twitter, kalau aku harus segera pulang ke Medan. Kulihat ada mention dari Lukas (Aktivis Regional Bogor), aku baru ingat, kalo aku sudah janjian dengannya untuk pergi ke Kawah  Putih. Dia bertanya, kenapa buru" balik dari Bandung, padahal aku baru saja sampai di Bandung jam 6 pagi tadi. Kujelaskanlah apa yang barusan terjadi. Kemudian, Lukas menyusulku ke kostan nya Fandi. Dan aku tunggu dia, sembari aku berkemas" kembali bersiap" berangkat ke Jakarta. Tak lama muncul Lukas. Tak banyak perbincangan yang terjadi, dia lebih banyak ngobrol dengan Fandi. Kelar berkemas", aku minta tolong ke Lukas untuk mengantarkan kakak ku ke depan, maklum, kostan nya Fandi agak jauh dari jalan raya dayeuhkolot. Aku tak tau kakak ku hendak kemana, ah sudahlah, dia sudah besar dan bisa menjaga dirinya sendiri. Dan aku diantarkan Fandi ke Stasiun Kiara Condong. Banyak" berdoa agak aku tak kehabisan tiket. Sampai di Stasiun, aku langsung ngantri untuk beli tiket ke jakarta, dan Alhamdulilah, aku gak kehabisan tiket. Kereta ku berangkat jam 2 siang, menuju ke Stasiun Pasar Senen. Hatiku masih diliputi rasa sedih. Aku ingin menangis dan berteriak. Tapi kuurungkan semua niatku itu. Ku kabarkan kepada om Japra, kalo aku siang ini mau ke Jakarta, aku harus segera pulang ke Medan, dan dia memakluminya setelah mendegar kabar berita tentang Ayahku. Fandi masih menemaniku di Stasiun, hhhmmm, dia terlihat bingung. Aku tau sebenarnya dia ingin menghiburku, namun dia tak tau harus bagaimana. Cukup ngobrol" kecil dengannya untuk mengusir kesedihan. Tak terasa sudah mau jam 2, dan aku memutuskan untuk masuk ke dalam Stasiun karena sebentar lagi kereta ku akan datang, dan aku pun berpamitan dengan Fandi. "Terima kasih ya Fan, maaf aku udah ngerepotin kamu", "Ah santai aja kali za, kabar"in yah kalo udah nyampe ke Jakarta". Begitulah percakapan terakhir kami, dan aku pun masuk kedalam Stasiun. Tak lama kereta ku pun datang, dan aku langsung naik ke dalam kereta. "Selamat tinggal Bandung", ucapku dalam hati.


