Monday, August 5, 2013

Buka Puasa Bersama Juventus Club Indonesia Chapter Binjai





Bulan Ramadhan, emang selalu menjadi ajang silaturahim bagi siapa saja. Kalo udah bulan Ramadhan, mendadak banyak yang ngajak ketemuan, dan makan malam bareng. Beda dengan bulan-bulan lainnya. Kali ini, United Indonesia Chapter Binjai rintisan juga mengadakan acara buka puasa bersama. Kami mengundang United Indonesia Chapter Medan dan Juventus Club Indonesia Chapter Binjai. Namun sayang, kabar buruk kami terima. UI Medan berhalangan hadir :(

Tepatnya pada tanggal 27 Juli 2013, acara buka puasa bersama tersebut kami langsungkan di Pondok Jati Resto Binjai. Disini tidak hanya sekedar buka puasa bersama. Tetapi kami juga membuat acara amal kecil-kecilan. Jadi, setiap orang yang ikut buka puasa bersama, akan dikenakan biaya sebesar Rp.30.000,- . Dengan uang sebesar itu, per kepala akan mendapatkan ta'jil, makanan + soft drink dan ini yang paling penting, santunan untuk anak yatim. Asik kan bersilaturahim sambil beramal :D










Tanpa disangka sangka, yang dateng ke acara ini rame banget. melebihi kuota yang sebelumnya sudah kami tentukan. Alhamdulilah acara buka puasa kali berlangsung meriah. Ditambah lagi dengan kehadiran teman" dari JCI_Binjai yang tidak kalah ramenya, semakin lengkaplah kebahagiaan ini :)


Buka Puasa Bersama United Indonesia Chapter Medan




Pada tanggal 20 Juli 2013, senang sekali rasanya kami United Binjai di undang oleh United Indonesia Chapter Medan untuk berbuka puasa bersama-sama. Undangan tersebut disambut dengan sangat positif oleh kami semua para member United Indonesia Chapter Binjai rintisan. Ya, kapan lagi bisa meet and greet dengan sedulur kami. Karena sebelumnya kami juga belum pernah buat acara bareng dengan UI Medan.

Acara buka puasa bersamanya diadain di The Stage Cafe jalan sei serayu Medan. Sekitar jam 5 teman" ku berangkat dari Binjai menuju ke TKP. Aku sendiri udah stay di Medan karena paginya bekerja disini. Sekitar jam 6 mereka semua sampai di jalan sei serayu dan bersama-sama lah kami datang memasuki cafe tersebut, hahahaha.

Eh ternyata masih sepi. Kirain kita udah telat banget dan anak" UI Medan pasti udah rame banget. Ternyata salah. Malah kita yang mendominasi disana. Gak lama kemudian tibalah waktu berbuka puasa. Solat bareng dan makan bareng. Barulah setelah selesai makan masuk sesi perkenalan dari UI Medan. Mereka memperkenalkan Struktur organisasi UI Medan. Banyak juga divisi divisi nya :|





Karena Leader kami berhalangan datang karena masih bekerja, Tamimi memperkenalkan diri, sekalian mewakilkan kami semua. Kelar sesi perkenalan, dilanjut dengan ngobrol ngalur ngidur. Oia, ada match MU ngelawan siapa kemaren ya, lupa. sekalian nobar. Ada pertandingan Indonesia vs Liverpool juga kemaren :D




Sekitar jam 9 malam, kami semua pamitan untuk balik ke Binjai, dan diakhiri dengan sesi foto" . fotonya kabur -____-" .




Glory Glory Man United!!

Tuesday, July 9, 2013

Charity For Aceh With United Binjai & Komunitas Fotografi Binjai





7 Juli 2013, United Binjai mengadakan penggalangan dana untuk saudara-saudara kita yang berada di Aceh Tengah. Sebelumnya, pada tanggal 2 Juli 2013, terjadi gempa yang berpusat di Bener Meriah, Aceh Tengah. Gempa tersebut berkekuatan 6,2 SR. Tanpa disangka-sangka, setelah melihat kabar berita dari televisi, ternyata gempa tersebut mengakibatkan kerusakan yang sangat parah. Meluluh lantakkan pemukiman warga serta infrastruktur yang ada disana. Selain itu gempa tersebut juga memakan banyak korban. Oleh karena itu, melihat kondisi korban gempa di Bener Meriah, kami United Binjai berinisiatif untuk melakukan penggalangan dana. Diputuskan lah hari Sabtu 7 Juli 2013 acara tersebut akan dilaksanakan.


Jalan hancur pasca gempa

Acara penggalangan dana tersebut juga bekerja sama dengan Komunitas Fotografi Binjai. Kami akan berjalan bersama-sama menyusuri seluk beluk Kota Binjai untuk mencari sumbangan. Jam 5 sore kami semua berkumpul di Lapangan Merdeka Kota Binjai, terlebih dahulu mempersiapkan peralatan penggalangan dana. Kemudia sehabis Maghrib kami semua mulai berjalan mencari sumbangan. Mulai dari sekitaran Lapangan Merdeka yang pada saat itu sangat ramai dikunjungi warga. Dilanjutkan ke beberapa titik yang tidak jauh dari lapangan merdeka. Kemudian kami menyusuri sepanjang jalan Ahmad Yani, yang lebih dikenal dengan sebutan "Pasar Kaget". Disini banyak warung kaki lima berjejer disepanjang jalan Ahmad Yani. Dan disini tempat yang sangat tepat untuk mencari sumbangan. Setelah itu kami mulai berjalan ke arah Jalan Jenderal Sudirman. Sampai pada akhirnya kami kembali lagi ke Lapangan Merdeka. Tanpa terasa waktu sudah menujukkan pukul 10 malam. Walau kaki lelah melangkah, ditemani dengan rintik hujan gerimis, tapi semangat United Binjai dan Komunitas Fotografi Binjai tidak surut sama sekali.





Setelah selesai mencari sumbangan, kami semua berkumpul di tribun untuk menghitung uang sumbangan yang berhasil kami dapatkan. Lumayan banyak. Tidak sia sia perjuangan kami semua. Semoga uang yang terkumpul ini dapat membantu saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah disana. Setelah itu, kami semua di hibur oleh banyolan salah seorang teman kami yang mempunyai bakat ngelawak, Indra Jegel. Kami semua terhibur melihat ulah dan tingkahnya.

Malam semakin larut, kami memutuskan untuk membubarkan diri. Terima kasih teman-teman United Binjai dan Komunitas Fotografi Binjai. Semoga Tuhan membalas segala amal budi baik kita, Amin.



Thursday, May 30, 2013

Pernikahan Adat Batak




Sumatera Utara sangat indentik dengan orang batak. Dan kali ini aku akan sedikit membahas mengenai pernikahan adat suku batak. Garis besar tata cara dan urutan pernikaan adat batak Na Gok adalah sebagai berikut:

1. Mangarisika

Adalah kunjungan utusan pria yang tidak resmi ke tempat wanita dalam rangka penjajakan. Jika pintu terbuka untuk mengadakan peminangan maka pihak orang tua pria memberikan tanda mau (tanda holong dan pihak wanita memberi tanda mata). Jenis barang-barang pemberian untuk pernikahan adat batak dapat berupa kain, cincin emas dan lain-lain.


2. Marhori-hori Dinding / Marhusip

Pembicaraan antara kedua belah pihak yang melamar dan yang dilamar, terbatas dalam hubungan kerabat terdekat dan belum diketahui oleh umum.


3. Marhata Sinamot (Mahar)

Pihak kerabat mempelai pria (dalam jumlah yang terbatas) datang kepada kerabat mempelai wanita untuk melakukan marhata sinamot, membicarakan masalah uang jujur (tuhor/mahar).


4. Pudun Sauta

Pihak kerabat pria tanpa hula-hula mengantarkan wadah sumpit berisi nasi dan lauk pauknya (ternak yang sudah disembelih) yang diterima oleh pihak parboru dan setelah makan bersama dilanjutkan dengan pembagian Jambar Juhut (daging) kepada anggota kerabat, yang terdiri dari:

  • Kerabat marga ibu (hula-hula)
  • Kerabat marga ayah (dongan tubu)
  • Anggota marga menantu (boru)
  • Pengetuai (orang-orang tua) / pariban
  • Diakhir kegiatan Pudun Sauta maka pihak keluarga wanita dan pria bersepakat menentukan waktu Martumpol dan Pamasu-masuon.