Hhhmmm... sepanjang perjalanan dari Bandung ke Jakarta, hati rasanya miris. Sesekali mataku berkaca-kaca kalau ingat Ayahku disana. Dan kemudian aku memikirkan hal lain. Entar di Jakarta aku mau nginep dimana yah, ini dadakan, dan aku belum menghubungi siapapun yang ada di Jakarta. Ada sih saudara di daerah Bintaro, cuma teringat akan sesuatu hal, aku mengurungkan niatku untuk menginap dirumah saudaraku itu. Kemudian, ada satu nama yang terlintas dipikiranku. "Travel Boy", begitulah aku menjuluki dirinya. Kucoba sms dia, "Kamu malam ini lembur gak?", "kenapa emangnya?", "Za lagi otw ke Jakarta nih, ini lagi di kereta, mau ke senen. Za harus cepet2 balik ke medan". "Loh, kamu gak jadi ikut Blind Travel po? ", "Enggak, Papanya za kecelakaan, makanya za harus cepet2 balik ke Medan". "Aku gak lembur kok :D" . Begitulah percakapan singkat kami di sms. Hatiku jadi sedikit lega, karena aku udah bingung mau kemana dan bertemu siapa. Aku dan dia janjian di Stasiun Pasar Senen, dia akan menjemputku disana. Tak terasa, 3 jam berlalu, akhirnya aku sampai juga di Satsiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. Sekarang masih jam 5 sore. Ketika baru beberapa langkah aku menginjakkan kaki di Stasiun, ada telpon dari Travel Boy, "Kamu dimana?", "Za baru aja nyampe Senen", "Yoda kamu tunggu disitu yah, pulang kerja aku langsung kesana", "oke". Sore itu, Stasiun Pasar Senen terlihat ramai seperti biasa. Aku berjalan menyusuri koridor, mencari pintu keluar. Sesampainya diluar, aku putuskan untuk duduk disalah warung kaki lima di dekat Stasiun. Sebenarnya aku tidak lapar, cuma segan kalo aku hanya numpang duduk disini. Kupesan 1 piring ketoprak. Makan satu piring ketoprak saja lamanya bukan main, aku tersadar, hampir 1 jam barulah ketoprak itu habis, entah apa yang kupikirkan, sampai" aku bisa makan selama itu. Hari mulai gelap, kira" sudah pukul 6 sekarang. Aku gelisah menunggu Travel Boy yang tak kunjung datang. "Lama sekali dia, hmmm pasti jakarta macet jam segini". Bosan menunggu, aku teringat, ada temanku yang kerja di Pondok Indah. Kucoba untuk menghubunginya. "Bang, abang dimana? kerja? za lagi di Senen nih", "iya kerja nih, dan belom bisa keluar, kalo enggak kamu tunggu aja disana, entar abang samperin", "Oh gitu, yoda deh, za tunggu di Senen yah". Dia bang Bewok, itu bukan nama aslinya. Cuma aku lebih akrab memanggilnya seperti itu, Aktivis Regional Depok. Kini, cahaya matahari tak terlihat lagi, sekarang digantikan oleh cahaya rembulan dan bintang. Berkali-kali sudah pengamen nyamperin aku, sampai uang receh ku pun habis, tapi Travel Boy belum datang juga, sudah hampir 2 jam aku duduk menunggu disini. Kriiiiinnnnggggg, hp ku bunyi, ternyata telpon dari Travel Boy, "Kamu dimana za?", "Za di warung sebelah Stasiun, di deket loket beli tiket itu kan banyak warung, nah za duduk disitu". "Dimana sih? &%(*%#(?>", mataku pun memandang kesekitar Stasiun, mencoba mencari penampakan Travel Boy. Dari kejauhan kulihat, seorang lelaki sedang menggenggam telpon selular, berjaket biru, perawakannya putih dan kurus, "Itu dia, deg deg deg deg deg deg". Iya, aku deg degan, karena ini adalah waktu yang kunanti-nantikan, bisa bertemu dengannya. Aku dan dia saling melemparkan senyuman, ketika  dia menghampiriku, dia langsung menyentuh kepalaku lembut. "aaaaakkkk, seneng seneng seneng". Seketika hati berbunga-bunga. Bercakap-cakap sebentar dengannya, kemudian dia juga memesan 1 piring ketoprak, kulihat dia menyantap makanan itu sampai habis, dan setelahnya, dia mengajakku untuk pindah dari sini. Kemudian kami berjalan ke Dunk*n Donut's yang juga ada di Stasiun Pasar Senen. Kujelaskan juga kalau aku sedang menunggu temanku, bang Bewok. Jadi sambil menunggu bang Bewok, kami ngobrol". Tak ingat apa yang kami obrolkan, yang jelas, aku sudah tenang bisa bertemu dengannya disini. Kira" jam 9 malam, datang juga bang Bewok, dan langsung kukenalkan dengan Travel Boy. Ngobrol" bertiga, entah apa yang menjadi topik kala itu aku juga tidak ingat. Malam semakin larut, sekarang sudah jam 10 malam, kami memutuskan untuk balik kerumah masing". Jakarta malam itu, ternyata macet, padahal udah jam 10 malam juga. Sepanjang perjalanan menuju Tangerang, kami lebih banyak diam, ya sesekali Travel Boy mengajakku berbicara, ya sekedar basa basi. Sekitar jam 11an, nyampe juga di kostannya Travel Boy. Huaaaaah, capek rasanya badanku, lelah, ngantuk, dan ingin tidur. Aku langsung mandi, ganti pakaian, dan buka laptop sejenak, mencoba untuk online mencari hiburan. Selama di kost, kami tak banyak bicara, semuanya terasa kaku, seperti orang yang baru kenal. Jam 12an, aku pun pergi tidur, sementara dia kulihat masih asik nonton tv. Zzzzzzzzzzz.