5. Martumpol (baca: Martuppol)

Penanda-penanda persetujuan pernikahan adat oleh orang tua kedua belah pihak atas rencana perkawinan anak-anak mereka dihadapan pejabat gereja. Tata cara Partumpolon dilaksanakan oleh pejabat gereja sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tindak lanjut Partumpolon adalah pejabat gereja mewartakan rencana pernikahan dari kedua mempelai melalui warta jemaat, yang di HKBP (Huria Kristen Batak Protestan (gereja untuk kalangan orang batak kristen protestan)) disebut dengan Tingting (baca: tikting). Tingting ini harus dilakukan dua kali hari minggu berturut-turut. Apabila setelah dua kali tingting tidak ada gugatan dari pihak lain baru dapat dilanjutkan dengan pemberkatan nikah (pamasu-masuon).


6. Martonggo Raja atau Maria Raja

Adalah suatu kegiatan pra pernikahan adat yang bersifat seremonial yang mutlak diselenggarakan oleh penyelenggara pernikahan adat yang bertujuan untuk:
  • Mempersiapkan kepentingan pernikahan adat yang bersifat teknis dan non teknis
  • Pemberitahuan pada masyarakat bahwa pada waktu yang telah ditentukan ada pernikahan adat pernikahan dan berkenaan dengan itu agar pihak lain tidak mengadakan pernikahan adat dalam waktu yang bersamaan
  • Memohon izin pada masyarakat sekitar terutama dongan sahuta atau penggunaan fasilitas umum pada pesta yang telah direncanakan.

7. Manjalo Pasu-pasu Paragason (Pemberkatan Pernikahan)

Pengesahan pernikahan adat kedua mempelai menurut tata cara gereja (pemberkatan pernikahan oleh pejabat gereja). Setelah pemberkatan pernikahan selesai maka kedua mempelai sudah sah sebagai suami-istri menurut gereja. Setelah selesai seluruh acara pamasu-masuon, kedua belah pihak yang turut serta dalam acara pamasu-masuon maupun yang tidak pergi menuju tempat kediaman orang tua/kerabat orang tua wanita untuk mengadakan pesta unjuk. Pesta unjuk oleh kerabat pria disebut Pesta Mangalap Parumaen (baca: parmaen).


8. Pesta Unjuk

Suatu acara perayaan yang bersifat sukacita atas pernikahan adat putra dan putri. Ciri pesta sukacita ialah berbagi jambar:
  • Jambar yang dibagi-bagikan untuk kerabat parboru adalah jambar juhut (daging) dan jambar uang  (tuhor ni boru) dibagi menurut peraturan.
  • Jambar yang dibagi-bagikan bagi kerabat paranak adala dengke (baca: dekke) dan ulos yang dibagi menurut peraturan. Pesta Unjuk ini diakhiri dengan membawa pulang pengntin kerumah paranak.

9. Mangihut di Ampang (dialap jual)

Yaitu mempelai wanita dibawa ke tempat mempelai pria dan dielu-elukan kerabat pria dengan mengiringi jual berisi makanan bertutup ulos yng disediakan oleh pihak kerabat pria.


10. Ditaruhon Jual

Jika pesta untuk pernikahan itu dilakukan dirumah mempelai pria, maka mempelai wanita dibolehkan pulang ketempat orang tuanya untuk kemudian diantar lagi oleh para namborunya ketempat namborunya. Dalam hal ini paranak wajib memberikan upa manaru (upah mengantar), sedang dalam dialap jual upa manaru tidak dikenal.


11. Daulat Ni Si Panganon (paranak makan bersama di tempat kediaman si pria)

Setibanya pengantin wanita beserta rombongan dirumah pengantin pria, maka diadakanlah acara makan bersama dengan seluruh undangan yang masih berkenan ikut kerumah pengantin pria. Makanan yang dimakan adalah makanan yang dibawa oleh pihak parboru.


12. Paulak Unea

Setelah satu, tiga, lima atau tujuh hari si wanita tinggal bersama dengan suaminya, maka paranak, minimum pengantin pria bersama istrinya pergi kerumah mertuanya untuk menyatakan terima kasih atas berjalannya acara pernikahan dengan baik, terutama keadaan baik pengantin wanita pada masa gadisnya (acara ini lebih bersifat aspek hukum berkaitan dengan kesucian si wanita sampai ia masuk di dalam pernikahan). Setelah selesai acara paulak unea, paranak kembali ke kampung halamannya/rumahnya dan selanjutnya memulai hidup baru.


13. Manjahea

Setelah beberapa lama pengantin pria dan wanita menjalani hidup berumah tangga (kalau pria tersebut bukan anak bungsu), maka ia akan dipajae, yaitu dipisah rumah (tempat tinggal) dan mata pencaharian.


14. Maningkir Tangga (baca: manikkir tangga)

Beberapa lama setelah pengantin pria dan wanita berumah tangga terutama setelah berdiri sendiri (rumah dan mata pencahariannya telah dipisah dari orang tua si laki-laki) maka datanglah berkunjung parboru kepada paranak dengan maksud maningkir tangga (yang dimaksud dengan tangga disini adalah rumah tangga pengantin baru). Dalam kunjungan kali ini parboru juga membawa makanan (nasi dan lauk pauk, dengke sitio tio dan dengke simundur-mundur). Dengan selesainya kunjungan maningkir tangga ini maka selesailah rangkaian pernikahan adat Na Gok.




Pernikahan Adat Betawi



Dalam suatu adat pernikahan, pastilah memiliki serangkaian tata cara untuk melangsungkannya. Kali ini saya tertarik untuk membahas pernikahan adat betawi. Dan serangkaian acara yang harus dilakukan dalam pernihakan adat betawi adalah sebagai berikut:


1. Ngedelengin

untuk sampai ke jenjang pernikahan, sepasang muda-mudi betawi (sekarang) biasanya melalui tingkat pacaran yang disebut berukan. Masa ini dapat diketahui oleh orang tua kedua belah pihak, tetapi tidak asing kalau orangtua kedua belah pihak tidak mengetahui anaknya sedang pacaran.

Sistem pernikahan pada masyarakat betawi pada dasarnya mengikuti hukum islam, kepada siapa mereka boleh atau dilarang mengadakan hubungan perkawinan. Dalam mencari jodoh, baik pemuda maupun pemudi betawi bebas memilih teman hidup mereka sendiri. karena kesempatan untuk bertemu dengan calon kawan hidup itu tidak terbatas dalam desanya, maka banyak perkawinan pemuda pemudi desa betawi terjadi dengan orang dari desa lain. Namun demikian, persetujuan orangtua kedua belah piak sangat penting, karena orangtualah yang akan membantu terlaksananya pernikahan tersebut.

Biasanya prosedur yang ditempuh sebelum terlaksananya pernikahan adat adalah dengan perkenalan langsung antara pemuda dan pemudi. Bila sudah ada kecocokan, orang tua pemuda lalu melamar ke orangtua si gadis. Masa perkenalan antara pria dan wanita pada budaya betawi zaman dulu tidak berlangsung begitu saja atau terjadi dengan sendirinya. Akan tetapi, diperlukan mak comblang seperti encing atau encang (paman atau bibi) yang akan mengenalkan kedua belah pihak.

Istilah lain yang juga dikenal dalam masa perkenalan sebelum pernikahan dalam adat betawi adalah ngedelengin. dulu, di daerah tertentu ada kebiasaan menggantungkan sepasang ikan bandeng didepan rumah seorang gadis bila si gadis ada yang naksir. Pekerjaan menggantungkan ikan bandeng ini dilakukan oleh mak comblang atas permintaan orangtua si pemuda. Hal ini merupakan awal dari tugas dan pekerjaan ngedelengin.