Udah pagi ternyata, sekarang sudah tanggal 10 November 2012. Rencana hari ini adalah mengurus tiket kepulanganku dan ke Depok, untuk mengantarkan amanah yang dititipkan om Rius kepadaku, dan harus aku sampaikan ke Om Ulit (Regional Leader Depok). Sekitar jam 8an aku sudah terbangun, dan Travel Boy masih tidur, aku masih bermalas"an di kasur sambil menunggu dia bangun. Tak lama dia pun terbangun, dan seperti biasa, kami lebih banyak diam, seperti orang yang sedang marahan, hahaha. Travel Boy mengajakku untuk sarapan, kami pergi dengan menggunakan motor, dan lagi" aku lupa dimana kami pergi sarapan. Yang jelas, disana banyak sekali pedangang yang menjajakan makanannya, dan aku pilih untuk sarapan bubur ayam. Kelar sarapan kami langsung balik ke kost. Sampai di kost duduk" sejenak kemudian Travel Boy mengajakku untuk mengurus tiket pulangku. Aku mandi sebentar dan sekitar jam 11an kami berangkat. Mencari kantor cabang maskapai Citil*nk di daerah Tangerang. Kami berdua sama" gak tau dimana kantor cabangnya, setelah browsing dan mengandalkan GPS, serta nanya ke orang", akhirnya ketemu juga kantornya. Ternyata kalau mau mengganti jadwal keberangkatan, aku harus langsung urus ke kantor pusatnya di Bandara Soeta. "Waduh, makin jauh aja -____-". Kemudian kami keluar dari kantor itu, dan berhenti di SPBU gak jauh dari kantor maskapai penerbangan tersebut. Dan kemudian Travel Boy menawarkanku, "Kalo enggak coba aja ganti jadwal pulangnya by phone", "Emang bisa?", "Engga tau juga sih, tapi coba aja". Yodah, Travel Boy coba menelpon costumer service maskapai penerbangan tersebut, dan ternyata bisa ganti jadwal by phone. Setelah mengikuti step by step yang dikatakan oleh si CS, kami segera menuju ke ATM untuk mentransfer biaya perubahan jadwal terbang, dan ternyata transaksi gagal. Biaya perubahan jadwal terbangnya gak bisa di transfer, gak ngerti salahnya dimana. Berkeliaran di jalan di tengah siang bolong yang terik, akhirnya Travel Boy mengajakku untuk makan siang dulu. Berhenti lah kami di suatu tempat, entah diama itu yang pasti masih di sekitar Tangerang. Ada dua pilihan disitu, warung tegal, atau warung padang. Travel Boy menanyakanku mau makan dimana, dan akhirnya kita makan di warung padang. Dan lagi", kami gak banyak bicara, berbicara seperlunya saja, hahahaha. Sambil ngebahas soal tiket pulangku. Karena bingung dan gak tau harus gimana, akhirnya kami pulang ke kostan aja. Sampai di kostan, aku coba lagi telpon CS maskapai penerbangan tersebut, mana tau yang kedua kali ini akan sukses. Setelah mengikuti arahan dari CS, dan kami kembali lagi pergi ke ATM, dan ternyata, lagi lagi biayanya gak bisa di transfer. Kesal, pengen marah aja rasanya, apanya sih yang salah. Kami nyerah. Kembali lagi ke kostan. Aku terduduk lesu, memikirkan tiket pulang yang belum kudapatkan. Akhirnya, pilihan terkahir, aku beli tiket yang baru saja. Dengan uangku yang pas"an. Sore itu, kira" jam 3 sore, kami berangkat mencari travel terdekat, tak lama dapat juga kantor travelnya, langsung saja aku meminta pegawai disana untuk mencarikanku tiket untuk ke Medan yang termurah. Dan yang paling murah ternyata 700.000.- . Aku masih terdiam, karena sadar uangku yang tersisa hanya 600k, sedangkan harga tiket 700k. Hmmm... kemudian aku memberanikan diri untuk meminjam uang Travel Boy, dan akhirnya aku beli tiket itu. Tenang juga akhirnya, tiket untuk pulang ke Medan besok sudah ditangan. Sekarang tugasku tinggal satu, mengantarkan oleh" untuk Om Ulit di Depok.