Ngedelengin bisa dilakukan siapa saja termasuk si jejaka sendiri. Pada sebuah kerjaan atau pesta perkawinan biasanya ada malem mangkat, kerjaan seperti ini melibatkan partisipasi pemuda. Disinilah ajang tempat bertemu dan saling kenalan antara pemuda dan pemudi. Ngedelengin juga bisa dilakukan oleh orangtua walaupun hanya pada tahap awalnya saja.

Setelah menemukan calon yang disukai, kemudian mak comblang mengunjungi rumah si gadis. Setelah melalui obrolan dengan orangtua si gadis, kemudian mak comblang memberikan uang sembe (angpau) kepada si gadis. Kemudian setelah ada kecocokan, sampailah pada penentuan ngelamar. Pada saat itu mak comblang menjadi juru bicara perihal kapan dan apa saja yang akan menjadi bawaan ngelamar.


2. Ngelamar

Bagi orang betawi, ngelamar adalah pernyataan dan permintaan resmi dari pihak keluarga laki-laki (calon tuan mantu) untuk melamar wanita (calon none mantu) kepada pihak keluarga wanita. Ketika itu juga keluarga pihak laki-laki mendapat jawaban persetujuan atau penolakan atas maksud tersebut. Pada saat melamar itu, ditentukan pula persyaratan untuk menikah, diantaranya mempelai wanita harus sudah tamat membaca Al Quran. Yang harus dipersiapkan dalam ngelamar ini adalah:

  1. Sirih lamaran
  2. Pisang raja
  3. Roti tawar
  4. Hadiah pelengkap
  5. Para utusan yang terdiri atas mak comblang, dua pasang wakil orang tua dari calon tuan mantu, terdiri dari sepasang wakil keluarga ibu dan bapak.

3. Bawa Tande Putus

Tanda putus bisa berupa apa saja. Tetapi biasanya pelamar dalam adat betawi memberikan bentuk cincin belah rotan sebagai tanda putus. Tande putus artinya bahwa none calon mantu telah terikat dan tidak lagi dapat diganggu gugat oleh pihak lain walaupun pelaksanaan tande putus dilakukan jauh sebelum pelaksanaan acara akad nikah.

Masyarakat betawi biasanya melaksanakan acara ngelamar pada hari rabu dan acara bawa tande putus dilakukan hari yang sama seminggu sesudahnya. Pada acara ini utusan yang datang menemui keluarga calon none mantu adalah orang-orang dari keluarga yang sudah ditunjuk dan diberi kepercayaan. Pada acara ini dibicarakan:

  1. Apa cingkrem (mahar) yang diminta
  2. Nilai uang yang diperlukan untuk resepsi pernikahan
  3. Apa kekudang yang diminta
  4. Pelangke atau pelangkah kalau ada abang atau empok yang dilangkahi
  5. Berapa lama pesta dilaksanakan
  6. Berapa perangkat pakaian upacara perkawinan yang digunakan calon none mantu pada acara resepsi
  7. Siapa dan berapa banyak undangan

4. Akad Nikah

Sebelum diadakan akad nikah secara adat, terlebih dahulu harus dilakukan rangkaian pra-akad nikah yang terdiri dari:

  1. Masa dipiare, yaitu masa calon none mantu dipelihara oleh tukang piara atau tukang rias. Masa piara ini dimaksudkan untuk mengontrol kegiatan, kesehatan, dan memelihara kecantikan calon none mantu untuk menghadapi hari akad nikah nanti.
  2. Acara mandiin calon pengantin wanita yang dilakukan sehari sebelum akad nikah. Biasanya, sebelum acara siraman dimulai, mempelai wanita dipingit dulu selama sebulan oleh dukun manten atau tukang kembang. Pada masa pingitan itu, mempelai wanita akan dilulur dan berpuasa selama seminggu agar pernikahannya kelak berjalan lancar.
  3. Acara tangas atau acara kum. Acara ini identik dengan mandi uap yang tujuannya untuk membersihkan bekas-bekas atau sisa-sisa lulur yang masih tertinggal. Pada prosesi itu, mempelai wanita duduk diatas bangku yang dibawahnya terdapat air godokan rempah-rempah atau akar pohon betawi. Hal tersebut dilakukan selama 30 menit sampai mempelai wanita mengeluarkn keringat yang memiliki wangi rempah, dan wajahnya pun menjadi lebih cantik dari biasanya.
  4. Acara ngerik atau malem pacar. Dilakukan prosesi potong cantung atau ngerik bulu kalong dengan menggunakan uang logam yang diapit lalu digunting. Selanjutnya melakukan malam pacar, dimana mempelai memerahkan kuku kaki dan kuku tangannya dengan pacar.
Setelah rangkaian tersebut dilaksanakan, masuklah pada pelaksanaan akad nikah. Pada saat ini, calon tuan mantu berangkat menuju rumah calon none mantu dengan membawa rombongannya yang disebut rudat. Pada prosesi akad nikah, mempelai pria dan keluarganya mendatangi kediaman mempelai wanita dengan menggunakan andong atau delman hias. Kedantangan mempelai pria dan keluarganya tersebut ditandai dengan petasan sebagai sambutan atas kedatangan mereka. Barang yang dibawa pada akad nikah tersebut antara lain:

  1. Sirih nanas lamaran
  2. Sirih nanas hiasan
  3. Mas kawin
  4. Miniatur masjid yang berisi uang belanja
  5. Sepasang roti buaya
  6. Sie atau kotak berornamen cina untuk tempat sayur dan telor asin
  7. Jung atau perahu cina yang menggambarkan arungan bahtera rumah tangga
  8. Hadiah pelengkap
  9. Kue penganten
  10. Kekudang, artinya suatu barang atau makanan atau apa saja yang sangat disenangi oleh none calon mantu sejak kecil sampai dewasa.
Pada prosesi ini mempelai pria betawi tidak boleh sembarangan memasuki kediaman mempelai wanita. Maka kedua belah pihak memiliki jagoan-jagoan untuk bertanding, yang dalam upacara adat dinamakan "Buka Palang Pintu". Pada prosesi tersebut, terjadi dialog antara jagoan pria dan jagoan wanita, kemudian ditandai pertandingan silat serta dilantunkan tembang zike atau lantunan ayat-ayat Al Quran. Semua itu merupakan syarat dimana akhirnya mempelai pria diperbolehkan masuk untuk menemui orangtua mempelai wanita.

Pada saat akad nikah, mempelai wanita betawi memakai baju kurung dengan teratai dan selendang sarung songket. Kepala wanita dihias sanggul sawi asing serta kembang goyang sebanyak 5 buah, serta hiasan sepasang burung Hong. Kemudian pada dahi mempelai wanita diberi tanda merah berupa bulan sabit yang menandakan bahwa ia masih gadis saat menikah.

Sementara itu, mempelai pria memakai jas Rebet, kain sarung plakat, hem, jas, serta kopiah, ditambah baju gamis berupa jubah Arab yang dipakai saat resepsi dimulai. Jubah, baju gamis, dan selendang yang memanjang dari kiri ke kanan serta topi model Alpie menjadi tanda haraan agar rumah tangga selalu rukun dan damai.

Setelah upacara pemberian seseraan dan akad nikah, mempelai pria membuka casar yang menutupi wajah pengantin wanita untuk memastikan apakah benar pengantin tersebut adalah dambaan hatinya atau wanita pilihannya. Kemudian mempelai wanita mencium tangan mempelai pria. Selanjutnya, keduanya diperbolehkan duduk bersanding di pelaminan (puade). Pada saat inilah dimulai rangkaian acara yang dikenal dengan acara kebesaran. Adapun upacara tersebut ditandai dengan tarian kembang Jakarta untuk menghibur kedua mempelai, lalu disusul dengan pembacaan doa yang berisi wejangan untuk kedua mempelai dan keluarga kedua belah piak yang tengah berbahagia.


5. Acare Negor

Sehari setelah akad nikah, tuan penganten diperbolekan nginep dirumah none penganten. Meskipun nginep, tuan  penganten tidak diperbolekan untuk kumpul sebagaimana layaknya suami istri. None penganten harus mampu mempertahankan kesuciannya selama mungkin. Bahkan untuk melayani berbicara pun, none penganten harus menjaga gengsi dan jual mahal. Meski begitu, kewajibannya sebagai istri harus dijalankan dengan baik seperti melayani suami untuk makan, minum, dan meyiapkan peralatan mandi.