Sore ini aku akan dijemput si El di Tang City Mall, kami janjian disitu. Sekitar jam 5 sore aku udah nyampe di TKP, tapi dia kelihatannya belom nongol, sekitar jam 5an gitu, dia nyampe juga dan kami langsung berangkat ke Depok. Hari ini malam minggu, jalanan rame dan macet banget. Banyak janur kuning dijalan, sepertinya lagi musim kawinan ahahaha. 45 menit berjalan, belom juga nyampe ke Depok. Pantatku rasanya udah sakit kelamaan duduk di motornya si El. Ditengah jalan, kami singgah di minimarket, aku mau ngambil duit di ATM sekalian beli minuman. Kelar beli minuman, aku dan El menghabiskan terlebih dahulu minuman kami baru kembali melanjutkan perjalanan, dan aku masukkan sisa uangku kedalam tas kecil yang aku bawa. Lama berjalan, akhirnya sekitar pukul 9 malam sampai juga aku di Depok. Bener" capek, jam 5 berangkat, jam 9 baru nyampe. Langsung disambut Om Ulit dan bang Bewok. Waktu itu kami janjian di KKM (Kedai Kopi Medan), ternyata disana udah rame banget, ada Ndin, Bangan, Fiqi, Rayou dll. Semuanya anak" dari Regional Depok yang memang sudah aku kenal sebelumnya dari Kaskus. Duduk sebentar sama mereka, terus aku teringat mau bagiin stiker RPM (Regional Profesional Medan) ke mereka semua. "Loh, tas aku mana yah, perasaan gak ada aku lepas deh, tapi sekarang kok udah gak ada ya?". Aku baru nyadar kalo ternyata tas aku hilang, gak ngerti hilangnya gimana, tau tau udah gak ada aja. Panik seketika, dan untungnya anak" Depok pada baik hati bantuin nyari tas aku, yg pada akhirnya gak ketemu juga. Sudah jatuh tertimpa tangga, itu yang kurasakan. Papa sakit, eh sekarang malah tas aku yang hilang, padahal besok pagi aku harus balik ke Medan, dan aku harus check in pake KTP. Tapi ini dompet aku juga hilang, KTP, SIM, ATM, dan semua isi"nya yang ada didalam tas itu raib. Pasrah, cuma itu yang bisa kulakukan. Untuk memudahkan aku untuk check in besok, bang Bewok mengantarkan aku ke Polsek setempat di jalan Margonda, Depok. Aku dibuatkan surat kehilangan barang. Dan sekarang, aku udah gak punya apa" lagi. Uang sepeserpun aku sekarang enggak punya. Yang awalnya kepengen makan malam di KKM, aku batalin. Bukan karena gak punya uang, tapi selera untuk makan juga sudah hilang. Sekitar jam 11 malam, aku pamitan ke anak" Depok. Kuucapkan terima kasih untuk anak" Depok yang udah kasih Mug Regional Depok sama aku, dan juga Rayou yang udah ngasi hadiah boneka bantal ke aku. Oia, bang Bewok juga udah berbaik hati membelikan aku sendal jepit, sesuai dengan permintaanku, soalnya waktu itu sepatuku udah tak layak pakai lagi, hahaha. Maksud hati uangnya akan kuganti ketika aku sampai di Depok, tapi siapa sangka tas aku hilang.


Boneka Bantal Pemberian Rayou (kanan)

Mug dari anak" Regional Depok


Langsung balik ke Tangerang sama si El. Kembali menyusuri perjalanan yang panjang, tapi Alhamdulilah udah gak macet lagi. Jadi bisa lebih cepet sampai di Tangerang. Ditengah perjalanan, kami sempet singgah ke Angkringan Taman Barito, tapi sayang gak ada anak" yang lagi ngumpul disana. Jadi kami melanjutkan perjalanan ke Tangerang. Sekitar jam 1 malam, nyampe juga di Tang City Mall. Aku coba untuk menelpon si Travel Boy. "Mudah"an dia belum tidur", doaku dalam hati. 2 kali ku telpon, gak ada jawaban dari dia. Huuuaaaaa, kayaknya dia udah tidur nih. Tapi syukur, gak lama dia nelpon aku balik, dan dia segera menjemputku.