Untuk menghadapi sikap none penganten tersebut, tuan penganten menggunakan strategi yaitu dengan menggunakan kata-kata yang indah dan juga memberikan uang tegor. Uang tegor ini diberikan tidak secara langsung tetapi diselipkan atau diletakkan dibawah taplak meja atau dibawah tatakan gelas.

6. Pulang Tige Ari

Acara ini berlangsung setelah tuan raje muda bermalam beberapa hari dirumah none penganten. Di antara mereka telah terjalin komunikasi yang harmonis. Sebagai tanda kegembiraan dari orangtua tuan raje mude bahwa anaknya memperoleh seorang gadis yang terpelihara kesuciannya, maka keluarga tuan raje mude akan mengirimkan bahan-bahan pembuatan lekse penganten kepada keluarga none mantu.


Adat Menetap Setelah Menikah

Dalam masyarakat dan kebudayaan betawi, adat tidak menentukan dilingkungan mana pengantin itu harus tinggal menetap. Pengantin baru diberi kebebasan memilih dimana mereka akan menetap. Walaupun pada masyarakat dan kebudayaan betawi berlaku pola menetap yang ambilokal atau utrolokal, tetapi ada kecendrungan pada pola menetap yang matrilokal atau unorilokal dewasa ini.




Wednesday, May 29, 2013

Bersih-bersih Gunung Sinabung dan Lau Kawar



Tahun lalu, tepatnya di bulan April 2012, Backpacker Medan berulang tahun. ini ulang tahun BPM (Backpacker Medan) yang pertama. dan untuk merayakannya, disepakatilah kalau ultah BPM akan dirayakan di Gunung Sinabung. gak cuma sekedar jalan" dan mendaki gunung, disana kami mempunyai sebuah misi, yaitu bersih-bersih gunung sinabung dan lau kawar. sudah menjadi rahasia umum, para pendaki suka membuang sampah sembarangan di gunung. siapa lagi yang mau menjaga dan melestarikan alam ini, kalau bukan kita sendiri.

sore itu, aku berangkat dari rumah menuju ke lapangan sejati, johor medan. disanalah kami berkumpul. sesampainya disana, kami berkumpul terlebih dahulu sambil menunggu peserta yang lain datang. kurang lebih pukul 8 malam, kami semua berangkat ke lau kawar. kurang lebih 2 jam perjalanan, sampailah kami di lau kawar. cuacanya pada saat itu dingiiiiiiiin sekali. sampai" aku menggigil. beberapa saat setelah kami semua turun dari bus, mulailah masing" kelompok yang sudah ditentukan, mendirikan tenda masing". 1 kelompok terdiri dari 5 orang. dan aku berkelompok dengan bang mahendri, bang oki, bang hendrik dan bang ayif. laki laki semua temen 1 kelompok ku -_____-" . setelah tenda didirikan, beberapa orang masih asik ngobrol sambil menikmati malam di lau kawar. sedangkan aku memilih tidur.


teman satu tim ku

keesokan harinya, setelah bangun tidur dan mandi, dimulailah acara ultah BPM. dimulai dengan bermain games. ada beberapa game yang dimainkan. games tersebut menuntut tiap kelompok untuk bisa bekerja sama. seruuuuu sekali. tanpa terasa siang sudah menjelang, kami pun makan siang. dengan lauk seadanya. hahahahaha. tidak ada makanan mewah disini. tapi kebersamaanlah yang dicari disini. setelah itu acara bebas. dan tinggal menanti malam. malam nanti akan dimulai pendakian ke gunung sinabung.


mejeng di Lau Kawar

tanpa terasa malam pun tiba. aku menjadi sedikit galau, antara ikut mendaki atau tidak. dan kuputuskan aku tidak ikut mendaki. tapi seseorang telah berhasil menghasutku. "katanya maren mau naik za, kenapa skrg berubah pikiran, naik sono" . merasa aku telah ingkar janji dengan diri sendiri, maka kuputuskan kembali aku ikut mendaki nanti malam. setelah makan malam, aku putuskan untuk tidur sejenak, mempersiapkan energi untuk mendaki nanti. pukul jam 12 malam aku dibangunkan oleh teman setenda ku. disuruh siap" kalo mau ikut mendaki. aku sudah sangat siap, tinggal pergi saja, hahahahaha. dan tepat jam 1 dini hari, kami mulai pendakian.

katanya, dalam waktu tempuh 5 jam, kami akan sampai di puncak. lumayan lama juga pikirku. awal perjalanan masih terasa santai dan menyenangkan. ditengah kegelapan malam, dan didalam hutan yang lebat seperti ini, aku sangat menikmatinya. namun, kira" 1 jam perjalanan, kepalaku terasa pusing. dan perutku mual. entah karena apa, apa karena aku masuk angin atau kenapa aku juga tidak mengerti. mungkin juga karena pengaruh tekanan udara yang ada disana. berkali-kali kucoba untuk menahan mual itu, tetapi gagal. aku muntahkan semua yang ada didalam perutku. dan ternyata, aaahhhh lega sekali. barulah hilang rasa sakit kepala dan rasa mual ku. aku kembali bersemangat untuk mendaki. semakin keatas, semakin sulit medan yang harus dilalui. tak hanya sekedar jalan menanjak, kami harus memanjat agar bisa melalui medan" yang sangat curam. membutuhkan tenaga yang ekstra, bukan hanya kekuatan pada kaki yang digunakan, tetapi juga tangan. benar" melelahkan. terasa sangat lama puncak untuk dicapai. dan lebih menyedihkan lagi saat kami sudah hampir mencapai puncak, disana terdapat tanjakan yang dinamai Tanjakan Patah Hati. disini terdapat bebatuan cadas, dan sangat curam. kita harus sangat berhati" apabila sedang mendaki di bebatuan cadas tersebut. sekali saja kehilangan keseimbangan, kita bisa terjatuh kebawah, dan entah apa yang akan terjadi. mungkin kepala bisa pecah, patah tulang, hmmmm entahlah.

sudah hampir pagi. intinya kami gagal melihat sunrise dari puncak gunung sinabung :( . karena terlalu banyak orang yg ikut mendaki, dan terlalu sering berhenti, maka perjalanan ke puncak menjadi sangat lama. lebih dari 5 jam. dan akhirnya, tepat jam 8 pagi, kami sampai di puncak. oh bahagiaaaaa nyaaaaaa. ini pertama kalinya aku mendaki gunung sinabung. cuaca pada pagi ini amat sangat cerah. malah panas banget. ahahahahaha. aku seperti berada di negeri diatas awan. hamparan awan terlihat sangat jelas. begitu indahnya.  gak mau menyia-nyiakan moment yang indah ini, langsung saja aku mengabadikan indahnya pemandangan di puncak gunung sinabung :D . puas berfoto", kami semua memilih utk beristirahat. menggunakan alas karung" yang nantinya akan diisi oleh sampah" yg ada di gunung sinabung. dibawah terik matahari, kami semua mencoba tidur.



speechless...

Kawah Gordon

beberapa jam kemudian, dimulailah bersih" sinabung. kami semua memunguti setiap sampah yang ada disana. ternyata setelah dikumpulkan banyak juga hasilnya, sampai berkarung". rada jengkel sama orang" yang suka buang sampah di gunung. sambil mengutip sampah, jam 1 siang kami putuskan untuk turun gunung. sambil turun kami tetap mengutip sampah" yang ada disepanjang jalan. bener" banyak sampahnya -____-" . ternyata kami sudah ditunggu" sama teman" yang gak ikut mendaki. ga terasa udah mau sore aja. dan busnya sudah datang menjemput kami. sesampainya di lau kawar, aku bergegas mandi dan makan. lalu packing barang"ku. bahkan tendanya aja udah di bongkar waktu aku sudah sampai di lau kawar ahahahaha. kira" jam 5 sore, kami semua pun meninggalkan lau kawar, dan kenangan" indah selama berada disana :) .