Sekarang tanggal 11 November 2012, sekitar pukul 01.30 dini hari. Akhirnya nongol juga Travel Boy. Kelihatan banget dari mukanya kayak abis bangun tidur, aku jadi rada nggak enak udah banyak ngerepotin dia. Hmm... sebelum balik ke kost, Travel Boy ngajak aku untuk makan, sebelumnya dia sempat bertanya sama aku, apa aku udah makan, dan kujawab saja belum. Ya karena emang belum makan >,< . Jadi dia ngebawa aku ke K*C. Ternyata sedang ada nobar disana, match antara Manchester United dengan... aku lupa *hammer. Waktu lagi ngantri mau pesan makanan, aku dan dia sama" memperhatikan pertandingan tersebut. Wow ada Chicharito pemain favoritku sedang mengiring bola ke gawang dan.... GOOOLLLLLLLLLL. Travel Boy tau kalo aku suka banget sama Chicharito, dia noyor kepala aku waktu Chicharito masukin bola ke gawang, hahahaha. Aku senang moment itu terjadi :) . Sambil makan tetep mata fokus ke layar kaca, dan Chicharito memberikan kemenangan terhadap MU. Dia menyumbang 3 gol saat itu. Senang banget rasanya ahahahaha. Kelar makan, kami langsung balik ke kost. Dan sekitar jam setengah 3, kami sampai di kost. Hmmm, udah mau subuh, dan jam 5 subuh nanti aku harus ke bandara. Pesawatku take off jam 7 pagi. Dan aku pun tertidur. Jam setengah 5 subuh, alarm hp ku berbunyi, tapi rasanya mata ini berat banget untuk dibuka. Sampai akhirnya Travel Boy nyenggol" kaki aku supaya aku bangun. Hmmm, dalam hatiku "Bentar lagi aku berangkat ke Medan, bentar lagi aku pisah sama kamu". Kemas" bentar, gak pake mandi langsung berangkat ke bandara. Jalanan masih sepi banget. Tepat jam 5 subuh, kami nyampe di Bandara Soekarno Hatta. Begitu berat kaki untuk melangkah, tapi Ayahku membutukanku disana, dan aku juga sudah rindu dengan Ayahku. Dan disisi lain, rasanya aku belum puas untuk berada disampingnya, aku ingin tinggal lebih lama disini, di Tangerang. Aku masih ingin ngobrol lebih banyak dengannya, atau sekedar ngedate berdua nonton Skyfall seperti janjinya, hahaha. Iya aku maklum, Semuanya terjadi diluar rencana dan kehendakku. Jadi aku tak perlu marah atau kecewa. Sudah sampai di depan terminal C. Aku bingung, aku gak punya uang untuk bayar airport tax. Aku cengar cengir ngeliat Travel Boy. Aku mau meminjam uangnya, tapi aku malu, aku segan. Tapi kalo aku tidak memberanikan diri, gimana aku mau pulang, ATM aku tak punya, apapun aku tak punya kecuali tas pakaian yang aku bawa. "Mmmm za boleh pinjam 50rb gak? untuk boarding", tanyaku malu >,< . "Oia boleh (sambil nyodorin uang 100rb)", "Entar za ganti pas za udah nyampe di Medan yah", "Iyah santai aja". Dan, inilah saat yang paling menyedihkan buatku. Perpisahan :( . Aku hanya bisa menjabat tangannya, dan berkata "Terima kasih banyak yah, za pulang dulu ya", "Iya sama-sama za, kabari kalo udah sampe Medan". Dan aku melepaskan tangannya, dan mulai berjalan masuk kedalam ruang check in. Selamat tinggal Tangerang, selamat tinggal Travel Boy :( .

No comments:

Post a Comment